Catatan Maksimus Masan Kian
Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur
Gala Siswa PGRI CUP Tahun 2022 pada tiga zona, Flores Timur Daratan, Adonara, Solor telah usai Sabtu (7/5/22). Keluar sebagai pemenang di zona Flores Timur Daratan secara berurutan 1-3, SMPN 1 Larantuka, SMPN 1 Wulanggitang dan SMP Katolik Sanctissima Hokeng.
Zona Adonara, SMPN 2 Adonara Timur, Witihama, MTS Negeri 1 Flores Timur, Lamahala, dan SMP Katolik 1912 Watoone, Witihama. Sementara Zona Solor, 1-2 SMP Negeri Satu Atap Nusadani dan SMP Negeri 3 Solor Barat.
Selanjutnya, delapan tim ini akan berlaga di tingkat Kabupaten mulai tanggal 10-16 Mei 2022 di Lapangan Gawerato, Desa Wailolong, Kecamatan Ile Mandiri. Mereka akan beradu ketangkasan memainkan bola bundar, memperebutkan Juara 1, 2 dan 3 tingkat Kabupaten Flores Timur.
Ruang kompetisi sehat ini dibuka, berangkat dari keberanian mengeksekusikan ide. Selama ini, banyak ide yang lahir. Ada ragam gagasan yang terucap. Ada sejumlah pemikiran dan konsep yang dimunculkan. Namun, tidak banyak yang berani mengeksekusikan ide.
Sedikit saja, gagasan dan konsep dapat dieksekusikan dalam bentuk program kongkrit karena beda orentasi dan target-target. Jika arah targetnya untuk meraih profit semata, gagasan akan tetap menjadi gagasan. Jika dana menjadi paling depan dan utama. Maka saat tidak ada dana, gagasan tetap menjadi gagasan. Semangat bukan jadi modal menggerakan ide. Sebaliknya, jika semangat mengabdi ada, kemauan melayani dan kerja-kerja sukarela yang diutamakan, ide bisa direalisasikan.
Saya melihat Tim Panitia Gala Siswa pada kategori semangat menjadi modal utama dan memegang peran terpenting dan strategis dalam menyukseskan Gala Siswa PGRI Cup 2022.
Setelah ada keberanian mengekseskusi ide, kita butuh orang-orang yang memiliki potensi. Ada banyak daerah maju di berbagai bidang karena pemimpinnya pintar memanfaatkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di daerah tersebut. Sebuah daerah, tidak bisa mengandalkan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, DPRD, Kepala Dinas, Kepala Bidang, dan sejumlah Kepala Seksi semata. Butuh kepekaan dari pemimpin untuk tidak sekedar menjadi pemimpi tetapi mampu melihat potensi, menjaringnya lalu diberi kepercayaan untuk secara bersama-sama mengeksekusi sebuah program. Dalam artian, sebuah program tidak menjadi program pemerintah semata, tetapi menjadi program bersama. Hasilnya akan mencengangkan. Tidak percaya? Silahkan dicoba!
Pastikan, sebuah program yang dibuka dapat menjadi medan belajar bagi generasi muda. Mengapa mereka membutuhkan ruang belajar? Ya… mereka adalah generasi penerus bangsa dan daerah ini. Jika ruang belajar semakin banyak, proses tumbuh kembang mereka semakin baik. Jika mereka bertumbuh dan berkembang dengan baik, SDM yang masa yang akan datang tentu bermutu. Dan, SDM bermutu itu jika dikelola dengan maksimal akan melahirkan perubahan kemajuan di daerah.
Gala Siswa PGRI Cup 2022 telah menjadi medan belajar yang mengajak siswa keluar dari kelas klasik yang sempit itu. Mereka butuh kemerdekaan untuk belajar dan berekspresi menuangkan bakat, minat dan potensinya untuk meraih prestasi. Lapangan bola kaki sepanjang rangkaian Gala Siswa PGRI Cup 2022 telah menciptakan keceriaan di wajah anak-anak. Demikian pula di pinggir lapangan. Guru-guru nampak sumringah menyaksikan permainan anak-anak didik mereka. Ruang terjemahaan teori Penjas, pembentukan karakter yang terbatas di sekolah telah dijembatani melalui ajang olahraga.
Saya bahkan berimajinasi begini. Jika orang tua terkadang “pusing” mengatasi kenakalan anak, guru “pening” menangani anak bermasalah pada kemampuan akademik, di situ ajang olahraga sebagai solusinya. Tidak hanya ditempah keterampilan, Gala Siswa PGRI Cup 2022 telah membentuk karakter mereka untuk jujur, kompak, bertangungjawab, toleran, saling menghormati, solidaritas dan persaudaaraan, juga mental untuk berani tampil. Soal menang kalah, itu sudah jadi hal lumrah dari sebuah kompetisi. Bukan yang diutamakan. Piala-piala yang disiapkan itupun sekedar simbol yang diharapkan menjadi pendongkrak semangat agar terus meraih prestasi.
Imajinasi saya berlanjut, anak-anak bahkan bisa menemukan cintanya secara sehat di lapangan. Seorang Cewek, tergakum-kagum bukan pada rayuan gombal tengah malam pada kolom chat WhatsApp seorang cowok, tetapi tertarik pada kelincahan kaki teman cowoknya, di tengah lapangan saat memainkan bola bundar. Jika percintaan tumbuh mulai dari lapangan bola kaki, bakalan generasi mereka nanti hebat bermain bola kaki. He… he… he…
Sejauh ini, PGRI Flores Timur belum mendapat kesan negatif dari seluruh rangkaian Gala Siswa PGRI Cup 2022. Berbagai pihak menaruh apresiasi dan rasa bangga atas terobosan membuka ajang olahraga ini. Saya kembali tantang Geril Hayon, Sekretaris Bidang Seni, Olahraga dan Budaya PGRI Flores Timur, dan kawan-kawan, apakah masih sanggup untuk melanjutkan ajang ini di tahun depan dan selanjutnya di Flores Timur? Sambil melompat baru mereka menjawab, “Sangat bisa Pak Ketua!”
Okey! Kita lanjutkan…
Siap Pa Ketua. Jangankan hanya untuk SMP. Untuk SD dan SMA/K pun kami siap!
Okey… Eksekusi! ***