Aksinews.id/Jakarta – Pemilihan Presiden 2024 sudah makin dekat. Masa kampanye Pemilu baru dua hari berjalan. Tapi, aksi pindah dukungan mulai berseliweran.
Kini, para pendiri Partai Demokrat malah beralih dukungan dari Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ke Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Setidaknya, ada lima alasan mengapa para kader pendiri Partai Demokrat membelot, dan mendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD untuk Pilpres 2024.
Ketua Forum Komunikasi Lintas Pendiri Deklarasi dan Kader (FKLPDK) Sahat Saragih, Selasa (28/11/2023) mengungkapkan bahwa dipilihnya Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres Prabowo Subianto menjadi alasan utama para kader pendiri Partai Demokrat membelot mendukung Ganjar-Mahfud.
Sahat mengungkapkan lima alasan pendiri partai Demokrat itu beralih dukungan ke Ganjar-Mahfud dari sebelumnya mendukung Prabowo-Gibran.
Pertama, karena Prabowo sangat tergantung pada dukungan penguasa. Itu artinya Prabowo tidak memiliki kepercayaan diri.
Kedua, akibat pilihan Prabowo, penguasa dianggap bernafsu untuk mempertahankan kekuasaannya melalui anak sulungnya. Hal itu, kata Sahat, artinya penguasa tidak berjiwa negarawan.
Ketiga, dampak dipilihnya Gibran membuat kekuasaan digunakan untuk memporak-porandakan tatanan hukum Indonesia hanya untuk kepuasan nafsu politik. “Itu artinya tidak ada lagi etika dan aturan hukum di Indonesia,” jelasnya.
Kemudian keempat, Mahkamah Konstitusi Rl menjadi korban karena melanggar nilai-nilai etika negarawan usai putusan batas usia Capres Cawapres.
“Itu artinya rakyat marah! Akibatnya rakyat kurang percaya kepada MK RI sebagai benteng akhir konstitusi negara Indonesia,” jelasnya.
Lalu kelima, Sahat menilai dipilihnya Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI sama dengan dihancurkannya nilai-nilai luhur berdirinya partai-partai di Indonesia.
Sebab cukup dua hari untuk Kaesang Pangarep menjadi ketua umum partai, hal itu menurutnya membuat insan partai di Indonesia menjadi menangis.
Sahat percaya diri bahwa pilihannya juga akan diaminkan oleh pentolan Partai Demokrat yang juga mantan Presiden dua periode, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ya, “Saya berkeyakinan SBY juga setuju dengan pernyataan saya, alasannya indikasinya ialah coba lihat seluruh spanduk atau iklan dari partai saya, partai Demokrat tidak ada gambar Gibran, itu bukan saya yang buat tapi partai Demokrat yang buat,” jelasnya, sebagaimana dilansir wartakotalive.com. (AN-01)