Aksinews.id/Larantuka – Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Flores Timur (Flotim) bersama Pengurus PGRI Cabang Wulanggitang, Witihama, Larantuka dan Aliansi Orang Muda Lamaholot melakukan trauma healing kepada anak-anak korban erupsi Ile Lewotobi di lokasi pengungsian pada Kamis (4/1/2024).
Aksi trauma healing terpusat di dua titik, yakni lokasi pengungsian SMPN 1 Wulanggitang, Kecamatan Wulanggitang, dan Desa Konga, Kecamatan Titehena.
Pengurus PGRI Kabupaten Flores Timur, bersama Tim Edukasi yang melakukan pendampingan trauma healing diantaranya, Maria Natalia Ana Yusti, Sofi Kean, Novi Djadi, dan Agnetis Da Noa.
Kehadiran Tim Edukatif PGRI Flores Timur disambut gembira anak-anak dan juga orang tua di lokasi pengungsian. Mereka bergegas berkumpul bersama Tim Edukatif PGRI Flores Timur.
Maria Natalia, Sofi Kean, Novi Djadi dan Agnetis Da Noa, memperkenalkan diri, bertanya kabar anak-anak dan mengajak bermain bersama. Anak-anak diajak untuk menari, bernyanyi, dan mendongeng.
Maria Natalia mengatakan, trauma healing menjadi kegiatan yang perlu perhatian serius dan menjadi prioritas bagi anak-anak di lokasi pengungsian. Trauma healing akan menciptakan kegembiraan dan mengurangi rasa cemas, takut, kepanikan dan gangguan psikologis lainnya.
“Trauma healing akan menciptakan kegembiraan dan mengurangi rasa cemas, takut, kepanikan dan gangguan psikologi lainnya. Kegiatan ini mesti menjadi prioritas perhatian kepada anak-anak di pengungsian. Sudah banyak bantuan secara materi kepada korban bencana alam. Hal yang perlu menjadi perhatian ekstra adalah trauma healing bagi anak-anak,” kata Maria.
Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur, Maksimus Masan Kian mengatakan, PGRI Flores Timur akan mengambil peran memberikan pendampingan trauma healing kepada anak-anak pada lokasi pengungsian.
“Seperti pernah kami lakukan pada bencana seroja di Adonara dan Lembata, PGRI Flores Timur melakukan yang sama di pengungsian erupsi Gunung Lewotobi. Hari ini kami telah turun di lokasi dan melakukan pendampingan perdana di dua lokasi, Boru dan Konga, selanjutnya setelah melihat kebutuhan anak anak di lokasi pengungsian, kami akan kembali memantapkan tim edukasi PGRI Flores Timur dan akan turun kembali untuk memberikan pendampingan lanjutan dengan materi dan cara penyajian yang menyenangkan,” kata Maksi
Anak-anak yang diberi trauma healing oleh PGRI Flores Timur berjumlah kurang lebih sejumlah 90 orang. Sekitar 40 orang di Lokasi SMPN 1 Wulanggitang dan 50 orang di Lokasi Desa Konga. (MMK/AN-01)