Kamis, 13 April 2023
Kis.3:11-26;Luk.24:35-48
Oktaf Paskah
“Damai sejahtera bagi kamu”
(Luk.24:36)
Yesus berulang kali menampakankan diri, agar menghapus keraguan hati para murid, dan mempertegas kenyataan kubur kosong, bahwa Ia sungguh telah bangkit. Yesus mengisi perjumpaan baru itu, dengan berkat paskah bagi para murid-Nya yakni “damai sejahtera”.
Damai sejahtera atau syalom aleikum dari kata Ibrani atau assalamualikum dari kata Arab atau santy dari ucapan orang Bali, adalah ucapan berkat dan harapan terbaik bagi orang yang dijumpai. Yesus berharap agar para murid tenang kembali, melepas rasa kecewa, kehilangan, dan kekuatiran. Dama sejahtera paskah, menghibur para murid, sehingga mereka kembali tentram, bersukacita dan bersemangat, agar terus melangka dengan gagah berani mewartakan Nama Tuhan yang bangkit.
Semua orang menginginkan hidup damai, nyaman, hangat, rukun dan berasaudara. Sebagaimana harapan Yesus bagi kita. Tidak ada perang, tidak ada permusuhan, tidak ada kebencian. Itulah harapan terbaik. Namun nyatanya, banyak hati picik dan egois, yang melihat kehidupan ibarat sebuah pertarungan. Penuh persaingan dan permusuhan.
Maka di tengah situasi kehidupan yang demikian, Tuhan kini memakai tangan dan kaki kita, memakai hati dan mulut kita, untuk menghadirkan sukacita dan damai sejahtera dalam hidup bersama kita. Maka jagalah lidah dan ucapan kita agar senantiasa mengalirkan kasih dan damai, bukan amarah, kebencian, mendiskreditkan, melukai, dan mengecewakan siapapun.
Bunda Theresa katakan, “Damai dimulai dari senyuman”. Senyum tulus yang mengalirkan damai dan kegembiraan. Dengannya, kita boleh saling meneguhkan, saling membesarkan hati, dan saling memberi pengharapan yang menyembuhkan.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD. Wens Herin
“Tuhan memakai mulut dan hati kita untuk menghadirkan suka cita” Amin… trimakasih.