Oleh: Muh. Sulaiman Rifai Aprianus Mukin1
ASN pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata
Ishak: “Indonesia punya kebihinnekaan, tapi ingatlah Lembata punya Lamaholot, Lamaholot punya taan tou”
Kementerian Agama Kabupaten Lembata hari ini genap berusia 22 tahun, kelahiran 5 Februari 2003 berzodiak Aquarius. Kelahiran Aquarius dikenal cerdas dan menghargai intuisi, memiliki karakter yang dalam menyelesaikan masalah serumit apapun dan sangat piwai mengelola keuangan dalam keluarganya. Namun sayang zodiak Aquarius keras kepala dan rentan overthingking.
Secara infirodi saya ucapkan selamat Ulang Tahun ke-22. Tonggak sejarah ini menandakan periode kedewasaan yang cukup besar, ditandai dengan kekayaan pengalaman dan banyak pencapaian. Seperti yang diartikulasikan, Aquarius sering dikenal karena kapasitas intelektualnya dan apresiasinya yang mendalam terhadap intuisi. Sifat ini dapat ditafsirkan untuk menunjukkan bahwa Kementerian Agama Kabupaten Lembata memiliki bakat terpuji untuk membuat keputusan bijaksana yang berakar kuat pada wawasan intuitif yang kuat. Kualitas seperti itu sangat penting dalam mengatasi berbagai tantangan yang mungkin timbul, baik yang berkaitan dengan dinamika internal atau pemberian layanan kepada masyarakat.
Kemahiran dalam manajemen keuangan adalah atribut lain yang terpuji. Hal ini menunjukkan bahwa Kementerian Agama Kabupaten Lembata mampu mengelola sumber dayanya secara efisien, sehingga memastikan keberlanjutan program yang sedang berlangsung dan memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Namun demikian, mirip dengan kecenderungan keras kepala dan terlalu berpikir yang terkait dengan Aquarius, ini berfungsi sebagai pengingat yang relevan untuk mempertahankan kemampuan beradaptasi dan penerimaan terhadap perubahan, sambil menghindari jebakan analisis yang berlebihan. Dengan mencapai keseimbangan antara intuisi dan kemampuan beradaptasi, Kementerian Agama Kabupaten Lembata dapat bertahan dalam lintasan pertumbuhannya dan mencapai prestasi yang lebih besar lagi.
Tema Hari Lahir Kementerian Agama Kabupaten Lembata di usia 22 tahun ini “Bersatu Membangun Kerukunan Menuju Indonesia Emas” mengandung makna yang mendalam tentang pentingnya persatuan dan kerukunan dalam membangun masa depan Lembata dan Indonesia yang lebih baik. Ishak Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata menegaskan bahwa Indonesia punya kebihinnekaan, tapi ingatlah Lembata punya Lamaholot, Lamaholot punya taan tou.
Ungkapan ini memiliki nilai universal yang inklusif dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, Lembata perlu mengedepankan semangat persatuan dan kerukunan. Keragaman budaya, suku, agama, dan bahasa adalah kekayaan yang harus dijaga dan dirayakan. Melalui dialog dan saling pengertian, Kementerian Agama seyogianya dapat mewujudkan dan membangun masyarakat yang harmonis dan inklusif. Selain itu, pembangunan pendidikan agama dan keagamaan yang berkelanjutan adalah kunci untuk mencapai Indonesia Emas, tentu tidak mengabaikan elemen-elemen lainnya. Dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki, Kementerian Agama Kabupaten Kabupaten Lembata dapat menciptakan peradaban kerja ikhlas yang dapat meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi kesenjangan sosial. Pendidikan agama dan keagamaa dan inovasi juga memainkan peran penting dalam memajukan bangsa dan lewotana.
Ada bagian yang tak kalah penting adalah memperkuat sistem demokrasi dan menegakkan hukum dengan adil. Kementerian Agama yang transparan dan akuntabel akan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan kerukunan. Dengan demikian, setiap orang Lembata merasa memiliki dan bertanggung jawab atas masa depan Lembata.
Sebagai catatan akhir, beberapa refleksi terkait dengan tema Taan Tou Membangun Kerukunan Menujun Indonesia Emas:
- Prinsip-prinsip persatuan dan harmoni menjadi pilar fundamental bagi bangsa yang serumit Indonesia. Persatuan mencakup gagasan saling mendukung dan upaya kolaboratif terlepas dari latar belakang yang beragam, sementara harmoni mewujudkan esensi koeksistensi yang ditandai dengan toleransi komprehensif dan rasa hormat timbal balik.
- Aspirasi untuk mencapai Indonesia Gold secara intrinsik terkait dengan peran penting pendidikan agama dan keagamaan. Kerangka pendidikan berkualitas tinggi dan inklusif sangat penting untuk menumbuhkan generasi yang mahir secara intelektual, cenderung kreatif, dan kompetitif di platform global. Lebih jauh lagi, pendidikan agama dan keagamaan berfungsi sebagai mekanisme vital untuk menanamkan prinsip-prinsip persatuan dan harmoni sejak usia dini.
- Dalam lanskap digital kontemporer, pentingnya teknologi dan inovasi tidak dapat dilebih-lebihkan dalam konteks pembangunan. Memanfaatkan kemajuan teknologi secara tepat dapat mempercepat lintasan perkembangan, meningkatkan efisiensi operasional, dan menghasilkan peluang kerja baru. Selain itu, teknologi dapat memfasilitasi komunikasi yang lebih baik dan meningkatkan keharmonisan di berbagai komunitas.
- Untuk mewujudkan visi Indonesia Gold, sangat penting untuk memprioritaskan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Ini memerlukan pendekatan pembangunan yang mempertimbangkan dimensi lingkungan, sosial, dan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara keseluruhan, melayani tidak hanya kebutuhan saat ini tetapi juga menjaga kepentingan generasi mendatang.
- Prinsip-prinsip keadilan dan penegakan hukum yang adil dan transparan merupakan fondasi penting bagi masyarakat yang berkembang dan damai. Dengan menegakkan hukum secara tidak memihak, adalah mungkin untuk menumbuhkan kepercayaan publik pada lembaga-lembaga pemerintah dan menjamin bahwa setiap warga negara menerima perlakuan yang adil.
- Nilai-nilai gotong royong dan kerja sama merupakan aspek yang dihargai dari warisan budaya Indonesia yang membutuhkan pelestarian yang waspada. Melalui upaya kolektif dan saling mendukung, kita dapat secara efektif menghadapi berbagai tantangan dan mewujudkan visi Indonesia Emas. (*)
Biodata Penulis:
Lahir di Ende, 27 April 1970, merupakan ASN pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, saat ini sebagai Pengawas Sekolah, menyelesaikan studi S1 Fakultas Tarbiyah pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Kupang Tahun 1995, menyelesaikan S2 Magister Pendikan Agama Islam di Univesitas Muhammadiyah Malang Tahun 2025 dan saat ini bergabung dalam “Komunitas Penulis Lembata” juga sebagai “Penakar Literasi”
Mantap, terus menjadi pendorong kebhinekaan di tanah Lapan Batan.
Komunitas Penulis Lembata adalah wadah untuk terus mengasah kemampuan menulis
Terima kasih Calon Magister Bahasa Indonesia.
Sangat inspiratif.
Mari kita merawat Kebhinekaan dalam Spirit Ta’an Tou.