Lewoleba – Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur kembali memperketat warga keluar masuk desa. Ini dilakukan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 di Lembata. Warga yang tidak bermasker diminta agar ditindak tegas.
Instruksi itu disampaikan Bupati Sunur kepada seluruh Camat dan Kepala Desa di Lembata. Dia meminta aparat dibawahnya agar intensifkan sosialisasi pencegahan dan penanganan penyebaran Covid-19 termasuk sosialisasi program vaksinasi Covid-19 melalui tim pengendalian tingkat Desa.
Meningkatnya angka penyebaran kasus transmisi lokal terkonfirmasi positif di Lembata akibat menurunnya kesadaran warga patuhi protokol kesehatan memaksa Satgas percepatan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi Kabupaten Lembata kembali ambil tindakan.
“Transmisi lokal Covid-19 susah dikendalikan jika kita tidak tertib. Pemerintah pusat sudah minta kepala daerah kendalikan laju peningkatan kasus terkonfirmasi Covid-19 sehingga kita perlu pastikan pengendaliannya sampai tingkat desa”.
“Saya perintahkan di setiap desa kembali aktifkan pos penjagaan dalam upaya pengendalian” ujar Yentji Sunur dalam kegiatan rapat yang dihadiri unsur Forkopimda Lembata, Kamis (28/01/2021).
“Desa bekerjasama dengan Babinsa dan Babinkamtibmas bentuk tim pengendalian tingkat desa efektif mulai berlaku besok (29/1) di setiap Desa”.
“Kepala BNPB dan Gubernur juga terpapar, ini berarti Covid-19 tidak melihat status sosial seseorang. Setiap warga yang keluar dari rumah tanpa bermasker agar tim pengendalian bersikap tegas” ujarnya.
Disampaikannya juga dalam waktu dekat vaksin akan tiba di Lembata. Meskipun sasaran utama baru para nakes dan pejabat publik, namun kedepan akan menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara berjenjang setelah sasaran petugas pelayanan publik lainnya.
“Kades dan Camat pastikan seluruh warga tidak ragu terhadap vaksinasi serta harus jujur sampaikan kondisi kesehatannya kepada petugas. Segera berkoordinasi dengan Dinkes untuk dapatkan materi sosialisasinya. Kita berharap di awal Februari sudah mulai pelaksanaan vaksinasi. Vaksin ini sangat penting demi meningkatkan imun tubuh mencegah penyebaran Covid-19. Ini yang harus disosialisasikan kepada warga masing-masing” ujar Bupati Sunur.
Juru bicara Satgas Covid-19 Lembata, dr. Lucia Sandra Gunadi menegaskan bahwa Vaksin Sinovac yang akan digunakan terjamin aman. Ya, “Vaksin Sinovac ini sudah ada izin edar BPOM dan sudah diterbitkan Fatwa MUI bahwa vaksin ini suci dan halal. Kemudian vaksin ini juga berisi virus inactivated (virus non aktif). Tahap kesatu ini sasaran vaksin di Kabupaten Lembata bagi nakes sekitar 1000an orang dan 10 pejabat daerah. Selanjutnya sesuai tahap sasaran berikutnya itu petugas publik hingga nanti menjangkau masyarakat,” jelasnya.
“Bapak Presiden sudah menjadi orang pertama yang divaksin bahkan sudah terima 2x divaksin (27/01), jadi sudah lengkap. Harapan kita minimal 70 persen warga Lembata divaksin guna menghasilkan herd imunity (kekebalan komunitas),” ujarnya.
“Untuk kekebalan, membentuk antibodi itu membutuhkan waktu. Seperti yang disampaikan dokter spesialis penyakit dalam pada waktu kegiatan di Olympic (Kamis, 21/01), itu kekebalannya akan muncul setelah 2 minggu pasca suntikan kedua, atau 1 bulan setelah suntikan pertama”.
“Sehingga mereka yang sudah divaksin tetap harus patuhi protokes, karena fungsi vaksin ini untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian, juga meningkatkan kekebalan komunitas (herd imunity) artinya selain melindungi dirinya juga melindungi komunitas yang tidak bisa divaksin seperti punya komorbid (penyakit penyerta)” tambahnya.
Dokter Lucia juga memastikan persiapan yang telah dilakukan untuk sukseskan program vaksinasi tahap 1 di Lembata. “Untuk persiapan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 sudah dilakukan pelatihan bagi vaksinator, kemudian kegiatan pelatihan bagi petugas penanganan KIPI, dan sosialisasi pelaksanaan vaksinasi yang dihadiri stakeholder terkait bersama para Camat. Harapannya hasil sosialisasi dapat disebarluaskan kepada masyarakat,” tandasnya.
“Sementara ini di tempat yang akan dilakukan vaksinasi sedang dikawal untuk latihan simulasi supaya dihari-H dapat minimalisir kendala” . “Untuk kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), seperti pemberian vaksin lainnya dimana efek samping normal pasti ada, seperti rasa hangat ditempat suntikan atau agak demam. Namun kami sudah melatih tim kesehatan yang akan menangani KIPI pasca vaksinasi Covid-19” ujarnya. (*/WNTT/fre/primkompim setda Lembata)