Aksinews.id/Jakarta – Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) belum juga mengumumkan bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pun buka suara. Masalahnya, bukan tentang siapa yang diusung, tapi waktu deklarasinya yang disorot.
AHY mengatakan, makin cepat nama bakal cawapres pendamping Anies Baswedan diumumkan, maka peluang untuk menang di Pilpres 2024 lebih besar.
Usai bersilaturahim dengan Sekretariat Bersama (Sekber) Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Jakarta, Rabu (7/6/2023) lalu, AHY berpendapat bahwa jika pasangan bakal capres dan cawapres tidak segera ditetapkan, maka waktu yang tersisa untuk konsolidasi akan semakin sempit. Sehingga kerja-kerja koalisi semakin rumit.
“Saya tidak ingin terlalu berandai-andai, tetapi saya kembali kepada tesis dasar logika adalah dengan semakin cepat bersatu, terintegrasi, baik sistem maupun orang per orang, maka harusnya tingkat atau kans kesuksesannya lebih baik,” kata AHY seusai bersilaturahmi dengan Sekber KIB.
Pria kelahiran 10 Agustus 1978 itu mengingatkan, Indonesia bukan negara berbentuk kontinen (daratan), melainkan kepulauan. Sehingga perlu waktu yang tidak singkat untuk menemui para pemilih di berbagai daerah.
“Indonesia itu luas, bukan negara kontinental yang bisa ditempuh perjalanan darat saja, sering kali lewat udara, sering kali lewat laut, dan penduduk kita besar. Penduduk kita lebih dari 200 juta orang. Berusaha untuk mendapatkan satu persen saja, artinya memenangkan 2 juta suara,” jelasnya.
AHY menegaskan, penetapan bakal bacawapres diserahkan kepada Anies Baswedan. Karena, kata dia, KPP, yang terdiri atas Partai Demokrat, NasDem, dan PKS, telah menyepakati sejumlah kriteria yang harus dipenuhi oleh bakal calon wakil presiden pendamping Anies.
“Ada sejumlah kriteria calon wakil presiden yang sudah disepakati bersama oleh tiga partai, yang itu semua kami serahkan pada akhirnya ke bakal calon presiden kami Mas Anies Rasyid Baswedan untuk bisa menentukan siapa yang dianggap terbaik, dan bisa membawa kemenangan bersama kami,” kata AHY.
AHY kembali mengingatkan Anies Baswedan sebagai bakal capres yang diusung dan partai-partai anggota KPP agar segera menetapkan bakal calon wakil presiden. “Kami juga sepakat bahwa perlu segera karena kami juga ingin lebih cepat membangun sinergi dan kolaborasi yang lebih terintegrasi secara utuh dari tingkat atas sampai dengan akar rumput,” kata dia.
AHY mengatakan bahwa waktu menjadi poin krusial dalam kerja-kerja untuk memenangi Pilpres 2024. “Di politik ini adalah menggunakan waktu seefektif mungkin untuk memenangkan hati, pikiran, dan pada akhirnya suara rakyat kita. Di situlah urgensi itu timbul,” tandas AHY.
Sementara itu, Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menegaskan, pernyataan AHY tersebut bukan bentuk desakan bagi koalisi untuk mengumumkan nama bakal cawapres pendamping Anies Baswedan.
Kekhawatiran Partai Demokrat lebih pada waktu penetapan pasangan bakal capres dan bakal cawapres, karena hal itu berpengaruh pada efektivitas kerja pemenangan untuk Pilpres 2024.
Berdasarkan data-data dan pengalaman Partai Demokrat, Herzaky menyampaikan waktu ideal untuk kerja pemenangan pilpres sekitar enam hingga delapan bulan.
“Keliling (Indonesia) itu secara saintifik, pengalaman kami enam sampai delapan bulan, karena di negara maju pun rata-rata butuh waktu enam bulan sebelum (pemilihan), mesti mengumumkan (pasangan capres-cawapres). Ini yang menjadi patokan dan pembelajaran kami,” katanya.
Dia menjelaskan situasi akan menjadi berbeda apabila tingkat elektabilitas Anies Baswedan, sebagaimana rilis beberapa lembaga survei, unggul jauh dari kompetitornya, yaitu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
“Kita lihat survei saat ini, Mas Anies bukan yang terdepan, bukan paling atas, bukan unggul jauh. Kecuali, Mas Anies saat ini (tingkat elektabilitasnya) 40 persen unggul jauh dari yang lain, sehingga cawapres lebih kepada melengkapi,” jelasnya, sebagaimana dikutip jpnn dari antara.
Dia menilai, tingkat elektabilitas tiga tokoh kandidat capres untuk Pilpres 2024 tidak jauh berbeda. Oleh karena itu, sosok bakal cawapres dapat digunakan untuk mendongkrak perolehan suara saat pilpres yang dijadwalkan pada 14 Februari 2024.(*/AN-01)