Aksinews.id/Larantuka – Virus African Swine Fever (ASF) kembali mengancam ternak babi di wilayah Kabupaten Flores Timur dan Lembata. Setelah dua tahun lalu menyerang ribuan ekor babi di dua kabupaten ini, virus ASF muncul kembali. Bahkan, 20 ekor babi di Flores Timur dilaporkan mati akibat terserang virus ASF.
Penjabat Bupati Flores Timur, Doris Alexander Rihi yang dikonfirmasi melalui Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur, Sebast Sina Kleden, Senin (16/1/2023) malam, mengakuinya. Kleden menduga virus ASF masuk kembali Flores Timur melalui anak babi bantuan yang diberikan pemerintah pusat melalui balai pembibitan di Makassar, Sulawesi Selatan.
Bantuan anak babi dari pemerintah pusat sebanyak 50 ekor itu diduga kuat sebagai penyebab kembalinya virus ASF di Kabupaten Flores Timur.
“Awalnya 50 ekor babi bantuan dari pemerintah pusat itu kita periksa di Balai Karantina Hewan bebas virus ASF, tetapi setelah beberapa ekor mati dan kami kirim sample darah ke laboratorium di Bali untuk diperiksa ternyata positif ASF,” ungkap Kleden.
Pemerintah Kabupaten Flores Timur, kata Kleden, sedang memperketat pengawasan lalulintas ternak dari dan ke Flores Timur. Pemerintah Kabupaten Flores Timur juga memberikan imbauan kepada masyarakat untuk memperkuat bio security terhadap anak babi yang sedang dipelihara.
“Kami juga membunuh beberapa ekor babi yang sudah sakit-sakit dan positif supaya mencegah penularan kepada babi lain, sedangkan yang sehat kita kasih vitamin,” jelasnya.
Ia menambahkan, pemerintah terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang cara memperkuat bio security dan memperhatikan pakan yang digunakan sehingga terhindar dari serang virus ASF.
“Kami juga mendirikan pos-pos pemantau lalulintas ternak di perbatasan kabupaten Flores Timur maupun yang lewat jalur laut,” pungkasnya.
Sementara itu, di Lembata, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mulai mengambil langkah antisipasi masuknya virus ASF ke Lembata. Sebagai kabupaten tetangga, tak tertutup kemungkinan, virus ASF dapat dengan mudah berpindah ke Lembata.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata Kanisius Tuaq, Senin (16/1/2023) mengatakan, sejauh ini belum ada ternak babi di Lembata yang dilaporkan mati karena virus ASF. “Kemarin memang ada laporan ada ternak babi yang mati tapi setelah diperiksa, bukan mati karena ASF,” kata Kanis Tuaq.
Karena itu, kepada masyarakat diimbau untuk tidak membawa masuk ternak babi dan produk olahannya dari Flores Timur dan daerah lainnya masuk ke Lembata.
Selain itu, kepada warga diingatkan untuk memberikan perlakuan khusus terhadap ternak babi peliharaan agar menghindari ASF mewabah di Lembata.
“Kami imbau masyarakat supaya rutin bersihkan kandang, lakukan pengasapan, dan memberiian obat penambah imun tubuh karena sampai sekarang obat virus ASF belum ada,” kata Kanis Tuaq. Pihaknya juga mengimbau para penjagal agar untuk sementara waktu tak menjagal dan menjual daging babi. (*/AN-01)