Aksinews.id/Loang – Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAN 1 Nagawutung menggelar rekoleksi bagi siswa siswi Katolik dan pembinaan iman bagi yang beragama Islam. Ini merupakan program seksi kerohanian OSIS yang biasa dilaksanakan jelang hari besar keagamaan.
Sehingga menjelang Paskah, Senin, 11 April 2022, seksi kerohanian OSIS SMAN 1 Nagawutung mengadakan rekolensi bagi siswa siswi Katolik di aula SMAN 1 Nagawutung. Rekoleksi ini menghadirkan Romo Yovan Koten dan Romo Blasius Keban.
Mengawali rekoleksi, Romo Yovan Konten, mengajak siswa siswi SMAN 1 Nagawutung untuk bersama-sama menyanyikan lagu ‘Hidup Ini Hanya Sementara’. “Apakah hidupmu sudah menjadi berkat bagi sesama?” ungkap Romo Yovan Koten mengawali rekoleksi.
Seluruh siswa diajak kembali merenungi diri sendiri tentang perjalanan hidup mereka sejauh ini. Suatu pergulatan batin yang menyentuh ruang hati siswa siswi. Mereka diajak mengingat kembali perjuangan seorang ibu, yang berjuang melahirkan, mendidik dan membesarkan anak-anak mereka. “Antara hidup dan mati, itulah perjuangan seorang ibu,” ucapnya.
Romo Yovan mengajak para siswa Katolik untuk melakukan sesuatu yang bisa membanggakan diri sendiri dan orang tua. Caranya, dengan belajar dan belajar, persiapkan diri secara baik. “Persiapan diri secara baik untuk menghadapi tantangan global,” tandasnya, mengingatkan.
Romo Blasius Keban dalam pemaparannya mengatakan bahwa Ekaristi menjadi tanda keselamatan bagi setiap pengikut Yesus. “Ekaristi menjadi pusat kekuatan orang Kristen,” ujarnya.
Oleh karena itu, Romo mengajak siswa siswi senantiasa mengikuti perayaan Ekaristi terutama memasuki Tri Hari Suci dan berpuncak pada Paskah. “Dengan mengikuti perayaan Ekaristi, kita menimbah kekuatan baru. Dengan adanya kekuatan baru tersebut, kita mampu menjalani kehidupan ini dengan hati yang terbuka,” tandasnya.
Di tempat berbeda pada saat bersamaan, seksi kerohanian Islam bersama guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SMAN 1 Nagawutung menggelar pembinaan bagi siswa Muslim dengan tema: Pembinaan Iman dan Taqwa dalam Konsep Spirit Ramadan 1443 H.
Guru PAI SMAN 1 Nagawutung, Yusman Kapitan mengajak para siswa Muslim mengenang kembali kisah Adam dan Iblis. “Mungkin anak-anakku sekalian masih ingat tulisan terdahulu tentang Adam dan Iblis, yang dua-duanya tergelincir bermaksiat kepada Allah sehingga keduanya dikeluarkan dari Surga. Namun yang pertama bisa kembali ke surga-Nya, sedangkan yang kedua tidak bisa kembali ke surga-Nya,” ujarnya.
“Yang kedua tidak bisa kembali dan tidak meraih ampunan-Nya karena kesalahan fatal; merasa lebih baik dari yang pertama dengan menolak perinta-Nya.”
“Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya terdapat seberat biji kesombongan (HR Muslim no 133).”
Ketahuilah, sambung Yusman Kapitan, “Godaan mahaberat adalah merasa diri lebih dari yang lain. Merasa lebih membuat kita merendahkan yang lain, dan bisa mendorong kita ber-ghibah, membicarakan orang lain”.
Yusman Kapitan menekankan bahwa ghibah atau membicarakan orang lain terselip sikap merasa lebih baik dari yang lain. “Itu dilarang dan dosanya besar karena di balik ghibah itu terselip sikap merasa diri lebih baik dari orang lain yang kita jadikan bahan gosip,” tegasnya. Guru Pendidikan Agama Islam ini banyak memberikan arahan bagi para siswa Muslim dalam menjalani masa puasa ini. (Thomas KS/SMAN 1 Nagawutung)