<amp-auto-ads type="adsense"         data-ad-client="ca-pub-7783334098685297"> </amp-auto-ads> <amp-auto-ads type="adsense"         data-ad-client="ca-pub-7783334098685297"> </amp-auto-ads> <amp-auto-ads type="adsense"         data-ad-client="ca-pub-7783334098685297"> </amp-auto-ads>
ADVERTISEMENT
Aksinews
ADVERTISEMENT
  • Home
  • Polkam
    • All
    • Business
    • Politics
    • Science
    • World
    Jelang HUT Kemerdekaan RI Ke-80, KAHMI NTT Ingatkan Elit Bangsa untuk Jujur Kelola Bangsa

    Jelang HUT Kemerdekaan RI Ke-80, KAHMI NTT Ingatkan Elit Bangsa untuk Jujur Kelola Bangsa

    FKUB Lembata Bentuk Pokja Kerukunan Desa Pada, Kakan Kamenag Lembata: Menjadi Pioner Desa Moderasi

    FKUB Lembata Bentuk Pokja Kerukunan Desa Pada, Kakan Kamenag Lembata: Menjadi Pioner Desa Moderasi

    Survei Partai Terpopuler di Indonesia, PDIP Masih Tertinggi, Disusul Gerindra, Dua Partai Islam Bersaing di 5 Besar

    Survei Partai Terpopuler di Indonesia, PDIP Masih Tertinggi, Disusul Gerindra, Dua Partai Islam Bersaing di 5 Besar

    Korpri Usul Kenaikan Usia ASN Pensiun Umur 70 Tahun, Komisi II DPR: Ganggu Sistem Meritokrasi

    Korpri Usul Kenaikan Usia ASN Pensiun Umur 70 Tahun, Komisi II DPR: Ganggu Sistem Meritokrasi

    Presiden Didesak Batalkan Penundaan Pengangkatan PPPK 2024, Wapres Gibran: Sudah Solusinya

    Presiden Didesak Batalkan Penundaan Pengangkatan PPPK 2024, Wapres Gibran: Sudah Solusinya

    Akhirnya, Presiden Prabowo Turun Tangan Urus Masalah Waktu Pengangkatan CPNS dan PPPK

    Akhirnya, Presiden Prabowo Turun Tangan Urus Masalah Waktu Pengangkatan CPNS dan PPPK

    Trending Tags

    • Trump Inauguration
    • United Stated
    • White House
    • Market Stories
    • Election Results
  • Ekbis
    • All
    • Gadget
    • Mobile
    Sinergi Layanan Bersama KPPN Kupang dan Kanwil DJPb Provinsi NTT : Wujudkan Perbendaharaan yang Lebih Dekat dan Berkualitas

    Sinergi Layanan Bersama KPPN Kupang dan Kanwil DJPb Provinsi NTT : Wujudkan Perbendaharaan yang Lebih Dekat dan Berkualitas

    Platform Digipay Satu Tumbuh Pesat di Kupang, Pelaku Usaha Lokal Bukukan 1.462 Transaksi

    Platform Digipay Satu Tumbuh Pesat di Kupang, Pelaku Usaha Lokal Bukukan 1.462 Transaksi

    KOPPMI  Lembata Gelar Rapat Anggota Tahunan

    KOPPMI  Lembata Gelar Rapat Anggota Tahunan

    Customer Service Officer (CSO)

    Customer Service Officer (CSO)

    Utang Negara RI Tembus Rp 9.105 Triliun, Setiap Warga Tanggung Utang Rp 32 Juta

    Utang Negara RI Tembus Rp 9.105 Triliun, Setiap Warga Tanggung Utang Rp 32 Juta

    Desa Peduli Buruh Migran, Desa Hadir Memberi Melayani dan Melindungi Pekerja Migran

    Desa Peduli Buruh Migran, Desa Hadir Memberi Melayani dan Melindungi Pekerja Migran

    Trending Tags

    • Nintendo Switch
    • CES 2017
    • Playstation 4 Pro
    • Mark Zuckerberg
  • Hukrim
  • Nasional
  • Dunia
  • Humaniora
  • Sapa Firman Pagi
  • Olahraga
  • Travel
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
    • All
    • Business
    • Politics
    • Science
    • World
    Jelang HUT Kemerdekaan RI Ke-80, KAHMI NTT Ingatkan Elit Bangsa untuk Jujur Kelola Bangsa

