Aksinews.id/Lewoleba – Sebab-sebab kematian Bendahara Pimpinan (Bupati dan Wakil Bupati) pada Bagian Keuangan Setda Lembata, Albertus Ali Buran, hingga kini masih tersungkup misteri. Bahkan, informasi soal asal usul tali yang terlilit di batang leher almarhum Albertus saat ditemukan tergantung di batang pohon pun kian simpang siur.
Beberapa saat setelah almarhum Albertus ditemukan tergantung tak bernyata sekitar 700 meter dari kebunnya di kawasan Lusikawak, Desa Nubamado, Kecamatan Nubatukan, Selasa (10/5/2022), merebak informasi bahwa tali yang melingkari batang leher almarhum dibelinya sendiri di Toko Budi Mulya, Wakomo, Kelurahan Lewoleba Barat, Kecamatan Nubatukan, Lembata.
Ternyata keluarga almarhum menemukan fakta berbeda. Informasi yang diperoleh keluarga, tali berwarna hijau yang mengikat leher korban, dengan bentuk dan ukuran serupa, tidak dijual di Toko Budi Mulia.
Ya, “Kami sudah telusuri informasi tali tersebut dibeli korban di Toko Budi Mulia, tetapi pemilik toko sendiri mengaku tidak menjual tali jenis itu. Pihak pemilik toko sendiri, meminta keluarga untuk mengecek rekaman CCTV, pada hari Minggu, 8 Mei 2022 dan Senin, 9 Mei 2022. Namun, pada hari-hari sebelum kematian itu, almarhum tidak pernah masuk ke Toko Budi Mulia untuk membeli tali,” tandas Tonce Buran, adik korban, kepada media, Senin (16/5/2022).
Dia menuturkan bahwa pihak Toko Budi Mulia mengaku kalau almarhum Albert Buran pernah ke tokonya satu pekan sebelumnya. Tapi, kedatangannya ke toko untuk membeli pulsa listrik senilai Rp1 juta. Pulsa listrik itu untuk dipergunakan di Rumah Jabatan Bupati Lembata.
Fakta serupa didapati keluarga di toko milik Ege Rada di Waikomo. Ege Rada juga mengaku tidak menjual tali tersebut.
Almarhum juga, sebut Ege Rada, tidak pernah datang untuk membeli tali menjelang kematian mengenaskan itu.
Hal ini menimbulkan beragam spekulasi lagi soal sebab-sebab kematian korban. Bahkan, ada yang mencurigai kalau korban tidak melakukan aksi bunuh diri tapi dihabisi. Keluarga menaruh harapan, pihak kepolisian di Lembata mampu menjawab spekulasi dan rumor yang terus merebak belakangan, sekaligus memberi kepastian hukum atas kasus tersebut.
Keluarga mengaku kalau almarhum Albert Buran tidak punya masalah di internal keluarga besarnya, baik di Waikomo maupun di Ataili, kampung halamannya. “Kak Abe (Albertus Buran-Red) selalu menjadi penengah kalau ada masalah dalam keluarga. Bingung juga kalau akhirnya begini,” ujar salah seorang anggota keluarga Buran.
Informasi soal almarhum sempat bolak balik bendungan Waikomo, dan sempat mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi pun masih ditelusuri kebenarannya.
Sementara kerabat almarhum di kantor Setda Lembata dan kalangan wartawan yang mengenalnya tidak yakin kalau sikapnya ini berkaitan dengan urusan kerja. Pasalnya, almarhum dikenal telaten dalam menangani masalah keuangan di kantor.
Informasi lain yang diperoleh aksinews.id menyebutkan bahwa sebagai bendahara pimpinan Setda Lembata, almarhum Albert Buran acapkali meminjam uang dari pihak swasta untuk mengatasi masalah keuangan pimpinan, jika proses pencairan agak lamban. Celakanya, langkah itu diambilnya secara sepihak tanpa berkoordinasi dengan atasannya. Sehingga beberapa pihak yang meminjamkan uangnya kepada almarhum untuk kepentingan kantor sempat menghubungi Bagian Keuangan Setda Lembata.
Apakah masalah ini punya sangkut paut dengan kematian almarhum, masih belum ada kejelasan sama sekali. Sampai saat ini, belum diperoleh informasi apakah almarhum meninggalkan pesan atau catatan di balik kematiannya. Semuanya masih tersungkup misteri. (AN-01)