Aksinews.id/Lewoleba – Sebanyak 43 anak perempuan putus sekolah atau yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi yang tersebar di tujuh kecamatan di Kabupaten Lembata, belajar tenun ikat. Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW), Tekun Tenun Lembata yang diselenggarakan Dekranasda Kabupaten Lembata bekerja sama dengan Kementrian Dikbudristek dan Dekranasda NTT berlangsung selama 25 hari.
Menurut ketua panitia yang juga adalah Kabid industri Dinas Koperasi Kabupaten Lembata, Marten Surung, tujuan kegiatan ini adalah mendorong jiwa usaha muda bagi anak 15-25 thn, warga masyarakat yang menganggur.
Pemateri terdiri dari pelaku dunia usaha, UMKM dengan metode belajar teori dan praktek.
Sementara Asisten Bidang Administrasi, Reformasi Birokrasi dan Keuangan Setda Lembata, Wens Pukan mewakili Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday ketika membuka kegiatan mengatakan tenun ikat harus dilihat sebagai kekayaan intelektual turun temurun yg diwariskan. Tenun ikat, tidak hanya untuk urusan adat semata tetapi juga komersial.
Saat ini, tenun ikat didominasi oleh mama-mama yang sudah berusia lanjut. Dan kegiatan ini merupakan hal penting untuk menciptakan wirausaha baru dgn sasran anak putus sekolah atau yg tdk melanjutkan sekolah.
Setelah pendidikan, ke 43 peserta pendidikan diberikan peralatan tenun. Dengan demikian, diharapkan produk yang dihasilkan memiliki daya saing di tingkat lokal hingga dunia.
“Kita berharap kaum muda ini mampu mengangkat tenun ikat jd komoditi unggulan dari daerah kita”, ujarnya. (fince bataona)