Sabtu, 3 Desember 2022 menjadi hari spesial bagi seluruh umat Keuskupan Larantuka. Tanggal 3 Desember oleh Keuskupan Larantuka ditetapkan sebagai hari pendidikan. Di hari ini, umat Katolik Keuskupan Larantuka diajak untuk merenungkan jejak-jejak dunia pendidikan dan masa depan pendidikan di keuskupan ini.
Mengisi momen kenangan ini, Seksi Pendidikan Dewan Pastoral Paroki (DPP) Hati Amat Kudus Lerek, Dekenat Lembata, menggelar hari studi atau belajar bersama. Kali ini Ajaran Sosial Gereja menjadi topik yang diperbincangkan. Hari studi diikuti oleh pengurus harian DPP Lerek, para guru, para kepala desa, badan permusyawaratan desa dan para agen pastoral yang bertugas di seluruh wilayah Paroki Lerek. Jumlah mereka 48 orang. Turut hadir dan mendampingi Pastor Paroki Lerek RD Pius Laba Buri dan pastor rekan RD Erik Liwun.
Bertempat di gedung SDK Lerek, tepat pukul 09.15 Wita, acara dibuka oleh Ketua DPP Hati Amat Kudus Lerek, Philipus Watun. “Momen ini menjadi momen istimewa bagi kami karena boleh diberi kesempatan oleh paroki untuk datang, duduk dan belajar bersama tentang Ajaran Sosial Gereja. Ini sangat membantu kami dalam menjalani tugas dan tanggung jawab kami sebagai anggota Gereja dalam posisi dan peran sebagai awam Katolik sebagai pengurus DPP, guru dan pemerintah desa,” tegasnya.
Para peserta studi dipandu oleh DR. Anselmus D. Atasoge dari Sekolah Tinggi Pastoral Reinha Larantuka. Menurutnya, Ajaran Sosial Gereja sangat penting bagi para anggota Gereja sebagai pedoman untuk menata kehidupan menggereja maupun kehidupan bermasyarakat sebab Ajaran Sosial Gereja (ASG) dihadirkan Gereja sebagai penuntun hidup para anggotanya dan masyarakat pada umumnya.
“ASG merupakan perumusan hasil-hasil refleksi kenyataan-kenyataan hidup dalam terang iman dan tradisi gereja. Bermaksud menafsirkan kenyataan itu, dengan menetapkan keselarasan atau perbedaannya dengan haluan ajaran Injil tentang manusia dan panggilannya. Tujuannya adalah menuntun perilaku hidup kaum beriman kristiani,” tegas Anselmus.
Lebih lanjut, doctor jebolan UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta ini menegaskan bahwa ASG merupakan bentuk ungkapan dari cara Gereja memahami masyarakat serta posisinya sendiri berkenan dengan berbagai struktur serta perubahan sosial. Sasaran ASG pada hakekatnya sama dengan tujuan yang menjadi alasan keberadaannya yaitu pribadi manusia yang dipanggil kepada keselamatan. Karena itu, melalui ASG-nya Gereja menunjukkan keprihatinannya bagi kehidupan manusia.
Salah satu sesi khusus dalam hari studi ini adalah penegasan jati diri dan komitmen kaum beriman Katolik. Anselmus mengatakan bahwa jati diri kaum awam beriman Katolik yakni dilahirkan di dalam dan diasuh oleh tri-sakramen, yaitu pembaptisan, krisma dan ekaristi. Melalui pembabtisan, kaum beriman disatukan dengan Kristus, Putra Allah, yang sulung dari segenap ciptaan, yang diutus kepada semua orang sebagai Guru dan Penebus. Melalui Krisma, kaum beriman ditata pada Kristus, yang diutus untuk memberi hidup baru kepada ciptaan dan kepada semua makhluk melalui pencurahan Roh. Dan, melalui Ekaristi, kaum beriman dijadikan sebagai peserta dalam korban unik dan sempurna yang dipersembahkan Kristus kepada Bapa, dalam tubuh-Nya sendiri, bagi keselamatan dunia.
“Kaum beriman Kristiani itu ditempa oleh Allah dengan sakramen dan ditandai Allah dengan citra PuteraNya. Karena itu, dalam dirinya lahirlah tri ‘munus’ (karunia dan tugas) yang mencirikan seorang awam sebagai nabi, imam dan raja,” ungkap Anselmus.
Setelah mendengarkan sejumlah gagasan berkaitan dengan hakekat, sumber, prinsip, dan sejumlah gagasan penting dari sejumlah dokumen ASG di antaranya, Gaudium et Spes, Laudato Si, Pacem in Terris dan lain sebagainya, para peserta dibagi dalam lima kelompok untuk mendiskusikan dua hal. Pertama, inspirasi-inspirasi yang ditimba dari ASG. Kedua, membangun komitmen pribadi dan komunitas berkaitan dengan inspirasi yang digali dari ASG.
Hari studi berlangsung dari pukul 09.15 hingga 15.00 WITA. Dalam kata penutupnya, RD Pius Laba Buri menegaskan kembali sejumlah point penting yang disarikan dari seluruh materi studi, di antaranya ASG sebagai pedoman hidup dan tindakan bagi kaum beriman Kristiani, panggilan sebagai seorang Kristiani sejati yang memperjuangkan harkat dan martabat kemanusiaan serta memperkuat spiritualitas kaum awam dengan tak lupa membaca dan merenungkan Kitab Suci sebagai sumber utama Ajaran Sosial Gereja. (Komsos Paroki Hati Amat Kudus Lerek)