Larantuka, kota tua tepi pantai, merupakan salah satu kota yang dijuluki Vatikannya Indonesia. Mayoritas penduduknya beragama Katolik menjadikan kota tersebut memiliki icon wisata religi yang unik. Yakni, Semana Santa. Meskipun bagian dari paraliturgi Gereja Katolik, kota tersebut pernah menjadi ‘sister city’ (kota kembar) dengan Lisabon, Portugal, pada masa pemerintahan Bupati Yoseph Lagadoni Herin.
Berdiri di bawah kaki gunung Ile Mandiri, Larantuka memiliki pesona alam yang tidak bisa dipandang sekejap mata. Keindahan lautnya yang mempesona, menjadikan Larantuka punya sederet kisah yang tidak bisa diceritakan dengan kata-kata.
Setelah tiga tahun tidak dilaksanakan Semana Santa, kini Gereja Katolik Keuskupan Larantuka resmi membuka kembali perayaan berahmat tersebut. Kegiatan liturgia Gereja Katolik itu pun langsung mendapat respon yang luar biasa dari umat Katolik di seluruh Indonesia.
Guna menjaga keamanan menjelang perayaan Paskah yang dibarengi dengan paraliturgi Semana Santa tersebut, Kapolres Flores Timur beserta jajaran akan melakukan berbagai tindakan preventif guna merespon peristiwa akbar tahun ini. Apalagi, setelah perayaan Semana Santa akan dilanjutkan dengan Lebaran dan Hari Raya Nyepi.
Kapolres Flores Timur, AKBP I Gede Ngurah Joni Mahardika mengajak masyarakat Flores Timur untuk menjaga ketertiban dan selalu aktif mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang memicu konflik keluarga, antar kampung dan sebagainya.
Ya, “Saya mengajak masyarakat Flores Timur untuk menjaga ketertiban dan aktif mengingatkan masyarakatnya untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan, aktivitas, yang berlebihan hingga memicu aksi konflik keluarga, antar kampung dan sebagainya,” katanya kepada media, Senin, 6 Maret 2023.
Ia berharap masyarakat selalu berpartisipasi secara aktif menjaga wilayahnya. “Kami dari Polres Flores Timur untuk mengaktifkan patroli Lampu Biru. Itu tujuannya untuk mencegah agar tidak terjadi gesekan di tengah masyarakat,” bebernya.
Selain itu, pihaknya juga mengajak para pemakai jalan agar selalu tertib berlalulintas. “Tidak menggunakan knalpot brong sehingga mengganggu aktivitas ibadah warga. Semoga Semana Santa berjalan lancar, aman dan lancar. Apalagi berdekatan dengan Hari Lebaran, Idul Fitri dan hari raya Nyepi. Toleransi antar umat beragama perlu dijaga agar selalu berjalan baik,” paparnya. (Yurgo Purab)