Aksinew.id/Maumere – Ini cara Tim Relawan untuk Kemanusian Flores (TRUK-F) memperingati Hari Anti Human Trafficking Sedunia. Sabtu (20/8/2022), mereka menggelar road show dalam kampanye anti human trafficking dengan tema: Sekolah Menjadi Garda Terdepan Hentikan Perdagangan Orang.
Kampanye dimulai pada pukul 5:15 Wita dengan titik kumpul di gerbang SMAS Katolik Bhaktyarsa, Maumere. Sedikitnya, delapan (8) SMA/SMAK se-kabupaten Sikka yang diajak melakukan road show. Yakni, SMAS Bhaktyarsa, SMAS Frateran Maumere, SMA Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, SMK Negeri 3 Maumere, SMA Santa Maria Monte Carmelo, SMA Negeri Talibura, dan SMK 1 Talibura. Juga, melibatkan Kelompok Teater Aletheia dari Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero.
Kegiatan road show ini digelar dengan tujuan selain menyuarakan aspirasi dari siswa siswi tentang perdagangan manusia, juga sebagai ruang untuk menciptakan kepedulian dan pengalaman bagi para siswa-siswi SMA. Dimana, TRUK-F membuka ruang bagi para pelajar SMA untuk dapat memberikan pendapat mereka tentang tragedi human trafficking yang mereka ketahui.
Kampanye anti human traficking dimulai dari Pasar Talibura, yang diawali dengan sambutan ketua TRUK-F, Suster Imaculata, SSpS. Setela itu, para siswa-siswi secara bergantian membawakan orasi mereka.
Salah satu orator sebagai perwakilan dari SMAS Katolik Bhaktyarsa, Vidi Tedemaking. Pegiat literasi dari Ile Ape, Lembata ini tampil berorasi dengan semangat berapi-api.
“Kekerasan terhadap perempuan dan anak serta kasus perdagangan manusia yang kini lasim terjadi, bahkan di Nian Tanah Sikka. Apakah itu arti dari kemerdekaan? Tentu tidak, saudara saudara. Merdeka hanya dimiliki oleh mereka yang bertopeng jabatan, mereka yang meniduri rupiah, mereka yang memiliki kuasa,” tandas Vidi Tedemaking.
Vidi merasa isu human traficking ini menjadi sangat penting. Sebab, menurut dia, hal ini pun sedang terjadi di Maumere, tempat dia mengenyam pendidikan.
Menurut dia, masalah perdagangan manusia perlu disosialisasikan atau didiskusikan dengan para pelajar. Sehingga, tertanam sikap antisipasi dan rasa simpati kepada lingkungan, serta sesama manusia.
Selain orasi dari para pelajar SMA/SMK se-Kota Maumere, kampanye ini juga diisi dengan monolog yang dipentaskan Brian Lagaor, dari teater Aletheia IFTK Ledalero. Brian Lagaor membawakan molog berjudul: Sulaztry.
Monolog karya Occe Idaman ini dipoles dan dibawakan kembali oleh Brian Lagaor dalam Roadshow Truk F. “Ini tentang Sulaztry, adalah seorang perempuan yang seharusnya sedang menyulam mimpi di atas bangku sekolah. Namun karena semacam situasi yang mengharuskannya, ia dijual atas nama cerita, cita-cita, cinta, setia, kasih sayang, kesejahteraan, peri keadilan dan peri kemanusiaan. Sungguh malang masih Sulaztry, perempuan muda belia yang baru mulai tumbuh itu,” ungkap Brian Lagaor saat mementaskan monolog Sulaztry.
Road show kampanye human traficking berakhir di monumen tsunami kota Maumere. Setelah beberapa pelajar menggelar orasi dan pertunjukan teater, para peserta kembali ke SMAS Katolik Bhaktyarsa, dan membubarkan diri.
Ketua TRUK-F, Suster Imaculata, SSpS, mengatakan, “Kami melibatkan para peserta dari sederajat SMA dengan pertimbangan bahwa dari fenomena yang kami lihat, bahwa korban yang ada sudah mulai memasuki lingkup anak-anak sekolah. Apalagi pelaku human trafficking juga memiliki cara baru dalam mencari korban, yaitu tidak dilakukan dengan rekrutmen secara langsung tetapi dengan janji manis di media sosial”.
“Melibatkan para pelajar adalah bentuk antisipasi agar para pelajar lebih berhati-hati dalam bersosialisasi. Apalagi human traficking itu sedang terjadi di sekitar mereka. Mereka juga adalah generasi muda, generasi penerus yang perlu dilibatkan untuk lebih terbuka dan peka terhadap persoalan-persoalan yang terjadi di sekitar mereka,” tandas Suster Imaculata, SSpS. (Fr. Rintho Jaga – Maumere)