Jumad, 20 Oktober 2023
Rm.4:1-8 ; Luk. 12:1-7
Pekan Biasa XVIII
“Takutilah Dia yang setelah membunuh tubuh, mempunyai kuasa melemparkan orang ke dalam neraka”
(Luk.12:5)
Orang beriman, mesti lebih takut kepada Allah, bukan kepada manusia, tandas Yesus. Rasa takut yang kudus, sebagai ungkapan sikap mulia seorang beriman. Tanda homat dan sembah bakti. Ruang pasrah, berserah diri dan setia mengikuti jalan serta kehendak Allah. Karena percaya, hanya Allah yang berkuasa atas hidup manusia.
Manusia bisa shock berkuasa. Sesuka hati menindas dan memeras. Berlaku tak adil, merampas hak yang lemah, melukai jiwa-jiwa yang tersisih, bahkan membunuh tubuh, karena uang dan kuasa. Tetapi Ia tak bisa membunuh jiwa. Takutlah kepada Allah yang berkuasa melemparkan jiwa ke dalam neraka. Hanya Allah yang berkuasa meyelamatkan jiwa atau menghukumnya dalam api kekal.
Maka tanam dan miliki rasa takut yang kudus kepada Allah. Agar kita setia mengasihi Allah. Tak menyimpang dari jalan-jalanNya. Setia jalani perintahnya dan tulus jauhi larangannya. Tetap rendah hati agar tahu juga beryukur atas berkat dan nikmat yang tercurah setiap hari.
Takut yang positip akan melahirkan sikap hormat dan patuh. Tetapi jika berlebihan di dera rasa takut, akan membunuh kebebasan. Meruntuhkan keyakinan diri. Mengerdilkan kreatifitas. Mematikan harapan dan impian. Serta mengusik damai dan ketenangan batin. Rasa takut insani perlahan-lahan akan memenjara kebebasan jiwa.
Tak heran, orang bisa jadi munafik, rela diperbudak, bahkan tak malu jadi penjilat. Karena takut salah, takut dipersalahkan, takut kehilangan kepercayaan dan jabatan, takut didepak.
Ingat, burung pipit saja dipelihara oleh Allah, apalagi kita? Kita lebih berharga di mata Allah. Maka janganlah takut. Sebab “jika Anda berhamba pada ketakutan, Anda akan memperpanjang barisan perbudakan”, Wiji Tukul,
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin