Rabu, 23 Agustus 2023
Hak.9:6-15 ; Mat.20:1-16
Pekan Biasa XX
“Iri hatikah engkau jika aku murah hati?”
(Mat.20:19)
Keadilan Allah kadang melampaui kebiasaan manusia. Bahkan terasa tak adil dalam hitungan kita.
Bagaimana mungkin mengupah orang yang beda jam kerja dengan upah yang sama? Pekerja awal sudah mulai bekerja dari pagi hari. Lainnya bekerja mulai pkl.09.00, pkl.12.00, dan pkl.15.00. Bahkan yang terakhir mulai bekerja pkl.05.00. Tetapi semua mereka dibayar sama. Sedinar sehari sesuai kesepakatan.
Sebagai manusia, tentu ada yang kurang hati, bahkan protes. Mengapa dirinya dibayar sama dengan mereka yang bekerja hanya sedikit waktu? Rasanya tak adil. Tetapi yang bekerja kemudian, merasa bersyukur. Masih bisa mendapat kasih dalam sedinar, untuk hidup sehari.
Para pekerja adalah adalah orang jalananan. Para penganggur. Tak punya penghasilan. Maka meminta mereka bekerja, merupakan cara peduli dan mengasihi mereka. Memberi mereka satu dinar karena bekerja lebih bermartabat, dari pada meminta-minta.
Sedinar sehari, itu gambaran berkat Tuhan yang selalu mengalir atas hidup kita setiap hari. Dan, kasih Allah selalu adil bagi kita. Ia bermurah hati kepada semua, tanpa memilih kasih.
Seperti Ia memberi sedinar bagi semua yang bekerja. Ia juga akan memberkati setiap kita yang berjeri lelah sekuat tenaga. Tak perlu iri hati. Tak perlu membanding diri dan keluarga dengan orang lain. Ingat, rejeki kita tak sama. Garis tangan kita berbeda.
Hidup ibarat seorang pekerja. Sukses dan mencapai hasil, karena bekerja dan berusaha. Bukan berpanggu tangan. Rejeki datang kerena cucuran keringat, bukan karena mujizat. Mari terus bekerja dan bergiat. Karena di sana, Tuhan sediahkan berkat dan rejeki bagi kita.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin
Amin 🙏
Terimakasih Romo Renungan dan peneguhan yang luar biasa.
Selamat pagiRomi🙏
“Tuhan sediakan berkat dan rejeki bagi kita asal kita mau bekerja” Amin.. trimakasih.