Ini di tengah kebun. Agak jauh dari pondok, tempat mereka masak dan tidur, sejak pengungsian di hari bencana seroja, Minggu awal April lalu. Karena tidak bisa diakses kendaraan, mereka memilih menemui rombongan JPIC Ordo Carmel Maumere di tengah kebun. Beras, sabun-sabun, mie, ikan asin, susu, makanan ringan, pampers dan pakaian layak pakai yang dibawa para pastor biara Karmel itu diterima dengan penuh rasa haru.
“Kami jauh di dalam dan kendaraan tidak bisa masuk jadi kami jarang dapat bantuan”, ujar mereka.
Usai penyerahan bantuan, lima pastor lalu menumpangkan tangan, memberkati para pengungsi.
Mereka tidak semuanya beragama Katolik. Diantara mereka ada yang beragama Islam dan sedang menjalani ibadah puasa. Namun dengan santun dan tampak kusuk mengikuti doa yang dipimpin salah seorang pastor. Para pengungsi didoakan lalu berlima menumpangkan tangan atas mereka.
“Terima kasih”, ujar ema Monika yang menangis sesenggukan. Tak hanya ema Monika yang menangis, para ibu lainnya pun menangis.
Mengapa menangis?
“Mereka jauh-jauh datang lihat kami dan beri berkat kami. Kami jadi rasa kuat”, ujar ema Monika dalam bahasa setempat.
Rombongan JPIC O.Carm terdiri dari lima pastor yakni Pater Paskalis Patut, O.carm, Pater Adrianus Daton, O.Carm, Pater Damaskus Belang, O.Carm, Pater Fransiskus Nenga, O.Carm, Pater Fransiskus Pati Koten, O.Carm, dan Suster Yenny Baptista, KFS serta dua orang karyawan berada di Lembata, sejak Sabtu (17/4/2021). Sesaat setelah tiba, mereka berkeliling dari rumah ke rumah warga di Lewoleba yang menampung pengungsi membawa bantuan sembako.
Hari Minggu (18/4/2021), lima pastor tersebut memimpin misa di posko pengungsian Aula Camat Nubatukan dan Posko Selandoro. Juga, di gereja Kristus Raja Wangatoa. Usai misa bersama pengungsi, rombongan JPIC O.Carm mendatangi pengungsi di kebun-kebun dan pondok di area Waesesa dan Parek Walang.
Di lokasi kebun-kebun dan pondok, mereka membagi sembako dan memberi berkat bagi para pengungsi. Rombongan juga menyambangi lokasi bencana di Desa Amakaka dan Waimatan. Di lokasi bencana, secara khusus, para pastor mendoakan arwah mereka yang sudah meninggal dan ditemukan juga mereka yang hilang hingga saat ini. (fince bataona)