Aksinews.id/Waiwerang – Kepala SMU Negeri 1 (SMUNSA) Adonara Timur, Markus Kopong Sangan, S.Pd mengatakan tata tertib sekolah dibuat tidak untuk mengintimidasi peserta didik tetapi untuk pembentukan karakter peserta didik agar mampu bertahan dan adaptif di lingkungan manapun entah saat masih di bangku sekolah, di perguruan tinggi ataupun nanti di dunia kerja.
Tata tertib juga dibuat untuk menciptakan dan membentuk iklim sekolah yang ramah bagi komunitas pendidikan, sebagai bagian dari jati diri sekolah,representasi kultur sekolah sebagai lembaga pendidikan yang punya tanggung jawab terhadap pembentukan karakter.
Hal itu dikatakan saat tatap muka bersama antara pimpinan sekolah,komite sekolah dan orang tua siswa kelas XI bertempat di aula pertemuan sekolah, Waiwerang, Adonara Timur, Kamis, 22 Agustus 2024.
Pertemuan tatap muka tersebut dalam rangka sosialisasi tata tertib peserta didik SMU Negeri 1 Adonara Timur Tahun Pelajaran 2024/2025. Sebelumnya, sosialisasi tata tertib sudah disampaikan kepada siswa kelas Xl pada masa orientasi sekolah .
Sosialiasi tata tertib tersebut dimaksudkan untuk mengenalkan kultur sekolah yang ditopang oleh sejumlah tata laksana ketertiban yang pada waktunya akan menjadi norma ketika semua pihak di komunitas sekolah menaatinya dan menegakannnya.
Sosialisasi ini selain untuk diketahui orang tua atau wali peserta didik juga dimaksudkan supaya terbentuk kerja sama untuk pendampingan secara kolektif, pengawalan secara bersama komponen pendidik, dan orang tua atau wali siswa.
“Kami pandang tatib (tata tertib) ini perlu diketahui orang tua siswa untuk pengawalan bersama upaya upaya pembentukan karakter siswa,” kata Kopong Sanga.
Dia menegaskan di komunitas manapun termasuk di SMA Negeri 1 Adonara Timur ada aturan yang dibuat dan ditegakan untuk menciptakan ketertiban, kenyamanan, iklim yang kondusif untuk menjamin penyelenggaraan pendidikan baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah yang bersinggungan.
“Tata tertib di sekolah ini cukup ketat. Kami ingin peserta didik di sini punya karakter kuat, punya disiplin dan terbentuk di sini salah satunya dengan menegakan aturan,” imbuhnya.
Dia menggambarkan sekolahnya mengkhawatirkan adanya perkelahian atau tawuran yang melibatkan peserta didik baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah yang berdampak ketidaknyamanan.
Karena itu, tata tertib sekolah ini juga mengatur mengenai larangan perkelahian atau tawuran yang melibatkan peserta didik.
Selain itu, tatib juga mengatur mengenai masuk sekolah, pulang sekolah, tidak masuk sekolah karena alasan tertentu, pakaian seragam sekolah, kebersihan sekolah, larangan merokok, larangan minumab keras (miras), larangan membawa atau mengonsumsi narkotika dan obat terlarang lainnya (narkoba) , judi, perbuatan asusila, larangan penggunaan Handphone untuk konten pornografi, larangan membawa senjata tajam untuk niat jahat, larangan melakukan bullying atau perundungan ,dan lain lain
Dia berharap, tata tertib ini menjadi panduan bagi tidak saja pihak sekolah tetapi juga orang tua atau wali siswa untuk ikut memantau, mendampingi dan mengawal tegaknya aturan yang berdampak pada pembentukan karakter siswa yang kuat .
“Kami tidak ingin ada siswa berhenti atau putus sebelum menyelesaikan pendidikan di sini. Tapi tata tertib yang dibuat cukup ketat ini punya konsekwensi penindakan bila melanggar dan tidak sesuai dengan kultur sekolah. Siswa wajib adaptasi dengan kultur sekolah ini,” tegasnya.
Menurutnya, tata tertib ini adaptif dan terbuka mendapat masukan dari para orang tua untuk penyempurnaan.
Tata tertib ini menurutnya dibuat untuk memerdekakan peserta didik dalam iklim dan suasana pembelajaran yang kondusif.
“Mereka (siswa) datang ke sekolah dengan senang hati, tidak merasa terintimidasi okeh aturan yang cukup ketat ini,” pungkasnya. (Kornel AT)