Aksinews.id/Lewoleba — Goyang Dendereo, yang sedang viral saat ini mewarnai perayaan Hari Disabilitas Internasional (HDI), Jumat (3/11/2021). Selain Dendereo, anak-anak Sekolah Luar Biasa (SLB) juga membawakan pantomin tentang pentingnya Prokes, musikalisasi puisi, lagu, tarian dan fashion show.
Secara khusus, Komunitas Tuli Lembata (KTL) juga menampilkan pidato tentang keberadaan komunitas tuli yang baru dibentuk beberapa bulan lalu tersebut. Pidato dibawakan Denis, salah seorang anggota komunitas tuli dalam “bahasanya” yang langsung “diterjemahkan” seorang guru.
Perayaan HDI tahun ini sebagaimana biasanya, tidak hanya dihadiri para difabel dalam kota Lewoleba. Kelompok difabel Nale, Pasir Putih Mingar, ikut pada perayaan kali ini.
“Tadi pagi-pagi dapat informasi dan kami langsung berangkat bersama teman-teman yang bisa. Kami berempat saja dari sekitar 13 anggota yang aktif,” ujar Agustina, ketua kelompok Nale.
Tergolong muda di antara kelompok-kelompok lain, keompok difabel Nale mengatakan mereka tetap aktif menjalankan kegiatan-kegiatan rutin meski dalam situasi pandemi. Unit Bersama Simpan Pinjam (UBSP) dan arisan serta jimpitan tetap dilakukan rutin tiap bulan.
“Dari 20 lebih anggota, yang benar-benar aktif hanya sekitar 13 orang,” ujar Agustina pada sesi testimoni kegiatan kelompok yang dipandu Ignas Laumakiling dari CIS Timor. Perihal kegiatan pengembangan ekonomi keluarga, dua difabel di Kelurahan Selandoro menuturkan pengalaman mereka membangun usaha. Ada ternak ayam, kebun sayur, salon pangkas rambut dan pembuatan pot bunga. Juga, ada usaha jagung titi dan keripik ubi.
Mereka juga berharap tersedia pasaran yang baik untuk usaha mereka.
Di bidang kesehatan kepada para sahabat difabel dr Jimmy Sunur mengatakan akan melayani vaksin.
Sebelum seluruh rangkaian acara HDI ditutup ketua panitia, dr Jimmy Sunur, FPKDK sebagai perantara bantuan sosial Propinsi NTT memberikan sumbangan peralatan dapur yang menunjang usaha pembuatan keripik untuk Kelompok Difabel Nale Mingar Pasir Putih dan Kelompok Difabel Kasih Cinta Wangatoa. Juga bingkusan untuk Komunitas Tuli Lembata.
Kegiatan yang disebut sebagai acara surprice bagi sahabat difabel di HDI tersebut kerja bersama HI, CIS Timor dan FPKDK. Para relawan dari BPBD dan pemerintah kelurahan turut serta membantu berlangsungnya HDI di Lembata.(Fince Bataona)