Sabtu, 18 Mei 2024
Kis.28:16-20.30-31; Yoh.21:20-25
Paskah VII
“Tetapi engkau, Ikutlah Aku” (Yoh.21:20)
“Ikutlah AKU”. Kata-kata magis yang telah menentukan pilihan para murid dan kita. Hingga menjawab “Ya” kepada Tuhan. Ikut Dia sebagai orang beriman Kristiani dalam meterai babtisan, dan ikut Dia, sebagai orang yang menerima panggilan khusus (menjadi imam, biarawan-biarawati).
Ikut Dia, supaya semakin dekat dan terus belajar. Bejalar jadi murid yang setia, yang sungguh mengasihi, yang sabar menanggung segala kesulitan dalam pewartaan iman, dan militant menjalankan tugas kesaksian iman di tengah tata dunia.
Apakah tugas ini mudah? Tidak! Jadi murid Yesus bukan pilihan tanpa resiko. Karena harus melewati derita salib menuju kemuliaan kebangkitan. Ingat, Petrus dan Paolus juga murid-murid yang lain, telah mengalami rupa-rupa tantangan dalam mewartaikan nama Yesus. Mereka dibenci, ditolak, menjadi orang buangan, dipenjara tanpa alasan jelas, bahkan mati dibunuh demi memuliakan Allah dengan meterai darah mereka.
Tetapi mengapa kita mau jadi orang Kristiani? Apakah karena kita dibabtis tidur, sehingga kita terima saja setelah dewasa? Mengapa kita dengan sukacita memilih jadi imam, biarawan-biarawati? Meski banyak orang melihat ini pilihan gila?
Semakin dipertanyakan, komitmen kita semakin teguh. Kita semakin mengerti bahwa mengikuti Tuhan tidak bisa dengan setengah-setengah. Mesti setia seperti Dia, yang setia pada kehendak Bapa, sampai bertaruh nyawa di kayu salib.
Hendaknya kita sabar dan setia memikul salib hidup kita masing-masing. Salib tugas, pelayanan, dan beban hidup kita. Apapun situasi yang dihadapi, tanpan atau tidak tampan, hendaknya tetap jaga iman kita. Tetap setia menapaki jalan Tuhan sebagai muridNya.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin