Aksinews.id/Lewoleba – Yayasan Kesehatan untuk Semua menggelar pelatihan Literasi dan Inklusi Keuangan bagi para mantan pekerja migran serta kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi). Kegiatan digelar di Hotel Anisa, Lewoleba, Jumat (14/10/2022).
Direktur YKS, Mansetus Balawala ketika membuka kegiatan pelatihan, menegaskan bahwa literasi keuangan sangat penting bagi para mantan pekerja mugran dan UMKM Desbumi. Sehingga mereka tidak mudah tertipu dan dapat mengelola usahanya secara lebih baik. “Tidak melek dalam hal finansial dapat menyebabkan masalah, seperti beban hutang yang berkelanjutan, keputusan pengeluaran yang buruk atau kurangnya persiapan jangka panjang,” tandasnya, seraya men.ambahkan bahwa hal itu dapat berakibat kredit macet, kebangkrutan, penyitaan asset, kelompok bubar dan konsekuensi buruk lainnya.
Pelatihan literasi dan inklusi keuangan, jelas dia, merupakan upaya peningkatan kualitas pengambilan keputusan keuangan individu dan kelompok UMKM Desbumi agar pengelolaan keuangan menjadi lebih baik.
YKS menghadirkan narasumber dari Bank NTT dan Koperasi Kredit ANKARA, dengan 30 orang peserta dari 6 desa dampingannya.
Wakil Kepala Cabang Bank NTT Lembata, Damianus Pah didampingi stafnya, bidang analisis kredit Bank NTT Lembata, Harley, memaparkan bahwa masyarakat dapat memanfaatkan jasa keuangan melalui bank dengan melakukan penyimpanan atau kredit. Penyimpanan dana di bank atau lembaga keuangan lainnya, menurut dia, harus dilihat apakah bank atau lembaga keuangan itu terdaftar dan dilindungi Lembaga Perlindungan Simpanan (LPS) atau tidak?
“Hanya bank atau lembaga keuangan yang terpasang logo LPS yang ketika ditutup, uang nasabah akan diganti oleh Negara. Dimana, jumlahnya dibatasi Rp 2 miliar per rekening per bank. Ini harus diketahui masyarakat,” tandas Damianus Pah.
Sementara untuk urusan kredit dari Bank NTT, maka masyarakat bisa menentukan jenis pinjaman sesuai kebutuhannya. “Ada tiga jenis pinjaman. Yaitu, kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi. Yang perlu diperhatikan dalam menjalani kredit itu adalah bagaimana pengembaliannya. Upayakan agar tidak terjadi kemandekan pengembalian dalam jangka waktu 180 hari,” ungkap Damianus Pah.
Hal itu dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kredit macet. “Jika pengembalian tertunda lebih dari 180 hari, maka itu sudah masuk kategori kredit macet. Ini bisa berakibat pada penyitaan jaminan kredit,” jelas dia.
Harley menambahkan, bahwa Bank NTT juga mengikuti perkembangan kemajuan teknologi perbankan. “Kami sudah ditekankan untuk mengurangi penggunaan uang tunai dalam bertransaksi di bank. Bahkan, orang bisa tidak datang ke bank secara fisik tapi bisa melalui handphone saja,” jelas dia.
Dijelaskan pula bahwa kiriman dari luar negeri ke Lembata pun dapat disalurkan melalui Bank NTT. “Bahkan, bisa hanya melalui handphone saja pengirimannya. Asalkan, menggunakan aplikasi yang disiapkan Bank Indonesia,” jelas Harley, diamini Damianus Pah.
Menjawab pertanyaan peserta Desbumi dari Desa Beutaran, apakah ia dapat membuka rekening di Bank NTT tapi menggunakan nama anaknya yang sedang berada di luar daerah, Damianus menjelaskan bahwa hal itu dapat dilakukan. “Tapi anak yang punya nama di bank, tapi bisa melakukan transaksi tunai di bank, karena berkaitan dengan tanda tangan. Dia hanya bisa bertransaksi melalui ATM atau handphone,” jelas Damianus Pah.
Setelah petugas dari Bank NTT Cabang Lewoleba menyampaikan materi, dilanjutkan dengan Koperasi Kredit Ankara Lewoleba. Tony Langoday yang diutus Ankara, langsung memandu sendiri proses interaksi dengan peserta pelatihan. (AN-01)