Aksinews.id/Kupang – Kasmirus Tepi, guru SMPN 5 Lebatukan, Kabupaten Lembata berhasil menyabet prestasi sebagai terbaik pertama dalam perlombaan menulis esai merdeka belajar tingkat NTT. Esainya yang berjudul “Dari Kelas Ke Pentas” berhasil menyisihkan 50 peserta pada babak final yang diadakan di Hotel Harper, Kupang, 23 – 26 November 2023.
Perlombaan menulis esai merdeka belajar ini diselenggarakan oleh Balai Guru Penggerak Nusa Tenggara Timur dan diikuti oleh guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah se-NTT. Perlombaan esai ini dinilai oleh tiga dewan juri yaitu Marsel Robot (akademisi Undana), Robertus Fahik (praktisi media Sekolahtimor.com), dan Christina T. Weking (Widyaiswara Kantor Bahasa NTT).
Dalam esainya, guru Agama Katolik ini mengangkat kerja kolaboratif di SMPN 5 Lebatukan dalam menghadirkan kelas pada sebuah perayaan di atas pentas berupa pementasan teater.
“Esai saya ini mengulas kerja kolaboratif yang dibangun di sekolah kami dalam kegiatan pementasan teater. Semua komponen sekolah mulai dari guru, tata usaha dan siswa terlibat sejak proses latihan, penyiapan properti panggung, dan kelengkapan dalam proses pementasan,” jelas Rusland Atawolo, nama pena Kasmirus.
Lebih jauh Rusland menjelaskan bahwa pementasan teater ini menunjukkan bahwa belajar semestinya tidak terkungkung dialektika terbatas pada ruang kelas yang sempit dengan himpitan pengalaman guru yang pragmatis.
“Melalui pementasan teater ini kami memberikan ruang belajar yang lebih luas bagi siswa. Belajar tidak selamanya harus di dalam kelas. Ruang belajar di kelas kami pindahkan ke atas pentas. Karena di pentas pun siswa bisa belajar,” jelas guru yang pernah menjadi tukang ojek ini.
Teater yang dipentaskan berjudul “Harga Diri” karya (alm) Marsel Lewerang. Pementasan yang diadakan di halaman SMPN 5 Lebatukan pada Jumat (27/08/2023) malam dipadukan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda.
“Teater yang kami pentaskan mengangkat kisah perjuangan Polo Ama (pahlwan lokal Leragera) dalam melawan kaum penjajah. Melalui teater ini diharapkan spirit dan nilai-nilai perjuangan yang diwariskan Polo Ama yang kini mulai pudar bisa dihidupkan kembali oleh siswa,” kata Rusland.
Atas prestasinya ini, Rusland merasa bangga sekaligus terharu. Keberhasilannya menjuarai lomba menulis esai ini adalah sebuah kejutan.
“Saya benar-benar kaget bisa meraih juara pertama. Apalagi menulis esai merupakan hal baru bagi saya. Hal yang patut saya syukuri adalah dengan mengikuti perlombaan ini saya bertemu dengan (guru) penulis hebat dari daerah lain di NTT,” ucap Rusland.
Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Propinsi Nusa Tenggara Timur, Dr. Wirman Kasmayadi menjelaskan bahwa perlombaan menulis esai ini dilaksanakan dalam menyongsong Hari Guru Nasional Tahun 2023.
“Perlombaan menulis esai merdeka belajar ini diadakan selain untuk menyongsong Hari Guru Nasional Tahun 2023, juga dimaksud untuk meningkatkan kompetensi menulis guru,” ujar Wirman.
Menurut Wirman perlombaan esai ini meliputi beberapa tahapan yaitu seleksi administasi, seleksi subtansi, wawancara, dan final. Peserta yang masuk babak final dipanggil mengikuti workshop di Kupang.
“Peserta yang hadir mengikuti workshop dan babak final ini telah melewati beberapa tahap yaitu seleksi administrasi, seleksi subtansi, wawancara, dan final. Dari proses seleksi ini, ada 50 peserta yang berhasil lolos ke babak final. Mereka akan mengikuti workshop dan presentasi karya,”ujar Wairman.
Kepala BGP NTT berjanji bahwa 50 esai yang lolos hingga babak final akan dibukukan dan disebarkan ke sekolah-sekolah di NTT.
“Esai-esai yang lolos babak final ini akan kita bukukan. Dan kita usahakan untuk dilaunching pada saat ulang tahun Propinsi NTT tanggal 20 Desember nanti. Kalau sudah dibukukan, akan disebarkan ke sekolah-sekolah sebagai bahan referensi dalam berkarya,” ujar Wadiman. (Gerardus Kuma Apeutung)