Aksinews.id/Lewoleba – Kendati Head Coach Persebata Lembata, Hasan Haju sudah menyatakan mengundurkan diri, Ketua ASKAB PSSI Kebupaten Lembata, Agustinus D. Making, ST masih beranggapan bahwa putra Lamahala Jaya itu masih terikat kontrak sebagai pelatih Persebata Lembata.
“Kalau mau mengundurkan diri itu, harus menyurati ASKAB PSSI Lembata, dan melampirkan surat pernyataan pengunduran diri. Tapi, sampai sekarang saya belum terima surat dari Kaka Hasan Haju. Sehingga dia masih pelatih kepala Persebata Lembata,” ungkap Gucek Making, begitu ketua ASKAB PSSI Lembata itu akrab disapa, saat melakukan konferensi pers di markas ASKAB PSSI Lembata, Kawasan Duang Wangatoa, Lewoleba, Sabtu (29/3/2025).
Hal itu disampaikan Gucek menjawab pertanyaan wartawan yang mengkonfirmasi sikap ASKAB PSSI Lembata terkait pernyataan pengunduran diri Hasan Haju yang ramai beredar di media sosial sejak Jumat (28/3/2025) lalu. Hasan sendiri membenarkan kalau dirinya yang menandatangani surat pengunduran diri tersebut.
Menurut Gucek, dirinya tidak bisa memberikan keterangan lebih jauh, termasuk setuju atau tidak terhadap sikap Hasan Haju tersebut. “Hal seperti ini hanya bisa diputuskan dalam rapat bersama EXCO ASKAB PSSI Lembata. Tapi, kita belum terima surat dari Kaka Hasan, sehingga dia masih dalam status sebagai pelatih Persebata,” tandasnya.
Lebih lanjut, Gucek mengungkapkan bahwa 23 pemain Persebata Lembata yang diboyong ke Kota Kupang untuk mengikuti turnamen liga 4 El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXIII memaag sudah menyimpan soal. Ya, “Sudah ada masalah dari Lewo sini saat tim Persebata berangkat ke Kupang,” ujarnya.
Ini terkait quota pemain senior dalam tim. Persebata memboyong 9 (Sembilan) orang pemain senior. Padahal, ASPROP NTT hanya mengijinkan maksimal 7 (tujuh) orang pemain senior. “Sehingga Acan dan Arif memang tidak bisa dimainkan,” ujarnya seraya menegaskan bahwa pihaknya sama sekali tidak mengintervensi tim pelatih, official maupun manejer tim dalam menyusun line up pemain selama ETMC. “Siapa saja pemain yang diturunkan, sepenuhnya urusan tim pelatih,” tandasnya.
Manejer Persebata, Syukur Wulakada menambahkan, ada pemain yang tidak disiplin dalam proses latihan pagi dan sore selama turnamen. Sehingga coach Hasan dan dua asistennya, Willem ‘Senegal’ Waleng dan Mino Making mengambil sikap tidak memainkan pemain yang tidak disiplin itu. “Sebagai manejer, saya diberitahu coach Hasan, dan saya sudah berdiskusi dengan pemain agar bisa ikut latihan pagi dan sore. Tapi itu juga tidak dijalankan. Sehingga tidak dimainkan, yang bikin pemainnya kecewa,” papar Wakil Ketua ASKAB PSSI Lembata ini.
Boleh jadi, hal inilah yang bikin sang pemain melampiaskan kekecewaannya di media sosial facebook yang menimbulkan ketegangan, hingga coach Hasan Haju dan sejumlah keluarganya menyambangi sang pemain di penginapan. Pertemuan Hasan dan keluarga dihadiri pula dua asisten pelatih dan seorang pengurus ASKAB Lembata, dipimpin oleh Syukur selaku manejer Persebata. Syukur menyayangkan pemain membuat video klarifikasi tanpa kehadiran dirinya.
Sekretaris ASKAB PSSI Lembata, Agustinus Koten mengisahkan awal mula kehadiran coach Hasan Haju di Persebata Lembata. “Kita memang sangat terdesak karena pelatih kepala Maura Haly (Betekeneng) mengundurkan diri tujuh hari sebelum pembukaan turnamen ETMC XXXI tahun 2022,” kata dia.
Beberapa menit sebelum closing up load tim ke akun SIAP PSSI, Hasan Haju yang dihubungi melalui saluran telepon menyatakan bersedia menjadi pelatih. “Kalau saja coach Hasan Haju waktu itu tidak bersedia, maka Lembata tuan rumah tapi Persebata tidak bisa ikut bertanding. Dan, coach Hasan mempersiapkan tim Persebata dalam tempo satu minggu, tapi syukur bisa sampai ke final,” ucap Agustinus Koten, mengisahkan.
ASKAB PSSI Lembata mematok target Persebata mencapai semifinal di ETMC XXXIII Kota Kupang. Ternyata, trio pelatih Hasan Haju, Willem Waleng dan Mino bisa mengantar Persebata hingga ke final. “Sayangnya, tanah Timor belum mau kasih kita juara 1. Sehingga Persebata hanya mencapai runner up,” ujar Syukur Wulakada.
Dia mengaku terkesima saat menyaksikan antusiasme warga Lembata saat menjemput kepulangan Persebata di Pelabuhan Laut Lewoleba. “Ini benar-benar di laur ekspektasi kami. Kami mohon maaf belum bisa bawa pulang piala juara 1 ETMC untuk pertama kalinya,” ujar Syukur, diamini Gucek Making.
Menghadapi Liga 4 seri nasional, Gucek menuturkan bahwa pihaknya harus mencari pelatih dengan lisensi B. “Sebab coach Hasan juga tidak punya lisensi B. Bisa saja coach Hasan yang latih, tapi kita harus cari pelatih lisensi B untuk bisa bermain di seri nasional,” ujar Gucek Making. (AN-01)