Oleh : Stefanus Mulyono
Pegawai Kanwil DJPb Provinsi NTT
Pada masa revolusi indutri 4.0 kebutuhan pemenuhan pegawai pemerintah yang berkualitas sangat diperlukan, terutama untuk menjawab bermacam perubahan yang terjadi begitu cepat. Mereka harus dapat meberikan layanan yang maksimal untuk masyarakat. Tidak hanya memiliki kemampuan teknis memadai namun juga memiki kemampuan non teknis atau yang lebih sering kita kenal dengan soft skill.
Menurut Lorentz (2009), soft skill didefinisikan sebagai ketrampilan seseorang untuk menjalin hubungan dengan orang lain dan juga dengan dirinya sendiri. Berbagai komponen di dalamnya antara lain nilai hidup yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter, dan sikap. Hal-hal tersebut pasti dimiliki setiap orang dengan ukuran dan tingkatan yang berbeda. Perbedaan tersebut sangat dipengaruhi oleh bagaimana kebiasaan berpikir, kebiasaan perkataan dan ucapan, dan kecenderungan bertindak dan menyikapi permasalahan yang dihadapi. Ukuran dan tingkatan komponen tersebut dapat diubah apabila seseorang tersebut memiliki tekad dan keinginan yang begitu kuat untuk mengubahnya dengan cara melatih dengan membiasakan diri dengan hal-hal baru.
Secara jelas, Pattrick (2001) mengelompokkan soft skill menjadi 7 karakter yang sering dikenal dengan Winning Characteristics yang terdiri dari kemampuan berkomunikasi, kemampuan berkelompok, kemampuan berorganisasi, kemampuan memimpin, penggunaan logika, upaya diri, dan juga etika. Ketujuh karakter tersebut merupakan dalam praktek kehidupan dalam dunia pekerjaan maupun kehidupan bermasyarakat.
Melansir pernyataan Meloney Brazzola dalam www.edications.com menempatkan 6 soft skill teratas dalam tahun 2022, yaitu :
Pemecahan Masalah
Memiliki kemampuan untuk berfikir secara logis dan kritis dengan tujuan memecahkan masalah sangat diperlukan dalam hidup yang komplek dan sering berubah. Organisasi harus dapat meningkatkan layanan dan produk untuk menghadapi persaingan yang ketat. Untuk itu diperlukan pegawai yang dapat memberikan solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah. Kita perlu memiliki kemampuan untuk mepelajari cara berpikir dan terus belajar untuk mampu menghadpi perubahan dan terus malakukan adaptasi.
Kreativitas
Memiliki rasa yang selalu ingin tahu, memiliki imajinasi yang relevan, seta pemikiran yang out if the box sangat diperlukan untuk mendorong kreativitas dan menemukan inovasi yang baru dalam organisasi.
Komunikasi
Kemampuan dalam berkomunikasi, mendengar, dan berbicara di depan umum secara efektif sangat diperlukan dalam membangun hubungan dalam hubungan pekerjaan baik dalam satu unit organisasi maupun dengan klien/stakeholders dan juga dalam bermasyarakat. Kita beruntung berada di wilayah yang memiliki banyak kebudayaan, sehingga dapat mengembangkan pola pikir secara luas dan terbuka. Pengalaman dalam keanekaragaman budaya begitu penting untuk organisasi dalam menciptakan kebijakan secara nasional maupun global secara efektif.
Manajemen Waktu
Kemampuan untuk mengelola waktu secara teratur dan efektif merupakan hal yang sering diabaikan dan kurang penting. Dapat menentukan prioritas yang lebih baik dan bekerja secara cerdas (dibandingkan bekerja lebih keras) merupakan ketrampilan yang sangat penting dalam karier. Alangkah baiknya dapat menyeimbangkan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan, melakukan pembelajaran, dan juga meluangkan waktu untuk kebutuhan pribadi.
Manajemen Stres
Kemampuan mengelola stres bisa dikatakan menjadi kunci soft skill lainnya. Tanpa kemampuan ini kemampuan yang lain susah diwujudkan dan menjadi penghalang potensi kita yang sebenarnya. Kita pasti pernah mengalami masa-masa terpuruk dalam pekerjaan dan kehidupan, namun dengan memahami penyebab stres dan secara aktif mengelola penyebab tersebut, kita dapat mengambil kendali atas diri kita sendiri. Dengan mengenali kebiasaan yang sia-sia dan menerapkan kebiasaan baru yang lebih bermanfaat dapat membantu kita untuk merasa lebih bahagia dan produktif dalam kehidupan sehari-hari.
