Jumad, 10 Nopember 2023
Flp.3:17-4:1 ; Luk.16:1-8
PW. St. Leo Agung, Paus dan pujangga Gereja
“Bendahara yang tidak jujur itu dipuji Tuannya, karena ia telah bertindak dengan cerdik” (Luk.16:8)
Pujian pantas diberikan kepada seseorang yang berlaku baik, benar dan jujur. Aneh ketika seorang Tuan memuji cerdik bendahara yang tidak jujur. Karena ia lihai dan cekatan dengan banyak akal busuknya mengatasi kemelut yang sedang dihadapinya.
Masalahnya rumit. Ia akan dipecat, karena tidak becus mengurus uang tuannya. Ia tidak jujur, telah memanipulasi banyak transaksi. Ia berpikir, hidupnya akan susah, sebab ia tak bisa bekerja kasar. Maka ia berusaha seolah berbaik hati, menjual jasanya kepada orang yang berhutang kepada tuannya. Ia mengurangi hutang mereka dengan membuat surat hutang baru. Pikirnya, itulah kebaikan yang memungkinkan dirinya mendapat tumpangan di rumah mereka ketika ia benar-benar dipecat nanti.
Kisah ini memberi kita pesan, bahwa setiap peroblem mesti dihadapi dengan jiwa besar. Tak boleh menyerah dan menghindar. Menghindar bisa memberi kita rasa nyaman sesaat. Tapi tak menyelesaikan persoalan.
Setiap kesalahan mesti dipertanggungjawabkan. Siap menerima resiko apapun jika terbukti bersalah. Tak boleh kabur, melempar masalah, atau mengkambinghitamkan orang lain, demi menyelamatkan diri.
Seperti si bendahara, kita mesti cekatan dalam menyikapi berbagai situasi hidup ini. Tetapi janganlah memancing di air keruh. Mencari keuntungan di tengah kemelut. Apalagi dengan memanfaatkan dan mengorbankan orang lain.
Ingat, apresiasi dan pujian itu benar-benar berarti jika karena suatu kebaikan dengan tujuan yang mulia. Bukan karena mampu berkelit dan memanipulasi situasi untuk menyelamatkan diri.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin