Selasa, 14 Nopember 2023
Keb.2:23-3:9 ; Luk.17:7-10
Pekan Biasa XXXIII
“Kami hanya hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan”
(Luk.17:10)
Pengajaran tentang tuan dan hamba, sesungguhnya hendak mengoreksi mental dan menanam spirit hidup kita sebagai murid Kristus. Hendaknya senantiasa rendah hati dan sedia melayani, bagai seorang hamba.
Kita tahu, posisi, mental, dan spirit, tuan dan hamba memang beda. Seorang hamba, hatinya bersahaja. Selalu siap-sedia melayani. Ia mengabdi sepenuh hati. Setia bekerja, tanpa banyak bicara. Ia gembira pengabdiannya. Tak mengeluh, seberat apapun kerjanya.
Beda dengan seorang tuan yang harus dilayani dan didahulukan. Ia akan tersinggung, bahkan marah jika merasa diabaikan. Tak diindahkan keinginan, harapan dan perintahnya. Seperti yang dicontohkan Yesus, seorang tuan akan mengatakan kepada hambanya “sediakan makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai aku selesai makan dan minum”. Dan hambanya akan melakukan semua dengan senang hati. Meski tak dihargai dan pernah mendapat ucapan terima kasih. Karena dianggap ia dibayar atau itu tugasnya.
Dalam mengemban tugas apapun yang dipercayakan dipundak kita, katakanlah pada diri kita, “kami hanya hamba yang tak berguna, kami hanya mengerjakan apa yang patut kami kerjakan”. Sukacita bekerja dan melayani. Tak mengeluh dan merasa terpaksan dan terbebani.
Entah secara jabatan, kedudukan, atau pekerjaan, posisi kita ibarat seorang tuan. Tetapi Yesus peringatkan, tetaplah rendah hati. Sadarlah, kita cuma hamba tak beguna. Kita dipercaya, maka kita berarti. Maka tak perlu meminta dipertuan.
Siap-sedialah melayani, tak boleh mengeluh, tampan atau tidak tampan waktunya. Entah dihargai, mendapat ucapan terima kasih sepantasnya atau dianggap angin lalu. Tak boleh surut pengabdian dalam hidup kita. Kita cumalah hamba tak berguna. Tak lebih!
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin
“Sukacita bekerja dan melayani” Amin…trimakasih tuan renungannya.