Sabtu, 09 September 2023
Kol. 1:21-23 ; Luk.6:1-5
Pekan Biasa XXII

“Mengapa kalian melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari sabat”
(Luk.6:2)
Hukum Taurat melarang aktivitas apapun pada hari sabat, demi menguduskan hari Tuhan. Problem muncul, murid Yesus lapar di hari Sabat, apakah harus menahan lapar, tak boleh makan apapun demi patuh pada Taurat? Demi menaruh hormat dan tak menodai kekudusan hari sabat?
Bagi Yesus, hukum tetap dihormati dan dipatuhi, tetapi kemanusiaan tak boleh dikorbankan. Sabat mesti dikuduskan dengan sikap terpuji, tetapi rasa lapar juga mesti segera diatasi karena cinta pada manusia. Prinsipnya, kebaikan dan kenyamanan hidup, kesejahteraan dan keselamatan jiwa lebih utaman dari hukum apapun.
Disadari, tak ada hidup yang bebas aturan. Di manapun kita berada, entah sebagai warga negara dan gereja, di rumah, di tempat kerja, di jalan raya, dalam komunitas sosial apapun, selalu ada aturan yang kita abdi, agar hidup tidak kheos. Meski kadang berat, terasa membebani, namun kita mesti patuh demi kebaikan kita bersama.
Yesus mengingatkan, bahwa hukum tetap jadi panglima untuk menjaga dan menjamin kebaikan hidup manusia. Maka hukum tak boleh dimanipulasi dan digadaikan untuk tujuan apapun. Hukum tak boleh tebang pilih, tajam kebawah, tumpul ke atas.
Jujur, kadang kita sedih melihat hukum ibarat panglima ompong. Jadi tontonan yang syarat manipulasi. Bisa mengorbankan orang, mengorbankan kebenaran, menihilkan keadilan, hanya karena uang dan kekuasaan. Hendaknya kita saling menjaga, tidak saling mengorbankan demi alasan apapun.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin