Jumat (11/4/2025), suasana di halaman Pastoran Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus Ili, Keuskupan Maumere sangat ramai. Ini tidak seperti biasanya bila dibandingkan dengan aktifitas tahun Yubileum hari-hari sebelumnya. Karena hari ini sangat spesial menerima para peziarah dari kaum difabel, lansia dan orang sakit serta peziarah dari Stasi Baobatung. Bisa dibayangkan, dengan keterbatasan, usia yang usur serta kondisi kesehatan yang kurang prima tidak menyurutkan mereka untuk berpartisipasi dalam ziarah pengharapan tahun Yubileum 2025.

Mereka dengan antusias berjalan kaki menempuh jarak kurang lebih setengah kilometer dengan titik start di Posyandu Ili, Desa Kokowohor, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka menuju patung Hati Yesus Yang Maha Kudus yang ditahtakan di depan Pastoran Paroki Ili.
Sepanjang jalan para peziarah melantunkan nyanyian dan mendaraskan doa. Kelompok peziarah ini merupakan kelompok yang ke-16 dalam tahun Yubileum ini.
Hingga saat ini tidak hanya peziarah dari dalam paroki Ili saja. Sudah ada 3 kelompok peziarah dari paroki St Yosef Maumere dan Paroki Freinademetz Bolawolon. Jumlah umat yang melakukan ziarah hingga saat ini mendekati 1000 orang.

Setibahnya di depan patung, para peziarah melakukan doa bersama dan berdevosi. Seluruh rangkaian acara diatur oleh panitia –Nanda, Titin, Tasya, Eris, dan Febri. Selesai melakukan doa bersama serta devosi, para peziarah berarak menuju Gereja guna melakukan ibadah persiapan untuk pertobatan.
Upacara ibadah dipimpin oleh ketua Stasi Ili, Apolonarius Sukardi dan dilanjutkan dengan pengakuan dosa dilayani oleh RD Polikarpus Sola, Pastor Paroki Ili, dan RD Florentinus Goleng.
Pengakuan dosa merupakan satu rangkaian kegiatan ziarah. Sehingga umat dengan khusuk mengikuti acara ini hingga selesai dan dilanjutkan dengan Ekaristi Kudus dipimpin oleh RD. Florentinus Goleng sedangkan yang memberikan kotbah adalah RD. Polikarpus Sola.

Dalam kotbahnya, Romo Poli menggambarkan anak mesti menjadi harapan untuk orang tua. Orang tua yang memiliki umur yang panjang perlu bersyukur kepada Tuhan sebagai penyelenggara kehidupan kita.
“Anak yang datang mengunjungi orang tua mesti memberi harapan, karena anak menjadi tanda pemberi harapan kepada orang tua yang sedang sakit yang membutuhkan perhatian,” ujarnya.
Sementara itu, kepada kaum difabel dan orang tua, RD Poli berpesan, “Kalian hidup dengan keterbatasan, namun jangan putus asa karena itu siarah ini menjadikan kalian bangkitkan harapan dan harapan satu-satunya adalah kepada Tuhan. Karena Tuhan adalah harapan yang tidak mengecewakan yang memberi jaminan tentang keselamatan di dunia dan akhirat.”
Di akhir kotbahnya, Romo Poli mengharapkan agar para peziarah tidak hanya membawa perubahan bagi dirinya sendiri tetapi perubahan bagi sesama. “Sepulangnya dari siarah ini kalian harus membenah sikap iman yang baik kepada keluarga dan mulailah dari rumah sendiri,” ujarnya.
Mama Ana (77 tahun), salah satu lansia ditemui oleh seksi publikasi dan dokumentasi mengatakan, suasana batinnya gembira ketika mengikuti kegiatan ziarah ini. “Saya senang datang berdoa disini bersama dengan mereka yang tua-tua. Sesekali baru kami bertemu di sini kami jarang bertemu karena sibuk bekerja,” ujarnya.
Hadir pada kesempatan itu para difabel seperti bapak Moa. Bapak Moa adalah difabel dengan kondisi keterbatasan dalam hal berjalan, namun tidak menyurutkan semangatnya dalam kegiatan ini. Bapak Moa mengikuti seluruh rangkaian kegiatan ziarah dengan baik.
Selesai Ekaristi Kudus, para peziarah melanjutkan kegiatannya dengan foto bersama dan bersantai ria di lopo-lopo yang telah disiapkan oleh panitia dengan membaca berbagai profil Paroki Ili dan buku-buku yang disiapkan.
Peziarah yang terlibat dalam kegiatan siarah ini berjumlah sekitar 70an orang, sebelum kembali ke rumahnya masing-masing mereka santap siang bersama di lopo dengan makanan yang disiapkan oleh mereka sendiri. (Geby Ola)