Aksinews.id/Larantuka – Kapal motor dan sampan bantuan Dinas Perikanan Propinsi NTT untuk nelayan di Kabupaten Sikka dilaporkan tenggelam di perairan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Sabtu (26/2/2022). Dua orang anak buah kapal (ABK) masih belum ditemukan. Tujuh ABK yang selamat sedang menjalani pemeriksaan di SatReskrim Polres Flores Timur.
Kapospol Tanjung Bunga Polres Flotim, Aipda Silvester Dias melaporkan bahwa telah terjadi kecelakaan laut di perairan Pantai Kwuta, Desa Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur.
Dalam laporannya, disebutkan bahwa peristiwa kecelakaan laut terjadi pada hari Sabtu, 26 Februari 2022, sekitar pukul 15.30 Wita. Korbannya, Daud Bernard Dopong, 19 tahun, Kristen Protestan, karyawan PT Putra Unggul Group.
ABK yang beralamat di desa Munaseli, kecamatan Pantar Tengah, kabupaten Alor itu berlayar bersama 9 (Sembilan) temannya dari Kupang, hendak menuju perairan Maumere, Kabupaten Sikka. Mereka membawa kapal bantuan Dinas Perikanan Provinsi NTT untuk nelayan di Kabupaten Sikka.
Dari Kupang, mereka bertolak dari pantai Oesapa Kupang, galangan PT Putra Unggul milik Haji Ismail Dean, warga Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.
Dijelaskan bahwa hari Sabtu, 26 Februari 2022, pukul 05.00 Wita dini hari, korban bersama rombongan membawa 13 kapal dan 4 perahu lojor/sampan (ketinting).
Kapal bantuan tersebut dibawa dari pelabuhan PPI Amagarapati, Larantuka. Dimana, satu orang bertugas membawa 2 kapal dengan cara ditonda/dipandu.
Pada pukul 15.00 Wita, mereka tiba di perairan Pantai Kwuta, Desa Waibao, Kecamatan Tanjung Bunga. Cuaca memburuk. Akibatnya, 1 kapal ukuran 1 GT dan sampan fiber yang dikemudinya tenggelam. Korban hendak meminta bantuan teman-temannya, namun rombongan temannya telah menjauh didepan.
Sehingga korban berenang ke arah pantai di Desa Waibao. Korban dibawa oleh warga ke rumah Kepala Desa Waibao, Heri Aran. Selanjutnya, kades Heri Aran melaporkan ke Kapospol Tanjung Bunga.
Dari Tanjung Bunga, korban kemudian diantar ke Mapolres Flores Timur di Larantuka. Dan, hari Minggu, 27 Februari 2022, pukul 09.00 Wita, 7 (tujuh) ABK lainnya sudah datang melaporkan kejadian tenggelamnya kapal. Mereka mengaku belum menemukan 2 (dua) orang rekan mereka.
Menurut ABK Edi Fernandez T. Dopong, 26 thn, karyawan PT Putra Unggul, yang beralamat di Teluk Mutiara, Batu Tenata, Kabupaten Alor, bahwa mereka sebanyak 9 (sembilan) orang bertolak dari Kupang, Senin, 21 Februari 2022 lalu. “Kami diperintahkan oleh H. Ismail pemilik galangan kapal PT Putra Unggul untuk mengantar kapal bantuan Pemda Provinsi NTT ke Kabupaten Sikka,” jelasnya.
Kapal bantuan yang mereka bawa adalah 3 (tiga) unit kapal 3 GT, 11 (sebelas) unit kapal 1 GT dan 6 (enam) unit perahu ketinting/sampan kecil.
Dikisahkan, perjalanan dari Kupang ke Larantuka, masing-masing kapal 3 GT menarik atau pandu kapal 1 GT. Selasa, 22 Februari 2022, pukul 12.00 Wita, mereka tiba di pelabuhan TPI Amagarapati, Larantuka. Namun, tidak semua kapal yang dibawa sampai ke Larantuka. Karena dua unit perahu ketinting/sampan kecil tenggelam dalam perjalanan Kupang ke Larantuka.
Selanjutnya, hari Sabtu, 26 Februari 2022, pukul 05.00 Wita, mereka melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Sikka. Mereka membawa 3 (tiga) unit kapal 3 GT, 10 (sepuluh) unit kapal 1 GT, karena 1 unit ditinggalkan untuk bantuan kepada nelayan di Larantuka. Sedangkan, 4 (empat) unit perahu ketinting dibawa semuanya ke Kabupaten Sikka.
“Dalam perjalanan ke Kabupaten Sikka, setelah memasuki perairan Tanjung Bunga, gelombang laut tinggi dan angin kencang. Sehinga saya yang memimpin memberitahukan atau memberi isyarat menggunakan celana mantel kepada teman-teman untuk kembali ke Larantuka,” jelasnya.
“Rombangan kami tiba kembali di pelabuhan TPI Larantuka pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2022 pukul 07.00 Wita. Sesampai di Pelabuhan Larantuka, kami ketahui 2 (dua) rekan kami belum ada sampai saat ini,” ungkap Edi Fernandez T. Dopong.
Dua rekannya yang belum ditemukan itu adalah Jon Menase Leki, 36 tahun, Kristen, petani, yang beralamat di Desa Munasely, Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor, dan Kadir abdulah, 26 tahun, Islam.
Sedangkan, yang selamat sebanyak 7 (tujuh) orang itu adalah Ibo Asa, 41 tahun, Islam, nelayan, beralamat di Desa Kabir, Kecamatan Pantar, Alor, Yosep Dangmeka, 25 tahun, Kristen, nelayan, beralamat di Desa Munaseli, Kecamatan Pantar, Alor, Hirsan Sali, 24 tahun, Kristen, beralamat di Desa Munaseli, Kecamatan Pantar, Alor, Yohanis Fernandes Muhuweni, 27 Tahun, Kristen, Mahasiswa, beralamat di Kelurahan Pura, Kecamatan Pulau Pura, Alor, Edi Fernandes Tominu Dopong, 27 tahun, Kristen, karyawan swasta, beralamat di kelurahan Nusa Kenari, Kecamatan Teluk Mutiara, Alor, Daud Bernard Dopong, 19 tahun, kristen, pelajar, beralamat di Desa Munaseli, Kecamatan Pantar Tengah, Alor, dan Yakup Ladang, 23 tahun, Kristen, pelajar, beralamat di Desa Munaseli, Kecamatan Pantar Tengah, Alor.
Mereka semua adalah karyawan PT Putra Unggul Group. Saat ini, terdapat kapal 3 GT sebanyak 3 unit, 7 unit kapal 1 GT, dan 1 unit ketinting/sampan. Kapal yang hilang adalah 3 unit kapal 1 GT dimana 1(satu) unit dipastikan tenggelam, 5 unit ketinting/sampan hilang. Dimana, 2 (dua) unit sampan hilang dalam perjalanan Kupang – Larantuka, dan 3 (tiga) unit lainnya hilang dalam perjalanan Larantuka – Sikka.(AN-01)