Aksinews.id/Lewoleba – United States Aid (Usaid) melalui NGO Momentum terus mendukung penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat ini, Usaid Momentum mulai menyelenggarakan berbagai program dan kegiatan di 22 kabupaten/kota, termasuk Kabupaten Lembata.
Informasi ini mengemuka dalam pembukaan Lokakarya Orientasi Sistem Informasi Maternal Neonatal (Simatneo) di aula Hotel Palem Indah, Lewoleba, Kabupaten Lembata, Jumat (22/4/2022).
Senior Manajer Program Usaid Momentum Klaster Flores, dr. Henyo Kerong melalui Koordinator Kabupaten Lembata, Fortunatus Nestor Tukan menyampaikan, lokakarya ini merupakan bagian integral dari upaya meningkatkan kualitas data pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Tujuannya untuk menghasilkan profil data yang lengkap, akurat dan terpercaya. Dengan demikian, akan memudahkan pengambilan keputusan yang benar-benar efektif dan efisien pada level ‘decision maker’.
“Target kita ada penurunan AKI dan AKB masing-masing sebesar 30 persen dalam dua tahun ke depan,” tutur Nestor.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Drs. Bala Warat Gabriel, MM dalam sambutannya ketika membuka kegiatan, memberi aksentuasi pada komitmen dan konsistensi.
“Untuk bisa memiliki masa depan, kita tidak boleh berhenti belajar. Dan, untuk itu, kita harus percaya bahwa kita bisa. Mulailah dengan komitmen dan konsistensi. You can if you think you can,” kata Bala Warat memulai sambutannya.
Dia mengatakan itu agar para peserta yang dilatih punya komitmen, dan konsisten menjalankan tugasnya.
“Jangan sampai setelah pelatihan, tidak ditindaklanjuti. Lalu kita harus latih ulang lagi karena semua pada lupa,” pejabat yang berperangai halus dan sopan itu.
Bala Warat juga menyampaikan banyak terima kasih kepada Usaid Momentum yang telah mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Lembata.
Ditemui di sela-sela kegiatan, penanggung jawab program Kesehatan Ibu dan Anak, Maria R.D. Fernandez menyatakan rasa gembiranya atas kegiatan tersebut.
Fernandez mengatakan, kegiatan ini sangat penting karena AKI dan AKB di Lembata masih cukup tinggi.
“Tahun lalu (2021, red), AKI kita 154 per 100 ribu kelahiran hidup. Sedangkan AKB kita 11 per 1000 kelahiran hidup. Target kita sama, harus ada penurunan 30 persennya dalam dua tahun ke depan,” tegas Fernandez.
Pantauan media ini, sesi praktikum yang dipandu langsung oleh Fasilitator dari RSUD TC Hillers Maumere, Maria Margaretha Bogar, S. Kep, Ns, M. Kep itu berlangsung hangat.
Para peserta dari RSUD Lewoleba, RSU St. Damian, RS Bukit Lewoleba, dan para bidan koordinator se-Kabupaten Lembata sangat antusias mempelajari aplikasi yang diluncurkan Kementerian Kesehatan RI itu.
Tampak hadir pula pada kesempatan ini, Direktur RSUD Lewoleba, drg. Yoseph F. Paun dan Direktris RSU Damian, Sr. dr. Felicitas Budiawati.(DK)