Darah guru begitu melekat erat padanya. Mengalir deras tiada henti dimana dan kapan pun ia berada. Dia tak pernah absen hadir sebagai pendidik dan pengayom bagi siapa saja yang ada di dekatnya. Dia juga seorang pendengar yang baik. Ini bukan sekedar sanjungan bombastik. Ini nyata dari testimoni orang-orang yang mengenal dekat dengannya.
Emilia Ena, pramutamu Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata saat ini. Ena, demikian dia akrab disapa ditemui beberapa hari lalu mengungkapkan rasa bangganya. Ena bangga karena sudah mampu menjalankan tugas sebagai pramutamu sang guru hampir setahun sampai tiba masa purnabakti.
Bagi Ena, Bala Warat adalah figur pemimpin yang punya perhatian besar terhadap semua staf, termasuk staf golongan ‘rendah’.
“Bapa tidak pernah pilih kasih. Semua staf Bapa sapa dengan senyum. Kalaupun Bapa tidak ‘sreg’ dengan sikap kami sebagai pramutamu, Bapa tidak pernah meledak-ledak. Palingan Bapa panggil kami dan omong baik-baik di ruang kerjanya,” tutur Ena dengan suara lirih.
Tidak hanya Ena. Staf Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Rosa Rone Namang juga punya testimoni yang sama. Bahkan, bagi dia, Bala Warat Gabriel layak disebut sebagai pahlawan.
“Banyak pegawai di sini yang bisa jadi orang (sukses) karena kebijaksanaan Bapa. Lebih-lebih ketika Bapa masih jadi Kepala Tata Usaha (KTU) Dinkes Kabupaten Lembata. Waktu itu kan kita masih di kantor lama yang sekarang jadi Puskesmas Lewoleba itu,” urai srikandi murah senyum yang telah banyak berpengalaman di Sub Bagian Umum dan Kepegawaian itu.
Memang kisah tentang Bala Warat cenderung diisi dengan banyak kebajikan dan humanisme. Meski sebagai manusia, Bala Warat tetap saja punya banyak kekurangan. Sebagaimana gading yang selalu ada retaknya. Sedikit sekalipun. Masing-masing orang yang pernah berada di dekatnya tentu punya pengalaman tersendiri.
Awal tahun 2003, Bala Warat mengajukan permohonan pindah dari Pemerintah Daerah Kabupaten Ende ke Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata. Saat itu, Lembata dipimpin oleh Drs. Andreas Duli Manuk (Alm).
Ketika pertama kali datang, mendiang Ande Manuk memberinya kepercayaan untuk menduduki jabatan Kepala Bidang (Kabid) Fisik dan Prasarana pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Tugas itu dia jalankan dengan sepenuh hati hingga awal tahun 2006 dia dipercaya menjadi Kepala Tata Usaha (KTU) Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata.
Gebrakan-gebrakan kecil yang dilakukan Bala Warat dalam kapasitasnya sebagai pejabat saat itu membuat mendiang Ande Manuk sering memberinya pujian. Kepercayaan dan amanah pun disematkan lagi di atas bahunya.
Tahun 2006, Bala Warat mendapat amanah menjadi Kepala Sub Dinas (Kasubdin) Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur) pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO). Amanah itu dia emban hingga tahun 2008, dimana lagi-lagi dia mendapatkan promosi jabatan menjadi Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Lembata.
Seolah mendapat amunisi tambahan, Bala Warat saat itu benar-benar cekatan mengurus ‘dinas besar’ itu berbekal ilmu guru yang dia punyai. Sesuatu yang memungkinkannya untuk melakukan banyak terobosan.
Dua tahun Bala Warat mengemban amanah itu. Tahun 2010, Bala Warat dimutasi menjadi staf ahli Bupati Lembata hingga tahun 2011. Sesudahnya, Bala Warat berturut-turut dipercaya menjadi Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (2011-2014), Kepala Bappeda (2014-2016), Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Lembata (2016-2018), Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (2018-2021) dan akhirnya menambatkan jangkar karirnya di Dinas Kesehatan Lembata sebagai pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas selain sebagai staf ahli Bupati Lembata hingga penisun pada 1 Desember 2022 mendatang.
Bala Warat bukan manusia sempurna. Tetapi dialah pelita yang selalu memberi terang di jalan gulita. Di balik ketaksempurnaannya, ada secercah harapan yang selalu dia tebarkan kepada orang-orang di sekitarnya agar menjadi lebih sempurna.
Bala Warat adalah guru yang telah memberi banyak suri teladan. Pengagum tokoh dunia, Abraham Maslow, Paulo Freire dan Albert Einstein itu patut dikenang sebagai ayah, guru dan sahabat oleh orang-orang yang setia berdiri di jalan kejujuran, kebenaran dan kemanusiaan. Ad multos annos ayah, guru dan sahabat kami. (Darius Baki Akamaking/Habis)