
Oleh : Albertus Muda, S.Ag
Guru ASN PPPK di SKO San Bernardino Lewoleba-Lembata
Sebuah lembaga pendidikan tingkat menengah berbasiskan olahraga yang dijiwai semangat kewirausahaan terus menata diri untuk merangkul. Sekolah ini meskipun menitikberatkan pendidikan pada bidang olahraga, akan tetapi, tak meniadakan mata pelajaran atau bidang lainnya. Bidang resmi lainnya tetap diajarkan seperti di sekolah umum dan kejuruan pada umumnya.
Bidang-bidang khusus yang diampuh seperti sepak bola, bola voli, basket, atletik, pencak silat, kempo dan taekwondo menjadi kekhasan sekolah ini. Semua bidang ini, beberapa di antaranya terintegrasi dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti futsal, kempo dan voli. Anak-anak diharapkan semakin disiplin, sportif, ulet dan gigih serta mudah mengadaptasikan diri dengan lingkungan dimana mereka berada.
Pendiri sekolah ini menyadari bahwa salah satu bentuk pelayanan yang dipandang relevan dengan peradaban masyarakat di bidang pendidikan saat ini adalah membangun sebuah lembaga pendidikan. Atas dasar ini, maka didirikannya SKO San Bernardino. Sekolah ini dibangun untuk menghormati jasa para misionaris eropa yang pernah berkarya dan mengabdikan diri di paroki Hati Amat Kudus Lerek, Dekenat Lembata yaitu P. Konradus Bekker, SVD (+) dan P. Nikolaus Strawn, SVD.
Kita patut memberi apresiasi kepada para pendiri yang memikirkan dan mewujudkan gagasannya dengan membangun sekolah ini. Berlandaskan visi melahirkan atlet-atlet berprestasi dan berjiwa kewirausahaan, lembaga pendidikan ini mencoba memulai dari keterbatasan. Sampai hari ini, Yayasan dan sekolah terus melakukan pembenahan sana sini untuk mendapatkan wajah sekolah yang semakin humanis, kompetitif baik akademik maupun nonakademik terutama di bidang olahraga baik di level kabupaten, provinsi dan nasional.
Sekolah ini terus memacu diri melalui para pendiri, pengurus, dan para guru agar nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan sungguh mengakar dalam diri seluruh sivitas akademika seperti kejujuran, komitmen, kepedulian, kontribusi dan kolaborasi. Inilah nilai dan keutamaan yang mesti terinternalisasi dalam diri masyarakat saat ini agar semakin kaya akan nilai sambil mempengaruhi satu sama lain.
Perlu disadari bahwa sekolah ini bukanlah sebuah entitas yang terpisah dari masyarakat, melainkan bagian utuh dari masyarakat yang perlu diberi apresiasi dan dukungan karena anak-anak yang dididik di SKO San Bernardino adalah anak-anak Indonesia, kaum muda harapan bangsa, suku, lewotanah Lembata dan Adonara.
Meskipun lembaga ini mulai bergerak dengan segala keterbatasan, tetapi diyakini bahwa suatu saat nanti akan memberikan kontribusi besar bagi lembata, NTT bahkan Indonesia. Kecil bukan berarti tidak bisa atau tidak mampu. Kecil jangan sampai diabaikan apalagi diremehkan. Karena meskipun terkecil, masyarakat mesti berbangga bahwa di lembaga ini, ada banyak benih baik yang dikirim orangtua untuk disemaikan bukan hanya dari Lembata tetapi juga dari luar Lembata yakni Adonara.
SKO San Bernardino mulai mengimplementasikan salah satu bentuk pendidikan berbasis karakter yakni sekolah berbasis asrama yang langsung ditangani dan dikelola oleh guru-guru yang dipandang kompeten dan kualified. Kita semua berharap model pendidikan berbasis asrama ini memberi warna tersendiri sekaligus mendukung model pendidikan asrama di sekolah lainnya yang terus berupaya membangun karakter bangsa melalui lembaga pendidikan dan asrama.
Kita berharap agar sekolah berbasis asrama lebih banyak lagi dikembangkan di Indonesia khususnya di tanah Lembata. Sebab pendidikan pola asrama tentu berbeda dengan pola di rumah. Pendidikan pola asrama memiliki kekhususan dalam pendampingan untuk membentuk pribadi-pribadi yang komunikatif, sosial dan dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi atau menjadi pribadi problem solver di era digital yang penuh manipulasi dan intrik memenuhi kepuasan diri sendiri.
Hidup di asrama akan melahirkan persaudaraan yang militan di antara penghuninya yang nota bene adalah siswa-siswi dan guru. Kita berharap, kerja sama antara asrama dan sekolah akan terus menumbuhsuburkan potensi, talenta, bakat dan keterampilan juga kompetensi yang dimiliki masing-masing siswa, untuk menopang sumber daya manusia, dalam membangun masyarakat saat ini.
Olehnya, masyarakat semakin jujur, komit, peduli, dan mau berkontribusi melalui kerja sama menata pendidikan yang semakin berkualitas dan kaya akan nilai dan etika. Jayalah SKO, jayalah San Bernardino di tanah Lembata, Nusa Tenggara Timur dan Indonesia. Salam Pendidikan dari ujung Timur Indonesia. (*)
Lamahora, 18 Juli 2025