Aksinews.id/Solor Timur – Organisasi Mahasiswa Katolik Dioses Larantuka di Kupang, Aktivitas Pendalaman Iman (API) Reinha Rosari menggelar Kemah Kerja Kitab Suci Lewotana (K3SL) di Stasi Fransiskus Asisi Apelame, Paroki Santu Mikhael – Kelike, di Desa Watanhurah II, Kecamatan Solor Timur, Kabupaten Flores Timur.
K3SL merupakan jenjang pembinaan formal terakhir di API Reinha Rosari, setelah melewati masa penerimaan anggota (MAPPARS), Masa Bimbingan (MABIM), Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar (LKTD), dan Latihan Kepemimpinan Tingkat Menengah (LKTM). Kegiatan Latihan Kepimpinan Tingkat Akhir (LKTA) pada organisasi dengan moto: Per Mariam Ad Jesum, Per Jesum Ad Patrem, ini dikemas dalam bentuk K3SL yang hanya dilakukan di wilayah Keuskupan Larantuka.
Rombongan K3SL kali ini dilepas oleh mantan ketua API RR periode 1990/1991, Robertus Sabon Taka di Larantuka, Minggu, 24 Juli 2022. Sejumlah alumnus API RR yang berdomisili di Larantuka sempat menghadiri ceremonial pelepasan rombongan K3SL menuju lokasi kegiatan di Pulau Solor, Dekenat Larantuka.
Di lokasi kegiatan, rombongan K3SL API Reinha Rosari diterima secara adat di pintu masuk desa. Selanjutnya, diiringi tarian hedung diarak menuju tempat pembukaan kegiatan. Warga desa beramai-ramai menyambut kedatangan rombongan K3SL tersebut. Rombongan API RR akan menggelar berbagai kegiatan baik yang berhubungan dengan spiritualitas, ekonomi, pertanian, pendidikan, lingkungan, sosial, literasi dan kepemudaan, selama satu pekan.
Ketua Umum Badan Pengurus API Reinha Rosari, Marianus Yohanes Purab saat pidato pembukaan, menyampaikan bahwa kedatangan API Reinha Rosari bukan hanya menghadirkan pemateri dan memberikan materi. “Tetapi juga datang untuk bertukar pikiran dengan pemuda dan masyarakat desa terkait isu atau masalah yang belum teratasi untuk dipikirkan jalan keluarnya bersama,” tandas aktivis mahasiswa yang akrab disapa Bojes ini.
“Tujuan dari K3SL itu adalah pengabdian dan menjadi pembuka jalan bagi masyarakat untuk mewujudkan apa yang diinginkan dari masyarakat tidak hanya ke gereja tetapi juga dalam pemerintahan,” ujarnya, menandaskan.
Sambutan mewakili Alumni API Reinha Rosari disampaikan oleh Avi Hadjon. Dia meminta masyarakat desa berlaku apa adanya. “Sebab mereka datang melayani bukan untuk dilayani, hal ini disampaikan berdasarkan tema K3SL yang dipilih yaitu ‘Sebab Siapakah yang lebih besar, yang duduk makan, atau yang yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan’ (Luk.22:27)”.
“Bapa, mama jangan mengistimewakan mereka. Mereka kesini untuk melayani dan membantu bapa mama menjawabi kebutuhan yang ada di desa ini. Karena K3SL itu misi melayani, mengabdikan diri,” jelas Avi Hadjon.
Ketua Dewan Stasi Fransiskus Asisi Apelame, yang sekaligus menjabat sebagai BPD, Gregorius Goran Lein dalam sambutan mewakili pemerintah desa menyampaikan perasaan suka citanya atas kedatangan anggota API Reinha Rosari yang telah memilih Desa Watanhurah II sebagai lokasi pengabdian kepada masayarakat.
“Di sini belum pernah ada organisai mahasiswa yang buat kegiatan seperti ini di sini. Jadi kami merasa senang anak-anak API Reinha Rosari memilih desa kami sebagai tempat pengabdiannya. Apalagi membawa pemateri dari berbagai bidang. Kami rasa ini merupakan kesempatan yang berharga bisa mendapat ini,” terang ketua Dewan Stasi.
Pastor Paroki Kelike, Romo Mans Beda pun mengapresiasi kegiatan K3SL ini. Ia tidak hanya berpesan kepada anggota API Reinha Rosari untuk menjadi terang dan garam di tengah-tengah masyarakat, tapi juga menyarankan kepada mahasiswa di desa Watanhurah II ini untuk bergabung dengan API Reinha Rosari untuk sama-sama melakukan pengabdian kepada Lewotana.
Acara ceremonial pembukaan ini diakhiri dengan fraternitas bersama masyarakat desa Watanhurah II, berupa makan bersama dan perkenalan. (Humas API Reinha Rosari)