    Jelang HUT Kemerdekaan RI Ke-80, KAHMI NTT Ingatkan Elit Bangsa untuk Jujur Kelola Bangsa

    FKUB Lembata Bentuk Pokja Kerukunan Desa Pada, Kakan Kamenag Lembata: Menjadi Pioner Desa Moderasi

    FKUB Lembata Bentuk Pokja Kerukunan Desa Pada, Kakan Kamenag Lembata: Menjadi Pioner Desa Moderasi

    Survei Partai Terpopuler di Indonesia, PDIP Masih Tertinggi, Disusul Gerindra, Dua Partai Islam Bersaing di 5 Besar

    Survei Partai Terpopuler di Indonesia, PDIP Masih Tertinggi, Disusul Gerindra, Dua Partai Islam Bersaing di 5 Besar

    Korpri Usul Kenaikan Usia ASN Pensiun Umur 70 Tahun, Komisi II DPR: Ganggu Sistem Meritokrasi

    Korpri Usul Kenaikan Usia ASN Pensiun Umur 70 Tahun, Komisi II DPR: Ganggu Sistem Meritokrasi

    Presiden Didesak Batalkan Penundaan Pengangkatan PPPK 2024, Wapres Gibran: Sudah Solusinya

    Presiden Didesak Batalkan Penundaan Pengangkatan PPPK 2024, Wapres Gibran: Sudah Solusinya

    Akhirnya, Presiden Prabowo Turun Tangan Urus Masalah Waktu Pengangkatan CPNS dan PPPK

    Akhirnya, Presiden Prabowo Turun Tangan Urus Masalah Waktu Pengangkatan CPNS dan PPPK

    Trending Tags

    • Trump Inauguration
    • United Stated
    • White House
    • Market Stories
    • Election Results
  • Ekbis
    • All
    • Gadget
    • Mobile
    Sinergi Layanan Bersama KPPN Kupang dan Kanwil DJPb Provinsi NTT : Wujudkan Perbendaharaan yang Lebih Dekat dan Berkualitas

    Sinergi Layanan Bersama KPPN Kupang dan Kanwil DJPb Provinsi NTT : Wujudkan Perbendaharaan yang Lebih Dekat dan Berkualitas

    Platform Digipay Satu Tumbuh Pesat di Kupang, Pelaku Usaha Lokal Bukukan 1.462 Transaksi

    Platform Digipay Satu Tumbuh Pesat di Kupang, Pelaku Usaha Lokal Bukukan 1.462 Transaksi

    KOPPMI  Lembata Gelar Rapat Anggota Tahunan

    KOPPMI  Lembata Gelar Rapat Anggota Tahunan

    Customer Service Officer (CSO)

    Customer Service Officer (CSO)

    Utang Negara RI Tembus Rp 9.105 Triliun, Setiap Warga Tanggung Utang Rp 32 Juta

    Utang Negara RI Tembus Rp 9.105 Triliun, Setiap Warga Tanggung Utang Rp 32 Juta

    Desa Peduli Buruh Migran, Desa Hadir Memberi Melayani dan Melindungi Pekerja Migran

    Desa Peduli Buruh Migran, Desa Hadir Memberi Melayani dan Melindungi Pekerja Migran

    Trending Tags

    • Nintendo Switch
    • CES 2017
    • Playstation 4 Pro
    • Mark Zuckerberg
  • Hukrim
  • Nasional
  • Dunia
  • Humaniora
  • Sapa Firman Pagi
  • Olahraga
  • Travel
  • Redaksi
No Result
View All Result
Aksinews
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home Uncategorized

Di Balik Letusan: Doa, Debu, dan Keteguhan Iman

aksinews by aksinews
12 Juli 2025
in Uncategorized
0
Di Balik Letusan: Doa, Debu, dan Keteguhan Iman

Letusan Ile Lewotobi Laki-laki

0
SHARES
129
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Oleh: Anselmus Dore Woho Atasoge

Pengajar Ilmu Sosiologi Agama di Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende

Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

ADVERTISEMENT

Ketika Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Ile Lewotolok memuntahkan isi perutnya, gemuruh alam tak hanya meluluhlantakkan rumah dan ladang serta aset-aset kehidupan lainnya, tetapi juga menggugah kesadaran masyarakat Flores Timur dan Lembata akan makna kehidupan, penderitaan, dan harapan. Di balik gumpalan awan panas dan serpihan lapili, hadir dinamika yang lebih dalam: pergulatan spiritual dan sosial yang dijalin melalui benang-benang iman, tradisi, dan solidaritas.

