Aksinews.id/Larantuka – Kita tiba di ujung laga. Turnamen Liga 1 Askab PSSI Flotim tahun 2024 menyisakan partai pemuncak, perebutan tahta tertinggi.
Duel partai final mempertemukan dua klub raksasa. Ampos klub Ibu Kota melawan Arsenal , klub dari Terong, seberang pulau Adonara.
Duel final dua klub itu akan digelar Senin, 5/8/2024 petang di Stadion Ile Mandiri, tempat hari hari Ampos berlatih.
Dua klub ini pantas ada di tangga para jawara karena telah membuktikan kinerja bagus selama turnamen sejak penyisihan group, fase knock out hingga partai final.
Dua klub punya sejarah panjang , bermetamorfosa dari waktu ke waktu, punya kultur dan tradisi bagus, punya reputasi sebagai klub yang pantas dipuja puji para pemujanya.
Mereka menyulap apa yang disebut dengan determinasi, bermain vertikal dan diagonal, bertahan dan menyerang menjadi sebuah tontonan yang tidak saja atraktif, tapi juga berdaya seni tinggi.
Mereka kerap menyihir atmosfir di stadion tempat di mana mereke berlaga dengan amat paradoks. Decak kagum, sorak-sorai, gegap- gempita bahkan haru, derai air mata, tangis dan pilu.
Bola memang sejatinya mengaduk rasa. Punya daya magis tinggi menyihir rasa banyak orang pemuja bola.
Para pemain di dua klub ini , laksana bintang. Berada paling tinggi di armosfir bola karena itu tentu saja mereka habis-habisan memberi diri total untuk kehormatan kampung halamannya.
Ampos Postoh ingin mempersembahkan paling terbagus untuk Ibu Kota tetapi Arsenal Terong memiliki gengsi menyeberangi pulau untuk mahkota .
Layar terkembang nya Arsenal dari seberang pulau tentu saja untuk menghalau takdir sial tim tamu tak boleh mengangkat piala di bawah kaki Ile Mandiri . Tetapi gengsi Ampos untuk harga diri tuan rumah boleh jadi menjadi kutukan tim tamu.
Terlepas dari itu, dua duanya punya mimpi menggendong piala di Nagi Serani tempat dari waktu ke waktu Liga ini digelar.
Menoleh ke belakang jejak dua klub ini melakoni turnamen, tak elok mengangkat bendera pagi pagi begitu pun tak menawan menurunkan bendera sebelum siluet senja tiba.
Dua klub ini mengikuti selera dan takdir bola: bisa menang bisa kalah. Sama sama bisa saling “membunuh”.
Dari catatan demi catatan road to final, dibanding Ampos, Arsenal punya catatan produktivitas gol yang jauh lebih mentereng. Itu menandakan Arsenal lebih haus gol, punya amunisi striker lebih tajam dan produktif.
Dari 7 kali turun laga sebelum partai final, tercatat 18 gol tercipta dari sepatu Arsenal. 10 dari 18 gol Arsenal dikemas di laga penyisihan group masing-masing 3 gol kontra Rajawali (3-1) dan 7 gol melawan Mado Putra (7-2). Sedangkan saat kontra Persema, Arsenal ditahan imbang 0-0 oleh Persema Menanga.
Catatan apik gol Arsenal berlanjut ke fase perdelapan final hingga semifinal.
Di perdelapan mengemas 3 gol lawan Atumatan (3-2), di perempat final 3 gol kontra PAMRI (3-1) dan di semifinal melawan Poswanker mengemas 2 gol (2-1).
Patisari Aukoli dan Endong Tirtayasa dalam kurun waktu kurang lebih 5 tahun ini bermetamorfosa menjadi “jimad kembar” bomber maut yang dipunyai Arsenal dan ada di garis depan gol demi gol koleksi Arsenal di turnamen ini.
Dua bomber maut ini tentu saja diharap tetap punya daya rusak tinggi ke pagar betis nan kokoh yang dibangun Ampos untuk kemudian mendapat ruang tembak berbuah gol.
Catatan lain, sekalipun Arsenal punya tradisi kebobolan gol rendah, kecuali saat melawan Persema,6 pertandingan lainnya gawangnya selalu dibobol musuh.Tapi beruntung Arsenal punya tradisi comeback sempurna bahkan kerap dramatis dan nyaris mustahil.
Arsenal telah di bangun dengan corak bermain penuh determinasi, dipoles sentuhan bola satu dua dari kaki ke kaki nan atraktif, bertarung dengan daya jelajah tinggi ditambah finishing yang elegan.
Arsenal mengalami sebuah lompatan jauh sebagai klub yang pantas dipuja pemujanya.!
Di banding Arsenal, catatan produktifitas gol Ampos sedikit jauh di bawah. Ampos hanya mengemas 10 gol dari 7 laga sebelum mereka melaju ke final. Namun, mesti angkat topi Ampos karena punya catatan kebobolan gol yang minim. Dari 7 laga yang dilakoni Ampos, cuma 3 kali kiper Ampos pungut bola dari gawangnya. 2 kali saat lawan Perselaya dan 1 kali saat lawan Rol Lamawolo. Selebihnya, clean sheet.
Memenangi laga melawan Perselaya dan Bon Kota, dua klub yang pernah angkat trophy liga 1 Perseftim, adalah prestasi dan reputasi Ampos yang tidak dapat dipandang enteng.
Ampos juga punya kultur bermain dengan tempo tinggi dengan semangat juang para bintangnya hang menyala-nyala.
Ampos sebagaimana slogan yang keras dikumandangkan amposhmania : #emosi jiwa#, bukanlah tim kaleng-kaleng, ketengan! Ampos laksana jiwa lazkar petarung! Ampos telah memproduksi jiwa pemujanya akan mental tarung lalu juara!
Ampos tentu pertaruhkan sehabis-habisnya harga diri tuan rumah sekaligus nama besar sebagai tim ibukota.
Belum lagi, sihir amposhmania dari atas tribun yang keras dan kerap diteriakkan “Tamu wajib memberi hormat tuan rumah!” akan memompa adrenalin para bintang Ampos di lapangan untuk merengkuh juara.
Sampai di sini, takdir bola bundar cuma satu : Menang atau Kalah! Untuk sebuah kehormatan nama besar dan gengsi, selamat berlaga Ampos dan Arsenal! Anda layak jadi Bintang! (Kornel AT)