Aksinews.id/Lewoleba – Masih banyak Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Lembata yang tidak membawa bayi/balitanya ke Posyandu. Padahal, daerah ini tengah gencar menurunkan angka stunting, yang membutuhkan dukungan semua pihak. Ini yang bikin kecewa Plt Kepala Dinas Kesehatan Lembata, Quintus Irenius Suciadi, SH, M.Si.
Toh begitu, pelaksanaan Operasi Timbang dalam program Penanggulangan Stunting secara nasional tetap dilaksanakan pada bulan Februari dan Agustus setiap tahun. Untuk bulan Februari tahun ini, operasi pemantauan status gizi bayi dan balita di Kabupaten Lembata sudah berlangsung selama sepekan.
Pelaksanaan operasi timbang memang gencar dilakukan dengan melibatkan banyak stakeholder terkait. Kegiatan ini langsung dipantau secara intensif oleh Penjabat Bupati Lembata, Drs. Marsianus Jawa, M.Si dalam upayanya untuk mencegah dan menanggulangi persoalan stunting di daerahnya.
Mirisnya, di tengah gencarnya pelaksanaan Operasi Timbang, masih saja terdapat orangtua bayi/balita yang absen membawa anaknya ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Cilakanya lagi, banyak dari antara para orangtua itu berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Lurah Lewoleba Selatan, Maria Goreti Sabu adalah salah seorang pejabat yang menyampaikan sinyalemen itu.
Maria Goreti menyampaikannya saat memberikan arahan sebelum pelaksanaan Operasi Timbang di Posyandu Tujuh Maret, Kelurahan Lewoleba Selatan, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Selasa (7/2/2023).
“Untuk operasi timbang ini, D per S (jumlah bayi/balita yang datang diukur dibanding jumlah bayi/balita seluruhnya-red) kita harus 100 persen. Jadi, masing-masing kita harus sadar membawa anak-anak kita ke Posyandu. Saya pantau selama ini, masih banyak ASN yang tidak bawa anak ke Posyandu sesuai jadwalnya. Padahal ASN harus jadi contoh. Silakan minta ijin ke kantor kalau ada jadwal Posyandu,” ungkap Maria Goreti berapi-api.
Lebih lanjut, srikandi yang mengemban tugas sebagai Lurah Lewoleba Selatan sejak Maret 2022 itu mengingatkan para ibu yang hadir untuk selalu rajin ke Posyandu. Menurutnya, apa yang disampaikan itu tidak bertujuan untuk membesarkan dirinya tapi semata-mata demi kesehatan dan keselamatan para ibu sendiri.
“Kita tidak main-main. Kalau ibu-ibu tidak datang, kita akan jemput pake bentor. Ini bukan untuk nama besar saya. Buat apa saya cari nama,” sambungnya dengan mata berkaca-kaca.
Menanggapi sinyalemen yang disampaikan Lurah Maria Goreti, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Quintus Irenius Suciadi, SH, M.Si menyesalkan hal itu. Sebab bagi Suciadi, seorang ASN harus menyadari dirinya sebagai pemberi contoh yang baik kepada kelompok masyarakat yang lain.
“Saya sesalkan itu. ASN kan harus jadi contoh. Kasih contoh yang baiklah. Masa tidak bisa ijin untuk antar anak ke Posyandu?,” ungkapnya, dengan nada kesal.
Suciadi yang juga menjabat sebagai Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat itu meminta semua elemen masyarakat untuk bekerjasama menyukseskan Bulan Operasi Timbang ini. Menurutnya, Pemerintah Desa dan Kelurahan punya andil besar dalam urusan ini.
“Lokus sesungguhnya, kan ada di Desa dan Kelurahan. Karena itu, bentuk nyata kerjasama dimaksud harus bisa terlihat di sana. Libatkan semua stakeholder terkait, jangan kerja sendiri-sendiri,” paparnya bersemangat.
Pantauan media ini, Operasi Timbang di Posyandu Tujuh Maret tersebut berlangsung ramai. Para ibu yang sebagiannya didampingi suami membawa bayi/balitanya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Ada pengukuran lingkar kepala, lingkar lengan atas (LLA), berat badan dan tinggi badan. Juga pemberian vitamin A. Informasi yang diperoleh, dari 49 bayi/balita seluruhnya yang menjadi sasaran di Posyandu tersebut, dua di antaranya tidak datang pada saat itu.
Untuk diketahui, data yang dihimpun media ini menyebutkan, pada bulan Januari 2023, terdapat 1.210 bayi/balita Stunting dari total 9.327 bayi/balita yang ada di Kabupaten Lembata. Dengan kata lain, persentase bayi/balita Stunting di Kabupaten Lembata pada akhir Januari 2023 adalah sebesar 14.8 persen.
“Iya benar. Tapi harus juga diingat, pada bulan lalu (Januari 2023-red) itu D/S kita tidak sampai 100 persen, tetapi hanya 87.39 persen. Artinya ada 1.176 bayi/balita yang tidak diiukur/ditimbang. Kita sungguh-sungguh berharap agar bulan ini D/S kita harus bisa 100 persen,” tutur Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Rosadelima Tuto, SST ketika dikonfirmasi media ini. (DK)