Bagi masyarakat yang menggantungkan hidup di lereng gunung, setiap letusan bukan semata bunyi dentuman kehancuran, melainkan gema panggilan ilahi yang menggetarkan kesadaran kolektif. Ia bukan sekadar malapetaka, tetapi menjadi altar spiritual tempat manusia menakar iman, merajut makna, dan menyusun ulang harapan. Di tengah gemuruh lava dan langit yang memerah, komunitas diuji bukan hanya secara fisik, tetapi dalam keteguhan batin menghadapi duka yang tak terelakkan. Dari sudut pandang sosiologi agama, bencana semacam ini bukan hanya tragedi geologis. Ia adalah juga drama iman, tempat keyakinan tampil bukan sebagai dogma kaku, melainkan sebagai pelindung psikososial, jembatan antara trauma dan ketenangan, antara reruntuhan dan kebangkitan. Di sanalah, spiritualitas menjelma menjadi lentera yang membimbing langkah-langkah rapuh menuju pemulihan.

Dalam pusaran krisis yang mengguncang jiwa dan raga, agama tampil sebagai penopang ganda. Di satu sisi, ia merangkul individu dalam kepasrahan yang menyejukkan hati, memberi ruang untuk menerima penderitaan sebagai bagian dari rencana ilahi yang tak selalu dapat dijangkau akal. Di sisi lain, ia menggerakkan kekuatan sosial yang melampaui sekat-sekat perbedaan, memanggil insan beriman untuk saling menopang lewat doa bersama, gotong royong, dan pelukan spiritual yang menghidupkan harapan. Seperti yang ditegaskan oleh Prof. Sulfikar Amir dari NTU Singapore, agama bukan sekadar ritual, tapi mekanisme bertahan yang menjembatani trauma dengan ketenangan, menjadikan iman sebagai fondasi ketangguhan komunitas.

Di tengah selubung abu vulkanik yang menenggelamkan langit dan membungkam harapan, masyarakat yang terpapar letusan tidak hanya berlari menyelamatkan diri. Mereka menyatukan langkah dalam ikatan spiritual yang tak tergoyahkan. Masjid dan gereja darurat berubah menjadi ruang suci, tempat kesedihan berpadu dengan kekuatan batin. Di sana, zikir mengalun lirih bersandingan dengan pujian yang menggema, melahirkan simfoni iman yang menembus pekatnya duka. Mereka tidak sekadar berlindung dari amukan alam, tetapi menyalakan cahaya dalam gelapnya ketidakpastian. Iman menjadi denyut kolektif, menyatukan jiwa-jiwa yang rapuh dalam pelukan solidaritas yang melampaui batas-batas keyakinan. Dalam doa yang mengalir dari bibir-bibir yang berdebu, harapan pun kembali ditanam di tanah yang retak.

Namun, dalam denyut ketakutan yang menyelimuti lereng-lereng gunung, tidak semua langkah menuju keselamatan diterima tanpa resistensi. Sosiologi agama membuka realitas paradoks: bahwa iman yang menjadi sumber ketenangan, kadang juga menjadi dinding penghalang mitigasi. Seperti diungkap oleh Achmad Zainal Arifin dari UIN Sunan Kalijaga, tafsir spiritual masyarakat sering bertabrakan dengan pendekatan ilmiah yang berbasis data dan analisis risiko. Ketika gunung dianggap sebagai “rumah roh” atau situs sakral yang tak boleh ditinggalkan, maka himbauan evakuasi menjadi seolah membongkar ruang suci. Keyakinan akan kepasrahan (“yang penting pasrah”) justru melahirkan sikap pasif yang meredam urgensi kesiapsiagaan. Di titik ini, spiritualitas yang mestinya membebaskan, kadang justru melanggengkan kerentanan. Maka, dialog antara iman dan ilmu tak bisa lagi ditunda. Ia harus dibangun dari akar budaya, agar keselamatan dan keyakinan bisa bersanding tanpa saling menafikan. Fenomena ini serupa dengan kasus Mbah Maridjan di Merapi—tokoh spiritual yang memilih tetap di rumah meski berada dalam zona merah. Ia percaya bahwa kehendak Tuhan lebih penting daripada instruksi teknis. Tragedi itu menunjukkan bahwa pendekatan mitigasi harus berani merangkul dimensi spiritual, bukan sekadar menyuguhkan data ilmiah dan skenario teknokratik.

