Potensi berselancar di perairan laut Pantai Rako, Desa Hewa, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, mulai dilirik SMP Negeri 3 alias Spentig Hewa. Malah, Spentig Hewa menjadikan selancar sebagai bagian dari kegiatan ekrakurikuler sekolah.
Selancar atau surfing memang belum dikenal luas di Kabupaten Flores Timur. Spentig Hewa sendiri baru tahu kalua perairan Pantai Rako dapat dimanfaatkan untuk selancar. Selama ini, mereka cuma mendengar lokasi selancar di NTT adanya di Pantai Numbrela, Kabupaten Rote Ndao. Pantai di pulau paling selatan Indonesia ini memiliki panorama yang indah dan ombak berkelas dunia bagi para peselancar. Nemberala selalu diburu peselancar dunia untuk menantang ombak di pantai ini.
Ternyata, Panti Rako di Desa Hewa, selatan kecamatan Wulanggitang, yang berhadapan langsung ke laut Sawu juga memiliki hamparan pasir putih dan juga ombak pun cocok untuk aktivitas selancar.
Mengutip Wikipedia, selancar merupakan sebuah olahraga yang biasanya berlangsung di atas ombak yang tinggi. Olahraga ini dilakukan dengan menggunakan sebilah papan sebagai alat untuk bermanuver di atas ombak. Papan tersebut bergerak dengan menggunakan tenaga arus ombak di bawahnya dan arahnya dikemudikan seorang peselancar.
Selancar telah menjadi olahraga yang ikut dipertandingkan dalam event olahraga. Dalam skala internasional, selancar pertama kali dipertandingkan pada olimpiade Tokyo 2021. Dalam skala nasional, selancar juga diperlombakan dalam Pekan Olahraga Nasional (PON).
Walau NTT memiliki banyak pantai dengan ombak besar yang cocok untuk aktivitas selancar, namun olahraga surfing belum banyak diketahui apalagi digemari masyarakat NTT. Begitu pun di Flores Timur. Selancar tidak popular dan banyak warga belum mengenal olahraga ini.
Untuk mempopulerkan olahraga selancar, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Flores Timur dalam kegiatan Festival Bale Nagi, 2019 silam menyisipkan satu kegiatan eksebisi selancar di Pantai Rako.
Awal yang baik ini ditindaklanjuti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Flores Timur dengan mengadakan kegiatan Pelatihan Pemandu Wisata Alam Selancar 2021, Senin-Rabu (21-24/11/2021). Bertempat di pantai Rako, tempat pertama kali olahraga ini diperkenalkan kepada masyarakata Flores Timur, instruktur dari Rote, yaitu Rudolf O. J. Frans Mandeto, Yohanes Duad Killy dan Daniel Killy.
Ketiga instruktur yang tergabung dalam Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) memberikan pelatihan selancar kepada para peserta pelatihan selama tiga hari.
Siswa SMP Negeri 3 Wulanggitang mendapat kesempatan baik karena diundang menjadi peserta dalam pelatihan selancar ini. Sebanyak 20 siswa yang berasal dari desa-desa di pantai Selatan Wulanggitang diutus menjadi peserta bersama dua orang pendamping, Bachtiar Aziz Syahbana dan Hendrikus Reo.
Dalam pelatihan ini para peserta tidak hanya mendapat teori tentang selancar tetapi lebih banyak melakukan praktek berselancar. Berlatih berdiri di atas papan selancar sambil meluncur dengan ombak. Selama tiga hari kegiatan, semua peserta mampu berselancar dengan baik. Kemampuan menaklukkan ombak ini membawa dua siswa SMPN 3 Wulanggitang terpilih sebagai peserta terbaik, yaitu terbaik satu Yohanes Mario Beda Rotan dan terbaik dua Antonius Solo Soge. Atas prestasi kedua siswa ini, mereka dihadiahi sebuah papan selancar.
Papan selancar ini kemudian diserahkan kepada SMPN 3 Wulanggitang pada Jumat (26/11/2021) di lapangan multifungsi Spentig Hewa. Kepala SMPN 3 Wulanggitang, Kristina Sabu Punang, S.Pd yang menerima papan selancar tersebut memberikan apresiasi kepada para peserta pelatihan selancar yang mewakili SMPN 3 Wulanggitang.
“Atas nama lembaga, saya mengucapkan terima kasih kepada 20 siswa duta Spentig Hewa yang telah ikut ambil bagian dalam pelatihan selancar di pantai Rako. Kalian telah menunjukkan tanggungjawab dengan mengikuti kegiatan tersebut sampai selesai. Dan lebih membanggakan lagi, duta kita terpilih menjadi peserta terbaik”, ungkap Kris Punang.
Kris Punang mengungkapkan bahwa kedepan olahraga selancar akan dijadikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler di SMPN 3 Wulanggitang. “Ketika Anda mengikuti pelatihan selancar dengan baik, ini membuktikan bahwa siswa Spentig Hewa punya bakat dalam olahraga selancar ini. Potensi ini harus terus dikembangkan. Dengan menerima papan selancar ini berarti selancar akan kita jadikan sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler di Spentig Hewa. Karena itu, ke depan setiap hari Sabtu, dalam kegiatan ekstrakurikuler Anda boleh berlatih selancar di pantai Rako’, ungkap Kris Punang.
Yohanes Mario Beda Rotan dan Antonio Solo Soge, peserta terbaik pelatihan selancar mengungkapkan kegembiraan mereka karena telah mendapat kesempatan mengikuti pelatihan selancar. “Saya senang sekali. Apalagi Om Adytt (instruktur) membimbing kami dengan sangat baik”, ungkap Gio, sapaan Yohanes M. B. Rotan.(gerardus kuma apeutung)