Aksinews.id/Lewoleba – Komunitas Sahabat Penyu Loang dan Riangdua (Sayang Sapurindu) menanam ratusan pohon di area sekitar Bukit Doa Watu Miten, Kabupaten Lembata, Senin (28/11/2022). Aksi ini didukung pula Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Lembata dan Keluarga Manoken Asia – Indonesia.
Penanaman ratusan pohon itu dilakukan dalam rangka memperingati “world tree day” dan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) yang masing-masingnya jatuh pada tanggal 21 dan 28 Nopember.
Demikian disampaikan Ketua Komunitas Sayang Sapurindu, Polikarpus Bala,SKM dalam rilisnya kepada media ini.
Bala yang juga adalah Koordinator Program ‘Lembata Sea Turtle’ atau Program Penyu Laut Lembata itu menyampaikan kegembiraan dan kebanggaannya atas terlaksananya kegiatan tersebut.
Lebih-lebih karena kegiatan ini diikuti pula oleh sebuah komunitas internasional yakni Manoken Asia – Indonesia.
“Kami benar-benar bangga dan bersyukur. Selain dari HAKLI Lembata, ada juga teman-teman kami dari Manoken Asia -Indonesia yang ikut. Ini luar biasa,” tulisnya dalam rilis melalui pesan WhatsApp.
Ditemui secara terpisah, Ketua HAKLI Kabupaten Lembata, Florentina Senuker,A.Md.KL mengatakan, penanaman pohon itu bertujuan untuk menghutankan ekosistem pantai dan wilayah sekitarnya. Sebab, wilayah-wilayah itu sangat penting artinya bagi upaya perlindungan penyu yang menjadi perhatian Komunitas Sayang Sapurindu.
“Penyu butuh areal pantai yang nyaman untuk bertelur dan menetas. Komunitas Sayang Sapurindu selama ini konsen dalam urusan itu,” paparnya.
Lebih lanjut, perempuan multi talenta yang hobi nyanyi itu menguraikan jenis-jenis pohon yang ditanam pada kegiatan itu. Beberapa di antaranya adalah malapari, sakura, trambesi dan flamboyan.
Menurutnya, HAKLI Kabupaten Lembata mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan itu karena kegiatan menanam pohon memiliki relevansi erat dengan visi dan misi organisasinya.
“Ratusan pohon kami tanam di sana. Pohon adalah lambang kehidupan. Lingkungan yang segar dan sehat tidak bisa terlepas dari pohon. Kami punya visi yang sejalan,” tutur ibu tiga anak itu bersemangat.
Untuk diketahui, Komunitas Sayang Sapurindu selama ini bergerak aktif dalam upaya perlindungan penyu. Sedangkan HAKLI adalah sebuah organisasi profesi di bidang kesehatan lingkungan. Dan, Komunitas Manoken Asia – Indonesia adalah sebuah komunitas yang giat dalam pelestarian dan pengembangan budaya lokal. Komunitas ini tidak hanya terdiri atas kaum muda Indonesia. Banyak dari para anggotanya berasal dari mancanegara seperti Filipina, Myanmar dan Timor Leste.
Di Lembata, para peserta petualangan budaya itu dipandu oleh Sanggar Tari Alegra yang dinakhodai Arnoldia Ofong. Adapun para anggota komunitas dan organisasi profesi HAKLI tersebut selama ini saling berkomunikasi yang baik dan intens. Kegiatan ini merupakan kerjasama perdana yang dilaksanakan.(DK)