Sabtu, 24 September 2022
Pkh.11:9-12:8 ; Luk.9:43b-45
Pekan Biasa XXV
“Anak manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia”
(Luk.9:44)
Orang banyak juga para murid, heran dan takjub, mendegar Yesus. Muncul harapan besar, agar di tangan Yesus, hadir kembali kejayaan bagi bangsa Yahudi.
Namun Yesus tak mau murid-murid jatuh dalam persepsi dan harapan yang keliru. Maka Yesus dengan terus terang menyatakan “Anak manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia”. Bahwa Tubuh yang kudus akan diserahkan ke tangan manusia durjana, bukan sebagai terhukum melainkan supaya terlaksana misi penebusanNya. Ia akan menderita, wafat dan bangkit, demi membebaskan manusia dari belenggu dosa.
Para murid tentu tak akan sudi jika gurunya ditimpa derita sedasyat itu. Kenyataan yang berbanding terbalik dengan ekspektasi mereka. Namun, luar biasa pengorbanan Yesus. Biasanya, orang menghindari penderitaan, namun Yesus dengan tahu dan mau mendekapnya, hanya karena Ia mencintai kita.
Yesus menunjukkan filosofi menjadi orang yang diharapkan, harus rela mengambil resiko demi kebaikan orang banyak. Pilihan yang sulit tapi elegan, lebih baik mengorbankan diri, untuk menghadirkan kebaikan, kesejahteraan, dan sukacita bagi banyak orang, dari pada mengorbankan orang lain, demi kenyamanan dan kesenangan diri, demi menyelamatkan diri.
Kita tentu selalu berharap, orang-orang yang kita andalkan, boleh menjawab mimpi-mimpi kita. Meski terkadang, serasa “jauh panggang dari api”. Kenyataan tak sejalan harapan.
Mari kita mulai dari kita. Jalani tugas dan peran kita dengan penuh tanggungjawab, apapun resikonya. Tak perlu mencari gampang, atau sekedar menyenagkan hati. Yang setia mendekap duri, akan mengerti apa artinya sakit dan pengorbanan demi kebaikan banyak orang.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD. Wens Herin