Kamu Juga Harus Bersaksi

Senin, 23 Mei 2022

Kis. 16:11-15 ; Yoh.1:26-16:4a

Paskah VI

“Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semua bersama-sama dengan Aku” (Yoh.15:26)

Bersaksi berarti jujur mengatakan apa yang dilihat dan didengar. Para murid “harus bersaksi”. Harus mewartakan segala sesuatu yang didengar, dilihat dan dialami bersama Yesus. Tentang ajaranNya dan segala perbuatan baik dan Ajaib yang dilakukan.

Efek kesaksian begitu besar. Telah menumbuhkan iman di hati setiap orang di segala bangsa. Sekaligus pegangan iman bagi orang-orang yang percaya.

Tugas pewartaan akan terus berlanjut. Meski tidak melihat Tuhan secara langsung, kita telah melihat dan mengalami hadirNya dalam iman. Kita yakin, kesaksian para murid benar, dan kita mengalaminya juga saat ini.

Maka kita pun harus bersaksi, bahwa Tuhan mengasihi kita. BerkatNya selalu nyata. Ia menghibur kita saat sedih dan duka. Menopang kita saat kita kehilangan harapan. Dan, menjadi sandaran dan kekuatan kita saat lelah dan tak berdaya.

Tetapi ingat, tugas kesaksian tak selamanya berjalan mulus. Yesus ingatkan, tak boleh kecewa dan putus asa, jika ditolak, menderita, bahkan dibunuh. Itu sudah resikonya.

Meski demikian, tak perlu ragu dan takut. Tetaplah setia dan sabar. Teruslah berkisah tentang betapa besar dan hebat-Nya tangan Tuhan menuntun, memberkati dan manjaga kita.

Jadi saksi harus jaga prinsip. Bicara hal yang baik dan benar sesuai kenyataan. Janganlah mengada-ada. Supaya tak dicap pembual atau saksi palsu.

Saksi, tak boleh menggadai nurani. “Lebih baik menderita karena berbuat baik,” tandas St. Petrus (Ptr.3:17).

Meski sakit, hati tetap damai dan tenang. Daripada bangga dan senang dalam kebohongan. Itu semu. Hati tak nyaman. Dan, akan jadi racun hidup.

Jika kita mengingkari bisikan nurani perihal yang benar, baik, jujur dan adil, selamanya nurani kita akan terus mengejar dan mengadili kita. Tuhan memberkati kita. SALVE. ***