Aksinews.id/Lewoleba – Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi) Lembata dirasa memberi banyak manfaat terutama bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan keluarganya. Bila sebelumnya peran desa hanya sebatas melayani dokumen kepada warga yang akan berangkat keluar negeri, kini dengan hadirnya Desbumi, desa lebih aktif melayani dan melindungi warganya yang bekerja ke luar negeri.
Peran aktif desa dalam memberi pelayanan dan perlindungan bagi PMI dan keluarganya hadir melalui Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Desbumi. Hal ini disampaikan Ketua Kelompok Komunitas Buruh Migran Desa Baolali Duli, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata Rosalina Ose Halimaking

Ose Hali Making yang akrab disapa Ocha itu ditemui saat hadir dalam Cross Learning pengurus PPT Desbumi, Kamis 20/3/2025 di aula Annisa Hotel Lewoleba.
“Pengrus PPT Desbumi adalah pemerintah desa, dengan melibatkan perangkat RT. Sehingga untuk pelayan pendataan dilakukan secara berjenjang dari Ketua RT berlanjut ke Kepala Dusun dan terakhir di registrasi oleh pemerintah desa melalui Kepala Seksi Pemerintahan,”
Hal senada juga disampaikan Sekertaris Desa Lamatokan, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Lusia Barek. Menurut Barek, Kesadaran desa sebagai perpajangan tangan negara terdepan dalam memberikan perlindungan dan pelayanan kepada PMI itu hadir ketika mendapatkan pendampingan dari Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS). Selain mendorong terbentuknya komunitas PMI di desa, YKS juga membantu desa untuk melakukan pendataan PMI aktif yang sedang berkerja di luar negeri.
“Sebelum kerjasama dengan YKS pelayanan di desa hanya sebatas memberi surat keterangan kepada warga yang akan berangkat keluar negeri. Tetapi dengan dampingan itu, data PMI di desa sangat lengkap. Kita (desa) jadi tahu, berapa warga yang berkerja di Malaysia, berapa yang di Brunai Darusallam, berapa warga yang menjadi PMI ilegal, dan berapa warga yang punya dokumen imigrasi lengkap. Jadi hadirnya Desbumi ini sangat memberi manfaat buat kami di desa,”
Tak cuma lengkap dalam pendataan PMI, desa juga ikut membantu komunitas PMI yang ada di desa dengan memberikan dukungan anggaran untuk pengembangan usaha. Kata Sekdes Lamatokan.
“Melalui kelompok PMI desa juga beri sedikit bantuan anggaran untuk pengembangan usaha kelompok PMI, disamping itu berkat dampingan YKS, di desa kami, sudah punya Peraturan Desa (Perdes), yang salah satu mengatur tentang pemeriksaan kesehatan bagi PMI yang pulang. PMI yang pulang dalam waktu 1 kali 24 jam wajib periksa kesehatan di Puksemas sebelum bertemu keluarganya di Kampung,”
Pemeriksaan kesehatan bagi PMI yang pulang ke kampung dilakukan dalam kepentingan untuk memberikan perlindungan kepada keluarga buruh migran agar terhindar dari penyakit menular.
Sebagai informasi, Cross Learning Cross Learning pengurus PPT Desbumi, diselenggarakan oleh Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS) berlangsung selama 2 hari dengan menghadirkan utusan dari 12 desa dampingan yang tersebar di tiga kecamatan di Kabupaten Lembata.
Desa-desa dampingan sebagaimana dimaksud masing-masing, Kecamatan Ile Ape terdiri dari Desa Dulitukan, Desa Tagawiti, Desa Beutaran, Desa Petuntawa, Desa Riangbao, dan Desa Kolontobo. Kecamatan Ile Ape Timur masing-Masing Desa Baolaliduli, Desa Lamatokan, Desa Lamawolo, dan Waimatan, Sementara untuk Kecamatan Lebatukan terdin dari Desa Baopana dan Desa Lamatuka. (Eli KM)