Aksinews.id/Lewoleba – Pengalaman buruk adanya praktek pelayanan jasa Lembaga Keuangan di daerah yang buruk mendorong Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS) menggelara seminar sehari bertajuk: Peran dan Tanggung Jawab Industri Jasa Keuangan dalam Mengedukasi Masyarakat Mengenai Literasi dan Inklusi Keuangan.
Seminar yang digelar di aula Hotel Annisah, Lewoleba, Lembata, Kamis (17/11/2022), menghadirkan dua orang narasumber, yakni Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Lembata, Longginus Lega, SE dan staf BRI Lembata, Agung yang tampil menggantikan Donna Bella P. Rissi, manager bidang edukasi dan perlindungan konsumen Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Direktur YKS, Mansetus K. Balawala, SH menjelaskan, awalnya pihak OJK NTT sudah memastikan untuk hadir sendiri menyampaikan materinya. Akan tetapi, petugas yang akan menyampaikan materi menderita sakit. Sehingga didelegasikan kepada BRI Lembata untuk membawakan materi tentang ‘Peran Industri Jasa Keuangan dalam Mengedukasi Masyarakat terkait Literasi dan Inklusi Keuangan untuk Percepatan Akses terhadap Produk dan Jasa Keuangan’.
Sedangkan, materi “Peran Pemerintah Daerah selaku regulator dalam pengawasan dan pembinaan terhadap lembaga keuangan disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Koperindag, Bapak Longginus Lega,” ungkap Mansetus Balawala.
Dalam sambutannya, Mansetus Balawala mengisahkan pengalamanburuk yang dialami masyarakat Kabupaten Flores Timur maupun Kabupaten Lembata berkaitan dengan lembaga keuangan beberapa waktu silam. Ini berkaitan dengan Lembaga Mitra Tiara. “Banyak orang yang menyimpan uangnya disana, dan ketika Mitra Tiara kolaps, semua uang nasabah pun hilang. Orang tergiur dengan bunga yang tinggi tanpa memperhitungkan resikonya,” jelasnya, sembari menyebut sejumlah Lembaga Keuangan yang bermasalah dan merugikan masyarakat, termasuk melalui media online.
“Saya piker, kegiatan hari ini menjadi penting, bagaimana kita memahami produk dan jasa keuangan, dan bagaimana kita bisa mengakses produk dan jasa keuangan itu sesuai dengan kebutuhan kita,” ungkapnya.
Selain itu, dia juga mengingatkan bahwa legalitas sebuah kembaga keuangan belum tentu menjadi jaminan lembaga itu akan eksis. “Kita harus tahu secara baik lembaga keuangan itu manajemennya didalam seperti apa, sebelum kita mengakses atau berinvestasi di lembaga keuangan tersebut,” ujarnya, mengingatkan.
Sementara Penjabat Bupati Lembata, Drs. Marsianus Jawa, MSi dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten III Setda Lembata, Yohanes Brecmans Dai Wutun, memaparkan bahwa inklusi keuangan adalah kondisi ketika semua masyarakat memahami lembaga perbankan secara menyeluruh mulai dari lembaga keuangan resmi, penjamin simpanan, sampai pada penyedia kredit offline maupun online. “Termasuk juga bagaimana masyarakat memahami kaidah transaksi keuangan, sehingga terhindar dari penipuan,” tandasnya.
Untuk itu, sambung Penjabat Bupati Lembata, literasi keuangan menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap orang. “Seseorang literasi keuangan yang baik, akan mampu melihat uang dari sudut pandang yang berbeda dan memiliki kendali atas kondisi keuangannya. Orang akan tahu dengan apa yang harus dilakukan dengan uang yang sedang dimiliki, akan dimiliki, dan tahu bagaimana cara memanfaatkan uangnya untuk meningkatkan pendapatannya,” ujarnya.
Marsianus Jawa mengingatkan bahwa konsep dasar literasi tidak hanya pada pengetahuan, keterampilan dan keyakinan semata. “Tetapi juga pada aspek sikap dan perilaku yang erat kaitannya dengan inklusi keuangan. Sehingga perlu adanya keselarasan dan kesinambungan antara keduanya. Ada akses masyarakat ke sektor jasa keuangan dapat dilakukan secara optimal,” tandasnya.
Menurut Penjabat Bupati Lembata, seminar yang digelar YKS sangat penting dan strategis. “Tidak saja untuk meningkatkan literasi keuangan atau pemahaman masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan. Tetapi juga untuk meningkatkan inklusi keuangan atau kemantapan produk dan layanan keuangan oleh masyarakat itu sendiri,” ujarnya.
Dia mengharapkan agar seminar itu menjadi awal yang baik, dalam meningkatkan pemahaman masyarakat dalam hal layanan keuangan. “Karena itu, saya berharap agar industri jasa keuangan secara terus menerus melakukan edukasi agar masyarakat benar-benar memahami literasi dan inklusi keuangan,” ujarnya, menekankan.
Penjabat Bupati Marsianus Jawa juga menekankan bahwa industri jasa keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. “Selain itu, tuntutan masyarakat juga begitu besarnya agar industri jasa keuangan dapat berfungsi dengan baik dalam meningkatkan dan memeratakan tingkat kesejahteraan masyarakat luas,” ungkapnya.
Sebelum menutup sambutannya, Marsianus Jawa mengajak agar semua peserta seminar memiliki kesungguhan mengikuti seluruh proses dan dinamika seminar. “Sehingga memiliki pengetahuan tentang ragam produk dan jasa keuangan, serta terampil dalam mengelola keuangan dengan bijak,” tandasnya.
Seminar ini diikuti peserta utama dari kalangan komunitas buruh migran dan pemerintah desa dampingan YKS di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur. Juga, melibatkan komunitas lokal di Kota Lewoleba, sejumlah koperasi dan pihak bank.(AN-01)