Aksinews.id/Lewoleba – Produk usaha ekonomi produktif komunitas purna migran akan difasilitasi untuk dapat dijual di geleri Dekranasda Kabupaten Lembata.
Hal itu disampaikan Bonaventura Boli, tenaga penyuluh pada Disperindag Kabupaten Lembata ketika memfasilitasi pelatihan peningkatan kualitas produk usaha mikro komunitas perempuan purna migran yang berlangsung di Hotel Annisa Lewoleba, 30 Juni 2022.
Kegiatan yang diselenggarakan Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS) bekerja sama dengan Migrant Care dalam kemitraan Indonesia-Australia Menuju Masyarakat Inklusif (Inklusi) itu dihadiri 50 peserta dari kelompok usaha perempuan purna migran di wilayah Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi), perwakilan pemerintah desa, kelompok usaha Ina Sayang, dan kelompok usaha difabel, Desa Dua Wutun, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata.
Karena itu, Ventura minta kepada komunitas purna migran agar terus meningkatkan kualitas produk agar pihak Dekranasda dapat membelinya dan memasarkanya melalui galeri Dekranasda Lembata.
“Saya minta agar kelompok terus meningkatkan kualitas produk dan akan kami beli untuk dipasarkan di galeri Dekranasda Lembata,” janji Ventura.
Selain itu, Ventura juga mendorong agar komunitas perempuan purna migran dapat memanfaatkan peluang disaat event El Tari Memorial Cup yang akan berlangsung di Lembata dalam waktu dekat, karena di event ini akan dilakukan juga pameran produk.
Ventura yang mengawali kegiatan dengan meminta setiap peserta memperkenalkan nama, kolompok, jenis usaha dan karakter peserta itu, kemudian mengatakan bahwa dalam dunia usaha, karakter yang tidak mendukung sebaiknya ditinggalkan. Karena dalam usaha karakter seperti sombong, ego dan malas akan membuat iklim usaha yang dijalankan tidak berjalan efektif atau sesuai harapan bersama.
Selain karakter para pelaku usaha, kelompok juga harus bisa memiliki struktur kelompok usaha yang mengakomodir kebutuhan usaha. “Sering dalam kelompok usaha, kita hanya menemui struktur yang hanya menempatkan ketua, sekretaris dan bendahara. Struktur seperti ini tidak cukup kalau tanpa tenaga pemasaran. Penjualan produk tidak berjalan maksimal bila tidak ada sales atau tenaga pemasaran,” ujar Boli.
Selain mengikuti pelatihan peningkatan kualitas produk usaha, sehari sebelumnya di tempat yang sama, para peserta juga mengikuti pelatihan manajemen usaha dan keuangan yang difasilitasi YKS. (Humas YKS)