Rabu, 13 Oktober 2022
Ef.1:1-10 ; Luk.11:47-54
Pekan Biasa XXVIII
“Kalian membenarkan perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi dan kalian membangun makamnya”
(Luk.11:48)
Nenek moyang orang Israel berbuat keji. Membunuh orang tak bersalah. Yakni Nabi, utusan Allah. Sosok yang tampil menyampaikan kehendak Allah, entah berupa peneguhan, memberi harapan, atau berupa peringatan dan ajakan pertobatan, bagi umat Israel.
Yesus mengecam orang Frasisi, yang membangun makam nabi-nabi. Mereka sok menaruh hormat kepada nabi, padahal sikap mereka sama, tak mengakui para nabi. Bahkan tidak juga menerima Yesus sebagai Mesias, juru selamat.
Seperti nabi, orang baik dan benar, sering dimusihi, ditantang, dipersulit, bahkan dibunuh. Hadirnya, ucapannya, perjuangannya, ibarat duri dalam daging. Bagi orang yang tidak suka kenyamanannya terusik dan kejahatanya terungkap. Maka apapun caranya, mesti dibungkam, bahkan dilenyapkan.
Yesus tegaskan, kejahatan apapun, tak bisa dibenarkan dengan alasan sebaik dan semulia apapun. Ini prinsip yang sudah dipahami dan melekat di setiap hati. Tetapi sayang sering dimanipulasi dan melemah ditengah relativisme moral. Paham prinsip, tahu kebenaran, namun acuh, menutup mata, menutup mulut, demi kenyamanan diri, atau melindungi kolega.
Banyak kenyataan miris, yang kita dengar dan lihat. Maka Yesus ingatkan, “celakalah” kita juga, jika terlibat bermain diair keruh. Memutar balikan fakta. Berusaha membenarkan, membela dan melindungi sesuatu atau seseorang, meski tahu itu salah. Hati boleh legah, bisa memanipulasi dan aman.
Tetapi, nurani kita, akan menjadi hakim yang terus mengadili kita dalam diam. Meski tersenyum lepas, tetapi jiwa akan tersiksa oleh kejujuran yang kita diamkan.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD. Wens Herin