Nurhayati Burhan, 43 tahun, selain bekerja sebagai perawat di RSUD dr. Hendrikus Fernandez Larantuka, juga mengembangkan usaha sambal yang diberi nama “Depot An-Nur Sambal”. Nama An -Nur, diambil dari bahasa Arab. An merupakan tingkatan dalam bahasa Arab, Nur berarti cahaya. An-Nur berarti yang bercahaya.
Cara pembuatan sambal tersebut memakan waktu yang tidak sedikit. Selain itu, cara pengolahannya pun sangat tradisional disertai dengan peralatan yang masih manual.
“Bahan-bahannya di masak utuh, kemudian ada yang diblender kasar. Lalu dimatangkan lagi sampai kadar air pada sambal dipastikan sudah tidak ada lagi. Karena kadar air itu menyebabkan sambal mudah basi”, ujar Nur saat ditemui di Kelurahan Pohon Bao, Jumad (16/4/2021) lalu.
“Alhamdulillah, setelah saya uji coba awetnya sambal, pada suhu ruang dijamin sambal bisa awet sampai dengan 14 hari. Makanya, saya berani pasarkan secara online dengan melayani pesanan jarak jauh”, sambungnya.
Dijelaskan, untuk pengolahan lombok, kadang ia perhalus, tetapi mayoritas pembeli lebih suka yang agak kasar. “Saya sudah layani pesan jarak jauh dan aman, awet. Meski 14 hari perjalanan”, paparnya.
Sambal tersebut terbuat dari Gurita, dicampur lombok, sereai, bawang merah, bawang putih, kandungan gula merah, dan gula pasir pokoknya bahan alami yang bisa mengawetkan itu kita gunakan.
“Saya buka usaha ini awal tahun 2019. Awalnya saya termotivasi melihat hasil laut yang diekspor ke luar daerah dalam bentuk mentah. Akhirnya, saya mencoba buat sambal untuk keperluan makan di rumah. Selain itu, hal yang memacu motivasi saya buat usaha ini yakni, ada adik-adik pesan sambal dari luar. Waktu Itu, harganya 60.000 ditambah ongkir, totalnya 100.000. Saya merasa ini harga yang sangat tinggi. Hal itulah yang menggerakan saya membuat sambal untuk dipasarkan.”
“Waktu itu, adik saya Wiwin Harun bilang, kak coba bikin sambal yang begini, kakak pasti bisa”, kisahnya.
Nurhayati memastikan kekayaan hasil laut di daerah kita mesti mengangkat industri lokal dalam hal pemasaran. “Saya bisa buktikan cita rasa kaya sarden itu bisa”, tuturnya.
“Kini, saya buatkan kemasan yang baik dengan stiker ikan teri, cumi-cumi, gurita, sembe (roa). Saya malah mau tambah sambal ikan cengkalang, ikan tuna, dan sambal siput.”
“Awal buka usaha di lingkungan rumah sakit. Kalau libur malam atau pagi, saya dari kantor ke kantor dengan masakan-masakan saya. Jadi, saya pertahankan cita rasa sehingga tidak bikin orang ragu”, kenangnya kala itu.
Suka duka pengerjaan sambal hingga mendapatkan kemasan, tidaklah gampang. “Waktu itu, saya susah dapat kemasannya. Harus pesan dari jauh. Sekarang sudah bisa dapatkan di sini. Namun, untuk bahan penutup bagian dalam, saya kerjakan secara manual yakni saya merapikan dengan strika agar terlekat kuat. Saya pastikan benar-benar rapat dan kuat. Kendala yang saya hadapi saat ini, tidak adanya freezer dan cool box penampung ikan, cumi Serta hasil laut lainnya. Hal itu yang membuat dia kewalahan saat ada pesanan dadakan, karena persedian hasil laut sudah diolah habis jadi bahan sambal yang gurih.”
Harga sambal dijualnya per/botol 25.000. Dari hasil tersebut dia mempekerjakan satu karyawan dari usaha yang dirintisnya.
Kini ia merasa ada banyak dukungan. Bahkan ia mendapat dukungan dari Ibu-ibu Bhayangkari yang sangat luar biasa. Ya, “Dukungan Ibu ketua Bhayangkari, apalagi dukungan Ibu ketua Bhayangkari cabang Flores Timur, dan juga Ibu ketua Bhayangkari daerah NTT, dalam hal ini, Ibu Kapolda NTT”, ujar pemilik usaha Depot An-Nur Sambal tersebut.
“Untuk depot An-Nur sambal sudah terdaftar di pusat. Ada empat dari NTT, termasuk depot sambal An-Nur di Flores Timur”, jelasnya isteri dari Zukry Sahdun ini.
Suaminya, Zukry Sahdun selalu mendukung usaha sang isteri. Dia meminta sang isteri agar fokus pada satu usaha.
Kesabaran sang suami mendampingi sang isteri, kini mereka bisa menggaet pasar penjualan sampai beberapa daerah semisal Labuan Bajo, Rote, Manggarai, Maumere, Lembata, dan sebagainya.
Ia berharap, usaha yang tengah ia rintis bisa dikenal luas. Selain itu, pemerintah bisa menangkap peluang ini untuk memberdayakan usaha-usaha tersebut, dengan mengadakan pelatihan-pelatihan keterampilan kerja agar ada hal baru yang didapat untuk menambah informasi dan ilmu. Selain Itu, ia berharap suatu saat nanti sambal aneka varian dari hasil laut Flores Timur ini bakal jadi oleh-oleh khas Flores Timur, yang diminati banyak orang. “Saya bermimpi ingin mengolah semua jenis ikan hasil laut Flores untuk diexplore”, harapnya.
Ia juga bersyukur berkat dukungan ketua Bhayangkari beserta pengurus Cabang Flores Timur. Depot An-Nur Sambal Sudah terdaftar di Bhayangkari pusat. Ada empat cabang Bhayangkari di NTT, yang UMKM-nya sudah dinyatakan terdaftar di Bhayangkari pusat.
Saat ini, Ibu Nurhayati Burhan melayani berbagai varian sambal seperti, lanai; sambal Cumi, Sambal Cakalang, Sambal Sembe(Roa), Sambal Tuna, Sambal Baby Gurita, Sambal Teri,Sambal Siput/kerang. Bagi anda yang berminat sambangi langsung Nurhayati Burhan atau alamat Facebook : Nurhayati Burhan atau di Nomor Hp: 0813-5307-2046.(Yurgo Purab)