Rabu, 14 September 2022
Bil.21:4-9 ; Fil.2:6-11 ; Yoh.3:1-7
Pesta Salib Suci
“Seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga anak manusia harus ditinggikan”
(Yoh.3:14)
Orang lain tidak menemukan makna apapun pada salib. Selain melihat kehinaan di sana. Tetapi kita telah melihat cinta dan keselamatan terpancar di salib. Pada kayu salib, kita manyaksikan curahan cinta Tuhan yang begitu besar dan menakjubkan bagi kita. Ia rela ditinggikan di salib dalam derita, agar dari dari bilur-bilur deritaNya, Ia menyembuhkan jiwa-jiwa kita yang terluka akibat dosa.
St. Yohanes dari Salib mengajak kita, “Cintailah salib. Peluklah erat-erat. Salib adalah hartaNya, sukacitaNya, kemuliaanNya, terangNya, jantung hatiNya. Tuhan mengalami salib, menderita sebagai hamba. Di sana ia mati dan hidup dan dari sana kita memperoleh hidup”.
Setiap kali mata melihat salib, kita menemukan dua hal, pertama, kita melihat sisi kelam hidup kita karena dosa, melihat ketidaksetiaan kita pada Allah seperti orang Israel di padang gurun. Tetapi yang kedua, pada salib yang sama, kita justru melihat bahwa Allah tidak menghakimi dan menghukum kita, melainkan mencintai kita dan menebus kita dengan darah kudus Putra TunggalNya.
Kita bangga memiliki salib. Yang kita terima dan imani sejak dibabtis. Pada salib kita menemukan banyak pelajaran iman; selain tentang penderitaaan keji. Tetapi terlebih tentang cinta dan pengorbanan tanpa syarat. Tentang kesetiaan menjalani tanggungjawab sampai akhir. Tanpa putus asa. Tentang kepercayaan yang diemban dalam diam, meski menerima banyak hujatan, celaan dan tamparan. Tentang harapan semesta yang tak boleh pupus, karena dibalik derita salib, ada kemulian kebangkitan.
Tuhan sudah berkorban di salib. Karenanya, Ia telah mengubah salib jadi tanda cinta. Jadi Sumber berkat dan keselamatan bagi kita. Maka mari kita bernazar, cukup Tuhan yang disalib untuk kita. Janganlah kita saling menyalibkan, demi kepentingan apapun. Selamat pesta Salib Suci.
Tuhan memberkati. SALVE.***
RD. Wens Herin
“Jangan saling menyalibkan” Amin… trimakasih tuan renungannya.