Sekelompok ibu ibu dari Komunitas Basis Gereja (KBG) yang mendapat jadwal kerja, mendatangi pelataran halaman gereja Habi. Mereka membawa alat kerja berupa ember, karung dan skop.
Dihalaman gereja mereka bekerja dipandu tukang dan tim teknis. Pekerjaan yang dilakukan mulai dari pekerjaan galian, timbunan dan pengecoran cakar ayam. Dengan antusias mereka mengambil peran dalam setiap pekerjaan.
Semangat berdikari menuju peradaban baru tak surut di tengah riuh rendah nada sumbang yang menggerutu terkait rencana renovasi gedung gereja Habi. Keterbatasan alat kerja dan kesulitan hidup akibat gagal tumbuh/gagal panen pun bukan menjadi penghalang untuk memberi. Sesendua dan cucuran keringat mulia martabat. Dan, bukan waktunya kini, berhayal untuk diasuh.
Usia gereja Habi kini sudah separuh abad, 59 tahun. Tahun 1965 mengisahkan awal mula gereja Habi dibangun. Misionaris asal Jerman, P. Karl Marh, SVD, menjadi pastor pembangunan yang mendatangkan dana bantuan luar negeri untuk pembangunan gereja Habi.
Tahun 1966-1967 Pembangunan gereja Habi dihentikan akibat meluasnya peristiwa berdarah G 30 S PKI. Pembangunan gereja Habi dilanjutkan kembali pada tahun 1968 sampai tahun 1969. Dan, oleh yang Mulia Uskup Keuskupan Agung Ende, Mgr Donatus Djagom, SVD, gereja Habi ditahbiskan/diresmikan pada tanggal 6 Januari 1970 dengan Pater Karl Marh, SVD sebagai pastor paroki Habi pertama.
Wajah rupawan yang diagungkan kini berangsur rapuh, bopeng dan kumuh. Renovasi adalah jalan tengah untuk memoles kembali, memperindah sesuai dengan desain bangunan gereja paska Konsili Vatikan ke-2. Tanpa menghilangkan ornament asli yang menjadi ciri kas gereja Habi.
Menurut Pastor Paroki Habi, RD. Vinsensius Ferrer Mere Ende, renovasi gedung gereja Habi urgen dilakukan mengingat beberapa bagian bangunan sudah mulai keropos dimakan usia, beberapa bagian atap mulai bocor dan beberapa interior gereja tidak sesuai dengan tatalaksana liturgi gereja Katolik paska Konsili Vatikan ke-2, serta pembangunan candi gereja.
Rencana renovasi ini ditanggapi positif oleh Sekretaris Keuskupan Maumere, RD. Dionisius Migo. Beliau mengatakan, yang paling penting adalah memulai. Kalau sudah dimulai maka akan meruntuhkan semua pesimistis umat. Jadi harus dimulai daripada tidak sama sekali.
Sementara tokoh umat, Hymo Hubertus mengatakan, renovasi gedung gereja Habi harus menjadi kebanggan umat Paroki Habi. Karena, pembiayaan renovasi berasal dari umat dan dikerjakan sendiri oleh umat. Umat Paroki Habi sekarang sudah memasuki habitus baru gereja mandiri bukan gereja misi, seperti zaman Pater Karl Marh.
Tanggal 10 Juni 2024 menjadi titik awal dimulainya pekerjaan renovasi gedung gereja Habi. Pekerjaan renovasi ini melibatkan umat dari setiap KBG dalam lingkup wilayah Stasi Pusat Paroki Habi, sesuai dengan jadwal kerja yang disusun Divisi Penggalangan Partispasi Umat, Simon Sebedeus. Pekerjaan berupa pembersihan lokasi, galian, timbunan dan pengecoran cakar ayam.
Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu dalam kesempatan peletakan batu pertama tanggal 13 Juli 2024, menghimbau agar umat jangan menggerutu dan mengeluh, tetapi mari bangkit dan berjuang untuk mewujudkan optimisme merenovasi gereja kita.
Umat Paroki Habi harus menjadi pribadi yang poisitif mulai dari pikiran, perasaan hingga tindakan hidup. Iman sejati dilahirkan dalam hati yang mendengarkan Firman Tuhan dan sanggup melaksanakan seperti Maria membuka hatinya pada kehendak Allah.
“Apa yang kita kumpulkan hari ini untuk merenovasi gereja kita, adalah tanda cinta, betapa kita mau membuka diri pada cinta dan kehendak Tuhan dalam perkembangan hidup menggereja kita. Merenovasi gedung gereja adalah pergulatan panjang kehidupan kita, betapa kita harus menyadari kebutuhan ruang fisik bagi kepentingan ibadat kita dan bagi kesakralaan tata liturgi ibadat kita,” tandas Uskup Edwaldus.
Yohanes Lamba Loy, ST, perencana teknis, mengatakan rencana anggaran dan biaya (RAB) Renovasi gedung gereja Habi sebesar tiga miliar rupiah. Dewan Keuangan Paroki kemudian mengalisa sumber pembiayaan renovasi, dengan rincian pembiayaan berasal dari umat sebesar Rp 1,4 miliar dan penggalangan dana pihak ketiga sebesar Rp 1,6 miliar.
Pekerjaan renovasi gedung gereja Habi berdasarkan kelender kerja akan selesai dibangun pada tahun 2026 atau selama tiga tahun. Pekerjaan dibagi dalam empat tahap, yaitu tahap pertama pekerjaan candi, kedua renovasi dinding dan atap, ketiga renovasi interior gereja sesuai tatalaksana liturgi gereja dan keempat penataan halaman gereja.
Renovasi Pembangunan gereja akan berjalan sesuai rencana jika semua umat satu pikiran, satu hati. Mari bersama bertolak jauh kedalam menuju tujuan yang sama. Dengan berpegang pada pesan Uskup Maumere, tetap semangat dalam membangun dan merenovasi dalam membangun gereja yang berpartispatif menuju keselamatan. Tetaplah menjadi gereja yang hidup dan berkembang menjadi semakin solider dan menyelamatkan. Amin (Yosef Sumanto, Ketua Panitia)