Kerja tim
Untuk menghadapi ritme pekerjaan yang didukung teknologi terbaru, kita harus mengetahui bagaimana metode berkolaborasi dengan orang lain secara efektif. Kemampuan untuk mengidentifikasi cara bekerja sebagai tim, berdapatasi dengan dengan lingkungan kerja, meningkatkan potensi setiap anggota, menyelesaiakan permasalahan dengan melibatkan seluruh anggota, serta membangun kekuatan yang unik sangat penting untuk dalam menyelesaikan target dan bertahan di masa yang akan datang.
Dengan tuntutan soft skill di atas, bagaimana pegawai pemerintah dapat memiliki kompetensi yang diperlukan, baik bagi organisasi pemerintahan maupun bagi masyarakat? Pemerintah telah mengatur kompetensi yang harus dimiliki setiap pegawai pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara. Dalam kebijakan ini soft skill diistilahkan dengan kompetensi manajerial. Kompetensi tersebut adalah integritas, kerjasama, komunikasi, orientasi pada hasil, pelayanan publik, pengembangan diri dan orang lain, mengelola perubahan, pengambilan keputusan, dan perekat bangsa. Nampaknya pemerintah masih menuntut 3 soft skill lagi yang perlu dikuasai oleh pegawainya yaitu integritas, pelayanan publik, dan perekat bangsa.
Integritas
Integritas dapat diartikan secara terus-menerus menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nila, norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Kemudian juga membangun sikap yang jujur dalam bekerja baik di dalam organisasi maupun stakeholders. Selain itu juga harus dapat bertanggung jawab atas setiap tindakan maupun keputusan yang diambil serta berani menanggung risiko yang menyertainya.
Pelayanan Publik
Kompetensi Pelayanan Publik dapat dimaknai kemampuan untuk melaksanakan tugas pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan dan pelayanan publik secara profesional dan transparan. Pelayanan tersebut dilakukan dengan standar yang obyektif, tidak mengandung unsur SARA serta menjaga netralitas dari kepentingan kelompok tertentu.
Perekat Bangsa
Dalam kemajemukan masyarakat Indonesia, soft skill Perekat Bangsa sangat diperlukan oleh pegawai pemerintah dalam melaksanakan tugas sebagai pelayan masyarakat. Kompetensi ini diartikan bahwa pegawai pemerintahan harus mampu memberi teladan dalam sikap toleransi, keterbukaan, memiliki kepekaan terhadap setiap perbedaan di masyarakat. Selain itu juga dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan yang kuat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam memenuhi tuntutan soft skil yang agar sesuai dengan tuntutan zaman dan masyarakat serta sesuai dengan kompetensi yang disayaratkan oleh pemerintah, pegawai pemerintahan dapat meningkatkan kemampuannya. Selain dapat ditingkatkan dengan metode pembelajaran melalui pelatihan, dapat juga dikembangkan dengan cara menunjukkan perilaku yang sesuai secara konsisten. Terdapat 9 (sembilan) perilaku dalam bekerja dan bermasyarakat yang perlu dilatih dan dilakukan, yaitu:
- Selalu memberikan apresiasi kepada kepada pihak yang bertindak sesuai dengan nilai, norma, dan etika yang berlaku di masyarakat
- Melakukan pengambilan keputusan bersama dengan berdasar usulan-usulan berbagai pihak.
- Dapat menyampaikan informasi yang rumit agar dapat dipahami oleh masyarakat awam
- Selalu mencari cara yang efektif dan efesien untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab bersama.
- Mengutamakan kepentingan bersama tanpa merugikan pihak lain.
- Selalu memberikan kesempatan dan membantu orang lain untuk berkembang.
- Membantu orang lain dalam melakukan perubahan
- Membuat keputusan terbaik atas berbagai usulan pilihan.
- Selalu mendorong sikap saling menghargai perbedaan, toleransi dan keterbukaan.
Tentu saja tidak mudah untuk manjalankan perilaku-perilaku tersebut. Kita mulai terlebih dahulu dalam keluarga atau pertemanan yang memiliki lingkup kecil. Dengan terbiasa melakukan dalam lingkup yang kecil, maka kita juga mampu menunjukkan dalam lingkup yang lebih luas dan memberi dampak bagi masyarakat luas. (*)