Aksinews.id/Larantuka – Berita berjudul ‘Bocah 7 Tahun Nyaris Jadi Korban ‘Penculikan’ di Boru’ benar-benar bikin geger dan menimbulkan kecemasan yang di kalangan masyarakat Kabupaten Flores Timur. Namun Kapolres Flores Timur, AKBP I Gede Ngurah Joni M,S.H.,S.I.K.,M.H. mengimbau warga Flores Timur agar tidak panik.
“Kami menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan jangan panik, apabila ada hal yang mencurigakan segera laporkan ke pihak kepolisian terdekat. Dan, untuk mengantisipasi hal itu tidak terulang lagi maka akan dilakukan patroli rutin di sekolah dan di saat anak pulang sekolah,” ungkap AKBP I Gede Ngurah Joni M,S.H.,S.I.K.,M.H. di Larantuka, Kamis (2/2/2023).
Menurut Kapolres I Gede Ngurah Joni, peristiwa di Boru masih diduga melakukan tindak pidana percobaan penculikan anak yang terjadi Rabu (1/2/2023) sekitar pukul 10.30 Wita. Dimana, menurut pengakuan korban, kejadian berawal saat korban hendak pulang sekolah dengan berjalan kaki sendirian, tepatnya di samping sekolah SDI Klobong, Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang.
Dalam perjalan pulang sekolah korban bertemu dengan seorang laki-laki memakai jaket warna hitam, bercelana jeans warna hitam dan memakai masker hijau muda serta memakai tas ransel. Lelaki itu mengendarai sepeda motor. Ia kemudian memanggil korban SFA, bocah kelas 1 SD berusia 7 tahun, untuk ikut bersamanya tetapi korban menolak. Saat itu korban mengatakan “Siapa nama orang tua saya?”. Karena terduga tidak menjawab, maka korban tidak mau ikut.
“Saat korban dipanggil, korban bertanya kepada terduga siapa nama orang tua saya. Karena terduga tidak menjawab lalu terduga menunjukkan uang sebesar Rp.10.000 tapi korban menolak, pada saat terduga sedang menelpon lalu korban berlari dan juga sempat ditarik tasnya, namun terlepas. Sehingga korban melaporkan ke ibunya,” ujar Kapolres I Gede Ngurah Joni.
Dia menambahkan, kejadian tersebut baru dilaporkan pada pukul 15.30 Wita. “Saya langsung memerintahkan Kapolsek (Boru) beserta anggotanya untuk segera menerima pengaduan dan melakukan penyelidikan terkait orang yang dicurigai berdasarkan laporan yang disampaikan oleh ibu dan korban, sehingga bisa diantisipasi dan diketahui apa motif sebenarnya,” tandasnya.
Belum terang kasus dugaan percobaan penculikan anak di Boru, merebak lagi informasi kejadian serupa di Kota Larantuka. Ini terjadi di SD Sepersemar, Kelurahan Sarotari, Kecamatan Larantuka, Kamis (2/2/2023).
Kepala SD Supersemar, Gregerius Y.K. Kromen menuturkan, sekitar pukul 07.30 Wita, terlihat seorang sosok lelaki tidak dikenal dan mencurigakan berada di luar gerbang utama sekolah.
“Dengan mengenakan kaos berwarna putih biru, celana abu-abu, dan mengendarai sepeda motor matic yamaha mio, parkir di depan gerbang utama sekolah, namun orang tersebut tidak turun dari kendaraannya. Setelah selesai upacara apel pagi, sebagian siswa sudah berada di dalam ruangan kelas, namun sejumlah siswa lainnya kebetulan masih bermain di halaman sekolah yang tidak jauh dari gerbang utama sekolah. Ada sesosok pria berdiri didepan gerbang utama sekolah tersebut dan berkomunikasi dengan salah seorang siswi SD kelas II,” ujarnya.
Kepada pria tersebut siswi sempat menanyakan soal keperluannya berada di depan gerbang sekolah, dan pria tersebut menjawab hendak menjemput anaknya siswa SD kelas II di sekolah ini. “Pria tersebut juga sempat meminta kepada siswi kelas II SD tersebut untuk membukakan pintu gerbang utama sekolah, namun belum sempat dibukakan, pria tersebut keburu kabur karena melihat beberapa guru mendekati kerumunan siswa di gerbang sekolah tersebut,” ujarnya.
Hal ini kemudian timbul kecurigaan para guru sebab di saat para guru hendak mendekati gerbang utama sekolah, pria mencurigakan tersebut langsung menyalakan sepeda motornya dan kabur. Sangat disayangkan, para guru dan siswa yang melihat pria tersebut tidak sempat mencatat nomor plat kendaraan tersebut.
Gregerius Kromen kemudian mengambil sikap untuk melakukan penelusuran di sekitar area sekolah namun tidak menemukan orang tersebut lagi. “Sejak adanya isu penculikan anak beberapa hari terakhir ini, saya sudah memasang himbauan yang ditempelkan di gerbang sekolah dan berkoordinasi dengan para guru dan orang tua siswa agar dapat antar jemput anaknya yang hendak pergi dan pulang sekolah,” jelasnya.
Dirinya juga meminta agar orang tua siswa untuk menunggu dan mengantar anaknya hingga di depan gerbang utama sekolah.
Gregerius Kromen juga melakukan koordinasi dengan aparat Kepolisian Polres Flores Timur dan Kodim 1624 Flores Timur agar dapat melakukan pengawasan di jam-jam sekolah. Sehingga kenyamanan belajar bagi siswa dan guru serta orang tua yang menitipkan anaknya di sekolah ini dapat terjaga.(AN-02/AN-01)