ADVERTISEMENT
Aksinews
ADVERTISEMENT
  • Home
  • Polkam
    • All
    • Business
    • Politics
    • Science
    • World
    Survei Partai Terpopuler di Indonesia, PDIP Masih Tertinggi, Disusul Gerindra, Dua Partai Islam Bersaing di 5 Besar

    Survei Partai Terpopuler di Indonesia, PDIP Masih Tertinggi, Disusul Gerindra, Dua Partai Islam Bersaing di 5 Besar

    Korpri Usul Kenaikan Usia ASN Pensiun Umur 70 Tahun, Komisi II DPR: Ganggu Sistem Meritokrasi

    Korpri Usul Kenaikan Usia ASN Pensiun Umur 70 Tahun, Komisi II DPR: Ganggu Sistem Meritokrasi

    Presiden Didesak Batalkan Penundaan Pengangkatan PPPK 2024, Wapres Gibran: Sudah Solusinya

    Presiden Didesak Batalkan Penundaan Pengangkatan PPPK 2024, Wapres Gibran: Sudah Solusinya

    Akhirnya, Presiden Prabowo Turun Tangan Urus Masalah Waktu Pengangkatan CPNS dan PPPK

    Akhirnya, Presiden Prabowo Turun Tangan Urus Masalah Waktu Pengangkatan CPNS dan PPPK

    Dinilai Salah Paham, Komisi II Minta Menpan-RB Revisi Edaran Tunda Pengangkatan CPNS : Tak Perlu Tunggu Oktober

    Dinilai Salah Paham, Komisi II Minta Menpan-RB Revisi Edaran Tunda Pengangkatan CPNS : Tak Perlu Tunggu Oktober

    Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK 2024 Banyak Makan Korban, Ekowi: Betapa Zalimnya Pejabat Negara Ini

    Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK 2024 Banyak Makan Korban, Ekowi: Betapa Zalimnya Pejabat Negara Ini

    Trending Tags

    • Trump Inauguration
    • United Stated
    • White House
    • Market Stories
    • Election Results
  • Ekbis
    • All
    • Gadget
    • Mobile
    Customer Service Officer (CSO)

    Customer Service Officer (CSO)

    Utang Negara RI Tembus Rp 9.105 Triliun, Setiap Warga Tanggung Utang Rp 32 Juta

    Utang Negara RI Tembus Rp 9.105 Triliun, Setiap Warga Tanggung Utang Rp 32 Juta

    Desa Peduli Buruh Migran, Desa Hadir Memberi Melayani dan Melindungi Pekerja Migran

    Desa Peduli Buruh Migran, Desa Hadir Memberi Melayani dan Melindungi Pekerja Migran

    Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK 2024 Banyak Makan Korban, Ekowi: Betapa Zalimnya Pejabat Negara Ini

    Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK 2024 Banyak Makan Korban, Ekowi: Betapa Zalimnya Pejabat Negara Ini

    SP Flobamoratas Desak Menteri ESDM Cabut SK Penetapan Flores sebagai Pulau Panas Bumi

    SP Flobamoratas Desak Menteri ESDM Cabut SK Penetapan Flores sebagai Pulau Panas Bumi

    Tanggapi Usul Jhon Batafor, Bala Wukak: Parang Sudah di Tangan 25 Anggota Dewan

    Tanggapi Usul Jhon Batafor, Bala Wukak: Parang Sudah di Tangan 25 Anggota Dewan

    Trending Tags

    • Nintendo Switch
    • CES 2017
    • Playstation 4 Pro
    • Mark Zuckerberg
  • Hukrim
  • Nasional
  • Dunia
  • Humaniora
  • Sapa Firman Pagi
  • Olahraga
  • Travel
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
    • All
    • Business
    • Politics
    • Science
    • World
    Survei Partai Terpopuler di Indonesia, PDIP Masih Tertinggi, Disusul Gerindra, Dua Partai Islam Bersaing di 5 Besar

    Survei Partai Terpopuler di Indonesia, PDIP Masih Tertinggi, Disusul Gerindra, Dua Partai Islam Bersaing di 5 Besar

    Korpri Usul Kenaikan Usia ASN Pensiun Umur 70 Tahun, Komisi II DPR: Ganggu Sistem Meritokrasi

    Korpri Usul Kenaikan Usia ASN Pensiun Umur 70 Tahun, Komisi II DPR: Ganggu Sistem Meritokrasi

    Presiden Didesak Batalkan Penundaan Pengangkatan PPPK 2024, Wapres Gibran: Sudah Solusinya

    Presiden Didesak Batalkan Penundaan Pengangkatan PPPK 2024, Wapres Gibran: Sudah Solusinya

    Akhirnya, Presiden Prabowo Turun Tangan Urus Masalah Waktu Pengangkatan CPNS dan PPPK

    Akhirnya, Presiden Prabowo Turun Tangan Urus Masalah Waktu Pengangkatan CPNS dan PPPK

    Dinilai Salah Paham, Komisi II Minta Menpan-RB Revisi Edaran Tunda Pengangkatan CPNS : Tak Perlu Tunggu Oktober

    Dinilai Salah Paham, Komisi II Minta Menpan-RB Revisi Edaran Tunda Pengangkatan CPNS : Tak Perlu Tunggu Oktober

    Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK 2024 Banyak Makan Korban, Ekowi: Betapa Zalimnya Pejabat Negara Ini

    Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK 2024 Banyak Makan Korban, Ekowi: Betapa Zalimnya Pejabat Negara Ini

    Trending Tags

    • Trump Inauguration
    • United Stated
    • White House
    • Market Stories
    • Election Results
  • Ekbis
    • All
    • Gadget
    • Mobile
    Customer Service Officer (CSO)

    Customer Service Officer (CSO)

    Utang Negara RI Tembus Rp 9.105 Triliun, Setiap Warga Tanggung Utang Rp 32 Juta

    Utang Negara RI Tembus Rp 9.105 Triliun, Setiap Warga Tanggung Utang Rp 32 Juta

    Desa Peduli Buruh Migran, Desa Hadir Memberi Melayani dan Melindungi Pekerja Migran

    Desa Peduli Buruh Migran, Desa Hadir Memberi Melayani dan Melindungi Pekerja Migran

    Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK 2024 Banyak Makan Korban, Ekowi: Betapa Zalimnya Pejabat Negara Ini

    Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK 2024 Banyak Makan Korban, Ekowi: Betapa Zalimnya Pejabat Negara Ini

    SP Flobamoratas Desak Menteri ESDM Cabut SK Penetapan Flores sebagai Pulau Panas Bumi

    SP Flobamoratas Desak Menteri ESDM Cabut SK Penetapan Flores sebagai Pulau Panas Bumi

    Tanggapi Usul Jhon Batafor, Bala Wukak: Parang Sudah di Tangan 25 Anggota Dewan

    Tanggapi Usul Jhon Batafor, Bala Wukak: Parang Sudah di Tangan 25 Anggota Dewan

    Trending Tags

    • Nintendo Switch
    • CES 2017
    • Playstation 4 Pro
    • Mark Zuckerberg
  • Hukrim
  • Nasional
  • Dunia
  • Humaniora
  • Sapa Firman Pagi
  • Olahraga
  • Travel
  • Redaksi
No Result
View All Result
Aksinews
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Entertainment

Cinta Tak Sampai – Cerpen Yurgo Purab

aksinews by aksinews
3 Maret 2021
in Entertainment, Headline, Humaniora
1
Cinta Tak Sampai – Cerpen Yurgo Purab
0
SHARES
299
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Bella. Gadis berparas ayu itu, wajahnya bundar bagai bulan. Bibirnya tipis. Hidungnya pesek. Senyumnya menawan. Rambutnya terurai panjang menutupi pinggang. Matanya sayup. Kata-katanya mengalir sejuk. Tiap pagi ia ke kampus, bunyi klakson motornya mengerus pendengaranku. Maklum aja jalan yang dilaluinya tepat di depan rumahku. Apalagi rok mini yang dikenakannya seakan memperindah tubuhnya, membuat mataku seakan tercungkil dari ceruknya.

Pagi ini merupakan moment yang paling spesial dalam hidupku. Bella menghentikan motornya di depan rumahku. Lalu berjalan lenggang kangkung ke arahku. Semakin dekat, tatapannya membuatku gelisah. Detak jantungku berdetak dua kali lebih kencang ketimbang sebelumnya. Prakkk… prakkk… kepalan tangannya  mendarat tepat di pipiku. Aku tak tahu harus ngomong apa. Kata-kataku tersendat. Bibirku keluh. Telingaku memerah. Detak jantungku seakan tercopot. Ia segera pergi meninggalkanku tanpa sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya. Kepergiannya begitu cepat. Entahkah apa alasannya sehingga ia menamparku? Aku mencoba berpikir mencari titik kesalahanku namun tak kutemukan.

Aku bingung dengan diriku sendiri. Sejujurnya aku tak mengerti. Baru pertama kali aku ditampar oleh seorang gadis. Apalagi ditampar oleh Bella, gadis cantik itu. Maklum aja Bella kan’ anak dari pemilik perusahan besar di Jawa Timur. Apalagi Ia dijuluki kembang kota bagi pemuda-pemuda sebayanya karena terpukau oleh kecantikannya. Banyak pemuda menaruh hati padanya. Bahkan mereka berlomba-lomba mengejar cintanya. Sedangkan  aku  (Radit) anak petani yang  tiap hari meneteng cangkul ke kebun. Menggemburkan tanah dengan keringat bercampur debu. Tak tahu apa-apa selain merobek dada ibu tanah mencari sesuap nasi demi hidup yang kian usut.

ADVERTISEMENT

Aku kenal betul Bella yang nama lengkapnya Isabella. Sejak kecil aku sering memanggilnya Is. Namun pertemanan kami tak berlangsung lama. Kami dipisahkan oleh status. Sejak saat itu jarak aku dan Bella seperti jarak antara langit dan bumi. Entahkah mungkin aku orang tak berpunya. Namun aku bahagia, saat Bella beranjak kuliah ia selalu menyapaku tiap kali lewat di depan rumahku. Sejujurnya aku terkesima dengannya.

Ah, sudahlah itu hanya lamunan belaka. Lagian mana mungkin anak orang kaya mencintai pemuda petani sepertiku. Palingan aja ditampar seperti ini. Atau, mau nampar balik? Gak usah. Nampar cewek gak jentelmen loh. Petani kok lawan orang berduit. Nyusah aja ba. Palingan kita yang ke penjara.

***

Siang semakin tinggi. Dari kerumunan anak-anak kecil yang sedang bermain petak umpet seorang anak berlari kencang menghampiriku. Ia menyerahkan sepucuk surat kepadaku. Surat tanpa nama. Tanpa alamat yang jelas. Aku tak menyangka surat  itu berasal dari Bella. Isi suratnya terpampang jelas.  Radit… aku  minta maaf  atas kejadian waktu lalu. Maafkan aku, Dit. Mungkin kamu merasa heran mengapa aku menamparmu sekeras itu. Aku hanya butuh kejujuranmu Dit. Kamukah yang menulis surat itu? Surat semasa SMA yang nyasar saja di meja belajarku. Itukah perasaanmu? Telah bertahun-tahun aku mencari pemilik surat itu. Namun tak  kutemukan. Dan, kaukah orangnya? Tega betul Radit. Aku menunggu, dan terus menunggu. Kau membuatku   hidup dalam sebuah pertanyaan. Aku masih menunggu jawabanmu Dit.

Setelah membaca surat Bella, aku kikuk sendiri. Ternyata suratku itu masih disimpan Bella. Sial! Bella tahu  bahwa aku yang menuliskan seluruh isi hatiku padanya semasa SMA. Aku bingung sendiri. Apa yang harus kuperbuat? Apakah aku harus bertemu dan menyampaikan sederet untaian maaf? Ya, aku harus melakukannya. Kelopak mataku semakin berat. Tapi aku mengurung niatku untuk tidur siang ini. Sekedar duduk di pelataran rumah sambil menunggu Bella lewat. Dan, benar kataku. Bella datang dengan muka kisut. Sepertinya ia kecapaian. Aku menghampirinya dari belakang sambil memegang lengannya.

“Bell… Bell, dengarkan  aku.” Kataku dengan nada harap.

“Apalagi Dit? Aku capek.” Ucap Bella dengan nada mereda.

“Maafkan aku atas surat itu Bell, a..aku tak bermaksud…” ucapku terbata-bata.