Mengacu pada pemikiran Aguste Comte, masyarakat yang berada dalam fase teologis cenderung menafsirkan fenomena alam termasuk bencana seperti letusan gunung api sebagai perwujudan langsung dari kehendak supranatural. Dalam konteks Flores Timur dan Lembata, warisan pemikiran ini tampak hidup dan berdenyut dalam kesadaran kolektif. Ketika Gunung Lewotobi atau Ile Lewotolok bergemuruh, banyak warga tidak sekadar melihatnya sebagai proses geologis, melainkan sebagai teguran atas kelalaian moral, ujian atas keteguhan iman, atau bahkan sebagai panggilan ilahi untuk bertobat dan kembali ke jalan spiritual. Tafsir semacam ini tidak lahir dari kekosongan, melainkan berakar pada relasi mendalam antara manusia, tanah leluhur, dan kekuatan gaib yang diyakini mengatur keseimbangan kosmis. Dalam pandangan mereka, abu yang menyelimuti desa bukan hanya partikel debu, melainkan simbol dari peringatan Tuhan yang menyentuh batin dan memanggil jiwa untuk kembali berpaut pada nilai-nilai transenden.

Letusan Ile Lewotolok

Dalam renungan mendalam Said Nursi, bencana bukanlah murka semata, melainkan undangan lembut dari Tuhan agar manusia kembali menengadah dan memperhalus jiwanya. Ia melihat penderitaan sebagai jalan terang menuju keagungan Ilahi, bukan untuk menghukum, tetapi untuk memurnikan dan mendidik batin. Dengan menggabungkan mistisisme cinta dari Rumi dan teologi keadilan dari Al-Ghazali, Nursi membingkai bencana sebagai medium transenden yang menyentuh nurani. Dalam gelapnya kabut letusan, manusia justru menemukan cahaya spiritual, sebab derita membuka ruang refleksi yang tak tercipta dalam kelapangan. Bagi Nursi, semakin dalam luka, semakin dekat pintu Tuhan terbuka. Maka, kesakitan bukan akhir, melainkan awal perjalanan jiwa menuju penghayatan hakiki atas cinta dan keadilan Ilahi.

Letusan gunung di Flores Timur dan Lembata telah mengguratkan pelajaran mendalam yang tak boleh hanya diresapi sebagai narasi penderitaan semata, tetapi sebagai peta spiritual menuju masa depan yang lebih tangguh dan bermartabat. Agama, yang selama ini hadir sebagai pelipur duka dan penghibur luka, ditantang untuk melampaui perannya yang pasif dan tampil sebagai kekuatan edukatif dan transformatif. Seperti diungkap melalui gagasan teologi fungsional ala Abdul Mustaqim, umat beragama tidak cukup hanya berdoa setelah bencana terjadi. Lebih dari itu, mereka harus menjadi pelaku perubahan yang sadar akan ekologi, cerdas dalam kesiapsiagaan, dan aktif dalam membangun budaya tanggap terhadap potensi bahaya.

Ini bukan sekadar ajakan untuk merangkul alam, tetapi dorongan spiritual untuk memperbarui cara pandang terhadap ciptaan Tuhan. Menanam pohon, menghargai siklus bumi, menyusun sistem peringatan dini, semuanya itu adalah bentuk ibadah jika dipahami dalam kerangka keberlangsungan kehidupan. Dengan demikian, Flores Timur dan Lembata tidak hanya akan dikenal sebagai tanah yang kuat menghadapi letusan, tetapi sebagai wilayah di mana iman dan ilmu berjalan berdampingan menuju kebangkitan yang penuh makna.

ADVERTISEMENT

Dalam lanskap pascabencana yang sarat luka dan harapan, ritual keagamaan tidak cukup hanya menjadi gema permohonan keselamatan yang menggema di langit kelabu. Ia perlu berinkarnasi menjadi gerakan ekologis yang nyata—menjadi langkah-langkah kecil namun bermakna yang menghidupkan kembali bumi yang terluka. Ketika doa mengalir dari hati yang khusyuk, ia seharusnya menjelma menjadi aksi kolektif: penanaman pohon di lereng rawan longsor sebagai bentuk rasa syukur atas kehidupan, pembangunan rumah ibadah tahan gempa sebagai wujud tanggung jawab spiritual terhadap keselamatan umat, serta pendidikan generasi muda bahwa iman dan ilmu tidak bertentangan, melainkan berpadu dalam misi menyelamatkan ciptaan. Di sinilah teologi menjelma menjadi ekologi, dan spiritualitas beralih dari langit ke tanah: menyentuh realitas dan memulihkan keberlangsungan.

Letusan gunung adalah pesan purba yang ditulis dalam bahasa bumi dalam gemuruh, dalam retak tanah, dalam semburan abu yang membungkam nyanyian pagi. Tapi masyarakat Flores Timur dan Lembata tidak menjawab dengan keluhan, melainkan dengan bahasa langit: doa yang lirih, solidaritas yang menyala, dan harapan yang mereka tanam di antara puing-puing yang belum dingin. Di balik reruntuhan itu, spiritualitas menemukan bentuk paling tulusnya: hening namun bertenaga, sunyi namun menyinari. Sosiologi agama mengajarkan bahwa keyakinan bukan sekadar pelarian, tetapi denyut kehidupan yang memampukan manusia berdiri kembali. Dan, di sanalah harapan tumbuh, bukan dari janji kekuasaan, tetapi dari kekuatan batin yang dibangun satu doa dalam satu langkah. Flores Timur dan Lembata tidak sekadar selamat: ia sedang bangkit, dengan mata yang memandang ke langit dan kaki yang menapak tanah dengan penuh keberanian.(*)

Previous Post

MPLS dan Pencegahan Bunuh Diri Remaja

Next Post

Media Sosial dan The Good Samaritan: Belas Kasih di Tengah Lintasan Digital

aksinews

aksinews

Next Post
Media Sosial dan The Good Samaritan: Belas Kasih di Tengah Lintasan Digital

Media Sosial dan The Good Samaritan: Belas Kasih di Tengah Lintasan Digital

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Stay Connected test

  • 139 Followers
  • 206k Subscribers
  • 23.9k Followers
  • 99 Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pemerintah Segera Buka Tes CPNS 2023 dan PPPK Besar-Besaran, Ini Tahapan Proses Seleksi

Pemerintah Segera Buka Tes CPNS 2023 dan PPPK Besar-Besaran, Ini Tahapan Proses Seleksi

13 Maret 2023
Di Balik Kisah Anak Kandung Gugat Ibunya di PN Atambua; Mama Kristina Lazakar : Saya Kecewa dan Sakit

Di Balik Kisah Anak Kandung Gugat Ibunya di PN Atambua; Mama Kristina Lazakar : Saya Kecewa dan Sakit

5 Mei 2021
Pembunuhan Sadis Di Komak, Penggal Kepala Korban Disaksikan Istri dan Anaknya

Pembunuhan Sadis Di Komak, Penggal Kepala Korban Disaksikan Istri dan Anaknya

28 Oktober 2021
Bocah 7 Tahun Nyaris Jadi Korban ‘Penculikan’ di Boru, Kapolsek: Setiap Jam Pulang Sekolah Kita Akan Patroli

Bocah 7 Tahun Nyaris Jadi Korban ‘Penculikan’ di Boru, Kapolsek: Setiap Jam Pulang Sekolah Kita Akan Patroli

1 Februari 2023
Di Balik Kisah Anak Kandung Gugat Ibunya di PN Atambua; Mama Kristina Lazakar : Saya Kecewa dan Sakit

Di Balik Kisah Anak Kandung Gugat Ibunya di PN Atambua; Mama Kristina Lazakar : Saya Kecewa dan Sakit

18
Sejumput Cinta dari Kota Pancasila untuk Lomblen Mania

Sejumput Cinta dari Kota Pancasila untuk Lomblen Mania

13
Bank Indonesia Luncurkan Beasiswa untuk Mahasiswa, Dibuka Pendaftaran Hingga 10 Maret 2023

Bank Indonesia Luncurkan Beasiswa untuk Mahasiswa, Dibuka Pendaftaran Hingga 10 Maret 2023

13
Surat Cinta Pater Kopong untuk Ustad Abdul Somad Soal Valentine Day

Surat Cinta Pater Kopong untuk Ustad Abdul Somad Soal Valentine Day

10
Ayah Prada Lucky, Chrestian Namo Sesalkan Lambannya Proses Hukum Kasus Kematian Anaknya

Ayah Prada Lucky, Chrestian Namo Sesalkan Lambannya Proses Hukum Kasus Kematian Anaknya

8 Oktober 2025
Rahmadan dan Prapaskah: Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Festival Lamaholot, Identitas dan Kohesi Sosial

8 Oktober 2025
Ombudsman NTT Minta Kapolres Lembata Tindak Tegas Oknum Polisi yang Diduga Peras Pelaku UMKM di Lembata

Ombudsman NTT Minta Kapolres Lembata Tindak Tegas Oknum Polisi yang Diduga Peras Pelaku UMKM di Lembata

4 Oktober 2025
Berkas 22 Tersangka Pembunuhan Prada Lucky Belum Dilimpahkan ke Pengadilan Militer, Akhmad Bumi Ingatkan Waktu Penahanan Segera Habis

Berkas 22 Tersangka Pembunuhan Prada Lucky Belum Dilimpahkan ke Pengadilan Militer, Akhmad Bumi Ingatkan Waktu Penahanan Segera Habis

4 Oktober 2025

Recent News

Ayah Prada Lucky, Chrestian Namo Sesalkan Lambannya Proses Hukum Kasus Kematian Anaknya

Ayah Prada Lucky, Chrestian Namo Sesalkan Lambannya Proses Hukum Kasus Kematian Anaknya

8 Oktober 2025
Rahmadan dan Prapaskah: Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Festival Lamaholot, Identitas dan Kohesi Sosial

8 Oktober 2025
Ombudsman NTT Minta Kapolres Lembata Tindak Tegas Oknum Polisi yang Diduga Peras Pelaku UMKM di Lembata

Ombudsman NTT Minta Kapolres Lembata Tindak Tegas Oknum Polisi yang Diduga Peras Pelaku UMKM di Lembata

4 Oktober 2025
Berkas 22 Tersangka Pembunuhan Prada Lucky Belum Dilimpahkan ke Pengadilan Militer, Akhmad Bumi Ingatkan Waktu Penahanan Segera Habis

Berkas 22 Tersangka Pembunuhan Prada Lucky Belum Dilimpahkan ke Pengadilan Militer, Akhmad Bumi Ingatkan Waktu Penahanan Segera Habis

4 Oktober 2025
ADVERTISEMENT

Follow Us

Browse by Category

  • Business
  • Dunia
  • Ekbis
  • Entertainment
  • Fashion
  • Gadget
  • Headline
  • Health
  • Hukrim
  • Humaniora
  • Lifestyle
  • Mobile
  • Movie
  • Music
  • Nasional
  • OPINI
  • Politics
  • Polkam
  • REDAKSI
  • Sapa Firman Pagi
  • Science
  • SPORT
  • Sports
  • Travel
  • Uncategorized
  • World

Recent News

Ayah Prada Lucky, Chrestian Namo Sesalkan Lambannya Proses Hukum Kasus Kematian Anaknya

Ayah Prada Lucky, Chrestian Namo Sesalkan Lambannya Proses Hukum Kasus Kematian Anaknya

8 Oktober 2025
Rahmadan dan Prapaskah: Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Festival Lamaholot, Identitas dan Kohesi Sosial

8 Oktober 2025
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • Nasional
  • Dunia
  • Humaniora
  • Sapa Firman Pagi
  • Olahraga
  • Travel
  • Redaksi

Copyright @ 2020 aksinews.id All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Ekbis
  • Hukrim
  • Nasional
  • Dunia
  • Humaniora
  • Sapa Firman Pagi
  • Olahraga
  • Travel
  • Redaksi

Copyright @ 2020 aksinews.id All right reserved