Aksinews.id/Lewoleba – Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdhaki) bekerja sama dengan Yayasan Papa Miskin Keuskupan Larantuka dan SSR Yayasan Papa Miskin Dekenat Lembata terus menggalang upaya mengeliminasi penyakit Malaria di Kabupaten Lembata. Jumat (16/12/2022), Perdhaki menggelar forum Sosialisasi dan Advokasi Strategi Perencanaan Partisipatif di Tingkat Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa dalam Percepatan Eliminasi Malaria di Kabupaten Lembata.
Kegiatan yang berpusat di Olimpic Ballroom, Lewoleba, Lembata, ini melibatkan 50 orang kepala desa, perwakilan pemerintah kecamatan, perwakilan Puskesmas se-Lembata, dan OPD terkait lingkup Pemkab Lembata. Hadir pula Deken Lembata, Romo Philipus Sinyo da Gomez, pastor senior Pater Frans Soo, SVD, dan Romo Kristoforus Kristo Soge selaku pengurus Perdhaki di Lembata.
Sedianya kegiatan ini dibuka oleh Penjabat Bupati Lembata, Drs. Marsianus Jawa, MSi. Namun saat ia tiba di ballroom, peserta dari desa belum tiba, maka dimandatkan kepada Asisten II Sekda Lembata, Ambrosius Lein untuk menyampaikan sambutan bupati sekaligus membuka kegiatan. Sementara Penjabat Bupati Lembata melanjutkan perjalanan menuju lokasi kegiatan lainnya.
Dalam sambutan tertulisnya, Marsianus Jawa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Perdhaki dan mitra kerjanya di Lembata yang sudah menjalankan program Malaria sejak tahun 2015 silam. Target nasional, kata dia, Indonesia bebas Malaria pada tahun 2030.
“Oleh karena itu, maka perlu ada langkah-langkah strategis seperti peningkatan akses layanan malaria yang bermutu dan terintegrasi ke dalam layanan kesehatan primer, serta penemuan dini dengan konfirmasi dan pengobatan yang tepat sesuai dengan standar dan pemantauan kepatuhan minum obat,” ujarnya, seraya mengingatkan bahwa hal itu merupakan tugas semua pihak yang menaruh perhatian pada pembangunan di bidang kesehatan.
Ia menyambut baik upaya Perdhaki dan mitranya untuk membangun sinergi dengan semua pihak, termasuk pemerintah kabupaten dan pemerintah desa dalam mengeliminasi malaria di Lembata. “Berkat usaha dan kerja keras kita bersama, usaha mengeliminasi malaria di Lembata mulai menunjukkan hasul menggembirakan, yang ditunjukkan dengan adanya penurunan kasus dari tahun ke tahun,” ujarnya.
Namun demikian, Marianus Jawa meminta semua pihak tidak berpuas diri dan mengendorkan semangat kerja. “Kita harus tetap bergerak melakukan inovasi demi membasmi malaria di daerah ini,” tandasnya.
Kegiatan sosialisasi dan advokasi Strategi Perencanaan Partisipatif dinilai sangat penting dalam upaya percepatan eliminasi malaria. “Selain itu, kegiatan ini juga menjadi kesempatan bagi kita untuk merumuskan strategi dan inovasi, sekaligus menemukan solusi yang harus diambil guna memperbaiki kinerja pelaksanaan program malaria Perdhaki di tengah situasi Pandemi Covid-19,” tandasnya.
“Saya berharap, melalui kegiatan ini kita mampu membangun komitmen dan pemahaman bersama seluruh stakeholders dalam mendukung gerakan percepatan eliminasi malaria di Kabupaten Lembata,” tutup Marsianus Jawa.
Setelah ceremonial pembukaan, dilanjutkan penyajian materi dari Dinas Kesehatan Lembata, Dinas PMD Lembata, Perdhaki Ende, dan Perdhaki Lembata. (AN-01)