“Cukup Dit, aku tak mau mendengar lagi sesalmu.” 

Kali ini Bella menatapku tajam. Apakah benar itu perasaanmu Dit?, ucap Bella melanjutkan.

Bella membuatku tak berdaya  dengan runtutan  pertanyaannya. Hatiku tersontak gugup. Aku tak tahu harus ngomong apa. Seluruh diriku dingin. Kerongkonganku sepertinya tersendat. Namun aku harus jujur mengatakan. Apapun resikonya bagiku.

“Bell, maafkan aku karena memilih mencintaimu pada waktu yang tidak tepat.” Ucapku kesal.

“Radit… Cinta itu tak pernah salah. Apalagi dipersalahkan. Itu kan perasaanmu. Dan, rasa itu tak pernah salah”, tutur Bella.

Sejak kejujuranku mengungkapkan segalanya Bella begitu akrab denganku. Bahkan aku dimanja kayak saudaranya sendiri. Kami sering keluar bersama sekedar jalan-jalan. Kadang  nongkol di warungnya Mba Sumi sekedar melahap bakso Malang yang katanya enak pakai bangeeet. Hari-hari kami begitu berwarna tapi  entah kenapa hari begini kok lain banget. Serasa mimpi bagiku kata yang barusan diucap oleh Bella.

“Aku mencintaimu Radit”, ucap Bella sambil memandang tajam kedua bola mataku.

“Apa? Apa aku tidak salah dengar Bell?” kataku seolah tak mengerti.

“Mendengar bukan sebuah kesalahan, karena cinta mengungkapkan apa yang ia rasakan bukan mendengar apa yang ia ketahui. Dan itu yang harus kau pahami Dit”

“A…aku…!”

“Cukup Dit! Aku mencintaimu karena aku mencintaimu.”

Mendengar jawaban Bella hatiku meradang gelisah. Aku kehabisan kata-kata. Mukaku serentak pucat. Dadaku berdetak tak karuan. Bibirku nyilu. Seluruh diriku gemetar. Aku tak menyangka, jawaban Bella diluar dugaanku. Apakah cinta telah buta? Ataukah ia berpura-pura buta. Itukah hakikat cinta? Sejak Bella menambatkan cintanya padaku dan tentu aku juga mencintainya. Bella mengajarkanku tentang apa itu cinta. Cinta itu tak sekedar cantik atau jelek. Bukan juga soal kaya dan miskin. Apalagi tentang sajak dan syair puisi para penyair. Cinta juga bukan sandiwara, drama, telenovela atau novel yang dapat kau baca berlembar-lembar sampulnya tetapi cinta itu soal rasa. Menyangkut hati.

***

ADVERTISEMENT

Awan merah jambu tampak anggun senja itu. Di pinggir pantai aku dan Bella duduk termenung menatap pasir  yang digulung ombak kian kemari. Sesekali pandangan kami menjurus  kedepan  mengena tepat pada deretan kapal para nelayan yang berlabuh di laut sana. Angin menyisir sepi saat buritan kapal dipenuhi neon 4 watt.

“Wah, kayak Alcatraz Prison, San Fransisco. Sebuah penjara di tengah laut yang sangat mengerikan di malam hari.” Ucapku mencoba melukiskan deretan neon yang menggantung di tiang-tiang kapal saat senja beranjak pucat.

“Kang, aku takut. Serem bangeeet.” Ucap Bella sambil menarik lengan bajuku.

“Ah, biasa aja ko Bell. Tak usah takut, kan’ ada aku” Ujarku mencoba menenangkan perasaanya.

Tak terasa dingin serasa duri. Aku melihat tubuh Bella menggigil kedinginan. Kulepaskan jaketku dan mengenakannya pada Bella. Bella merasa nyaman. Ia meletakan kepalanya di bahuku. Aku memeluknya dengan penuh perasaan. Sesekali kukecup dahinya. Membelai rambutnya dengan sentuhan tanganku. Bella diam saja. Ia menatapku dengan perasaan dalam. Hanya senyum yang mengalir dari raut mukanya. Aku memeluknya semakin erat dan tak akan kulepaskan.

***

April, 2015

Berita  itu  tersebar  begitu  cepat secepat kilat di siang bolong. Tentang Isabella, gadis yang kemarin manja di pelukanku. Kini mendekam di balik jeruji besi lantaran tersabet kasus narkoba. Ia dituduh mengedarkan heroin  seberat 10 kg di sekitar daerah Gresik. Aku tak menyangka mengapa Bella begitu tolol melakukan hal itu?

Ia kan anak seorang pengusaha ternama di Jawa Timu. Apakah ia tidak cukup menikmati hasil usaha keluarganya saat ini? Beragam pertanyaan berkecamuk di otakku. Tak masuk akal, benar.

Kemarin persidangan itu berlangsung riuh saat Ketua Majelis Hakim menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap Isabella dengan tuduhan telah melanggar UU Narkotika dan Psikotropika No. 35 Tahun 2009. Aku juga hadir saat itu, tak ada suara yang keluar dari mulutku hanya tangis sejadi-jadinya.

Seandainya aku bersuara. Suaraku hanyalah suara minoritas, apalagi suara seorang petani miskin sepertiku pasti dihitung nol di depan pengadilan. Tatapanku menjurus tepat di mata Bella, air matanya mengalir tipis saat ia dibopong dua personil Brimob usai persidangan.

Langkahnya patah-patah di depan mukaku. Lalu terhenti, kudengar ia memanggil namaku, Radit. Aku tak kuasa membendung emosiku. Kata-kataku seakan patah. Suaraku tak bersuara. Aku berlari kecil menghampirinya, menyeka air matanya dan memeluknya dengan pelukan dalam. Tenanglah, ini aku.

Senin, Pkl 10.30

Tatapan Bella penuh ketakutan. Seluruh dirinya gemetar. Badannya kurus tinggal dibalut tulang. Ia menyadari hidupnya akan berakhir hari ini. Sebelum ia pergi, ia memandangku dalam, mengerutkan dahinya lalu mencium pipiku. Kematian tak akan mengakhiri cinta kita. Itulah kata-kata terakhir yang keluar dari bibirnya sebelum ia dibopong ke ruang rahasia. Dua puluh (20)  personil Brigade Mobile sedang berjaga-jaga. Siap menodongkan senjata tepat di dada target. Sebuah peluruh menyeruak tepat di jantung Bella. Detik jam pun membatu, segalanya telah buta.(*)

Tags: #Cerpen#CintaTakSampai#Narkoba#YurgoPurab
Previous Post

Agustinus Payong Boli Lulus Summa Cum Laude Magister Hukum di Undana Kupang

Next Post

Lapak Baca Sastra Dan Teater Terus Nyalakan Ruang Seni Di Flores Timur

aksinews

aksinews

Next Post
Lapak  Baca Sastra Dan Teater Terus Nyalakan Ruang Seni Di Flores Timur

Lapak Baca Sastra Dan Teater Terus Nyalakan Ruang Seni Di Flores Timur

Comments 1

  1. ignas says:
    4 tahun ago

    Ach..may the writer is not a killer.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Stay Connected test

  • 139 Followers
  • 205k Subscribers
  • 23.9k Followers
  • 99 Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pemerintah Segera Buka Tes CPNS 2023 dan PPPK Besar-Besaran, Ini Tahapan Proses Seleksi

Pemerintah Segera Buka Tes CPNS 2023 dan PPPK Besar-Besaran, Ini Tahapan Proses Seleksi

13 Maret 2023
Di Balik Kisah Anak Kandung Gugat Ibunya di PN Atambua; Mama Kristina Lazakar : Saya Kecewa dan Sakit

Di Balik Kisah Anak Kandung Gugat Ibunya di PN Atambua; Mama Kristina Lazakar : Saya Kecewa dan Sakit

5 Mei 2021
Pembunuhan Sadis Di Komak, Penggal Kepala Korban Disaksikan Istri dan Anaknya

Pembunuhan Sadis Di Komak, Penggal Kepala Korban Disaksikan Istri dan Anaknya

28 Oktober 2021
Bocah 7 Tahun Nyaris Jadi Korban ‘Penculikan’ di Boru, Kapolsek: Setiap Jam Pulang Sekolah Kita Akan Patroli

Bocah 7 Tahun Nyaris Jadi Korban ‘Penculikan’ di Boru, Kapolsek: Setiap Jam Pulang Sekolah Kita Akan Patroli

1 Februari 2023
Di Balik Kisah Anak Kandung Gugat Ibunya di PN Atambua; Mama Kristina Lazakar : Saya Kecewa dan Sakit

Di Balik Kisah Anak Kandung Gugat Ibunya di PN Atambua; Mama Kristina Lazakar : Saya Kecewa dan Sakit

18
Sejumput Cinta dari Kota Pancasila untuk Lomblen Mania

Sejumput Cinta dari Kota Pancasila untuk Lomblen Mania

13
Bank Indonesia Luncurkan Beasiswa untuk Mahasiswa, Dibuka Pendaftaran Hingga 10 Maret 2023

Bank Indonesia Luncurkan Beasiswa untuk Mahasiswa, Dibuka Pendaftaran Hingga 10 Maret 2023

13
Surat Cinta Pater Kopong untuk Ustad Abdul Somad Soal Valentine Day

Surat Cinta Pater Kopong untuk Ustad Abdul Somad Soal Valentine Day

10
MPLS dan Pencegahan Bunuh Diri Remaja

MPLS dan Pencegahan Bunuh Diri Remaja

10 Juli 2025
Peti Mati dari Tanah Rantau: Cermin Luka Sosial dan Spiritualitas yang Terluka

Peti Mati dari Tanah Rantau: Cermin Luka Sosial dan Spiritualitas yang Terluka

6 Juli 2025
Dulu Menjaga, Kini Mengabdi: Kisah Inspiratif  Peter yang Resmi Jadi Aparatur Negara

Dulu Menjaga, Kini Mengabdi: Kisah Inspiratif  Peter yang Resmi Jadi Aparatur Negara

5 Juli 2025
Eksploitasi Energi dan Ancaman Migrasi: Seruan Bijak dari Keuskupan Agung Ende

Eksploitasi Energi dan Ancaman Migrasi: Seruan Bijak dari Keuskupan Agung Ende

5 Juli 2025

Recent News

MPLS dan Pencegahan Bunuh Diri Remaja

MPLS dan Pencegahan Bunuh Diri Remaja

10 Juli 2025
Peti Mati dari Tanah Rantau: Cermin Luka Sosial dan Spiritualitas yang Terluka

Peti Mati dari Tanah Rantau: Cermin Luka Sosial dan Spiritualitas yang Terluka

6 Juli 2025
Dulu Menjaga, Kini Mengabdi: Kisah Inspiratif  Peter yang Resmi Jadi Aparatur Negara

Dulu Menjaga, Kini Mengabdi: Kisah Inspiratif  Peter yang Resmi Jadi Aparatur Negara

5 Juli 2025
Eksploitasi Energi dan Ancaman Migrasi: Seruan Bijak dari Keuskupan Agung Ende

Eksploitasi Energi dan Ancaman Migrasi: Seruan Bijak dari Keuskupan Agung Ende

5 Juli 2025
ADVERTISEMENT

Follow Us

Browse by Category

  • Business
  • Dunia
  • Ekbis
  • Entertainment
  • Fashion
  • Gadget
  • Headline
  • Health
  • Hukrim
  • Humaniora
  • Lifestyle
  • Mobile
  • Movie
  • Music
  • Nasional
  • OPINI
  • Politics
  • Polkam
  • REDAKSI
  • Sapa Firman Pagi
  • Science
  • SPORT
  • Sports
  • Travel
  • Uncategorized
  • World

Recent News

MPLS dan Pencegahan Bunuh Diri Remaja

MPLS dan Pencegahan Bunuh Diri Remaja

10 Juli 2025
Peti Mati dari Tanah Rantau: Cermin Luka Sosial dan Spiritualitas yang Terluka

Peti Mati dari Tanah Rantau: Cermin Luka Sosial dan Spiritualitas yang Terluka

6 Juli 2025
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • Nasional
  • Dunia
  • Humaniora
  • Sapa Firman Pagi
  • Olahraga
  • Travel
  • Redaksi

Copyright @ 2020 aksinews.id All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • Nasional
  • Dunia
  • Humaniora
  • Sapa Firman Pagi
  • Olahraga
  • Travel
  • Redaksi

Copyright @ 2020 aksinews.id All right reserved